Cerita ini sekuel dari My Secret
Untuk yang belum baca, disarankan banget untuk baca ^^
------------------------------------------------------------------------------------
Kisah pernikahan antara 2 orang manusia yang saling mencintai sejak berumur...
Kami sedang berada di salah satu mall di America. Dave menggendong Lian dengan mendudukan Lian di pundaknya. Kami bejalan sambil bercanda dan bermain bersama Lian yang terlihat sangat senang duduk di pundak Dave.
"Hahaha" tawa Lian.
"Let's go to mall, sweetheart! Oh, sweetheart. Look! Di sana ada apa?" Tanya Dave.
"Ah... akh...akh!" jerit Lian sambil menggeleng, lalu menutup mata Dave.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Why, sweetheart?" Tanya Dave bingung.
"Mommy, Daddy see othel gil! Dad just can see me and mom!" kata Lian yang masih cadel. Mendengar itu aku dan Dave tertawa.
"Sweetheart, daddy melihat pohon natalnya. See? Di sana ada pohon natal yang besar. Gorgeous,right?" jelasku.
"Ehm," gumam Lian sambil mengerucutkan bibirnya.
Kami melanjutkan perjalanan kami menuju ke dalam mall. Mall ini sangat besar dan menurutku isinya pasti lengkap. Saat sedang berjalan-jalan mataku menangkap objek yang sangat indah.
"Dave!" panggilku sambil memukul ringan lengan Dave tanpa melepaskan mataku dari objek indah itu.
"Yes, hon?" jawabnya
"Look!" ucapku sambil menunjuk ke objek indah itu
"What?" tanyanya bingung.
Aku memutar mataku, "Oh my, Dave. Look at that pajamas! That's so cute!" ucapku dengan mata berbinar.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bolehkah aku membelinya untuk kita bertiga?" mohonku dengan puppy eyesku.
"Bertiga!? Untuk kalian berdua saja." Ucap Dave.
"Please!" ucapku dengan manja
Dave menghelah nafasnya, "Okay, okay, tapi aku hanya akan memakainya sekali!"
"Ay ay, capten!" Aku langsung menuju butik yang menjual piyama lucu itu dan segera membelinya sebelum ada yang membelinya duluan.
"Piyamanya sangat lucu kan, Dave?" tanyaku.
"Yeah yeah, hon." Ucap Dave malas
Kami melanjutkan jalan-jalan kami mengitari mall ini.
"Dad... ait clim." Ucap Lian sambil menunjuk-nunjuk stand ice cream dengan tangannya.
"Okay, sweetheart. " Ucap lalu kami menghampiri stand ice cream itu.
"Kamu mau rasa apa, sweetheart?" tanyaku.
"T...his... tis...." Ucap Lian sambil menunjuk rasa vanilla.
"Three vanilla ice cream, please!" Ucapku pada penjaga stand ice cream itu
Setelah membeli ice cream, kami kembali berjalan-jalan sambil memakan ice cream kami. Karena merasa sudah cukup berjalan-jalan di dalam mall, kami lalu berjalan keluar dari mall menuju sebuah taman kecil di dekat sana.
Kami duduk di kursi taman yang disediakan untuk umum. Aku lalu mengeluarkan smartphoneku.
"Dave, let's take a selfie!" ajakku girang
"No, honey. Kamu saja." Jawabnya
"Come on, kita belum pernah selfie bersama kan? Apalagi sekarang ada Lian. Ayolah! Please!" Ucapku membujuknya.
Dave menghelah nafasnya berat, "Baiklah, tapi jangan di share!" Ucap Dave tegas.
"Okay, captain. Love you." Ucapku sambil mengedipkan mata genit dan Dave hanya tersenyum.
"Dave, kamu yang pegang kameranya, ya! Aku akan memegangi ice cream-nya Lian." Ucapku dan diangguki Dave.
Cekrek!
"How?" Tanya Dave sambil memperlihatkan hasil jepretannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Hahaha, baru kali ini aku melihatmu konyol seperti itu, Dave. You look so ridiculous!" ucapku tertawa bersama Lian.
"Oh, kalian ini kompak sekali ya menertawakanku. Ok, aku ngambek!" ucap Dave pura-pura ngambek dan mengalihkan wajahnya.
Aku hanya tertawa saja melihatnya, "Okay, daddy. Please forgive us!" ucapku manja bersama Lian yang menepuk-nepuk lengan Dave.