Author POV
Dave duduk menyender di pintu kamarnya dan Keyra. Dari luar pun ia bisa mendengar isakan tangis Keyra karena ia sengaja tidak menutup rapat pintunya. Mendengar isakannya saja membuat Dave merasakan hatinya teriris.
Dave terus duduk di depan pintu sampai ia terlelap. Bahkan ia lupa jika mereka belum makan siang dan malam.
Di dalam kamar, Keyra yang sudah tenang duduk termenung dengan wajah basahnya. Ia mengambil handphonenya dan mengetikkan sesuatu di sana. Lalu ia berjalan pelan ke arah lemari dan mengambil kopernya. Ia memasukkan semua bajunya, mengganti pakaiannya daan keluar dari kamar.
Saat membuka pintu kamar ia menyadari Dave yang tertidur di depan pintu kamar. Keyra berjongkok dan berniat mengelus pipi Dave, bahkan berniat mengecupnya sebelum ia pergi. Tapi saat tangannya tinggal beberapa centi lagi dari pipi Dave, ia mengurungkan niatnya. Karena jika ia menyentuh pipi Dave, maka Dave akan terbangun.
Air mata Keyra sudah tak terbendung lagi, ia sedih melihat suaminya yang tidur di depan pintu kamar hanya untuk menunggunya. Ia segera menghapus air matanya dan melanjutkan tujuan awalnya. Ia mengangkat kopernya perlahan dan memasuki lift yang ada di dalam penthouse.
Ia menekan tombol yang bergambar tanda panah ke atas.
Ting!
Lift sudah sampai di rooftop. Di sana sudah ada helicopter yang menunggunya. Tadi ia sudah mengirimkan pesan kepada Axel untuk menyiapkan helicopter untuk pulang ke Indonesia.
~~
Sinar matahari yang masuk melalui jendela membuat kaum adam itu terbangun dari tidurnya. Ia melihat pintu kamar yang sudah terbuka. Ia segera mencari istri tercintanya itu.
"Hon... Hon... HON! HON!" ia terus mencari, bahkan suaranya sudah mulai meninggi tapi istrinya itu tak kunjung juga menampakkan dirinya.
Ia tidak menemukan istrinya di mana pun. Ia pun segera mengambil hpnya untuk menelpon sekertaris kepercayaannya.
Tut...tut...tut
"Ha..."
"AXEL! CEPAT SURUH ORANG UNTUK MENCARI KEYRA! DIA MENGHILANG!" ucap Dave penuh nada kekhawatiran dan terkesan otoriter.
"Tuan, nyonya Keyra tidak menghilang" ucap Axel.
"Apa maksudmu?" Tanya Dave.
"Semalam ia menyuruhku menyiapkan helicopter untuk pulang ke Indonesia." Jelas Axel.
"Kenapa kau tidak memberitahuku?" ucap Dave dengan nada mulai meninggi.
"Maaf, tuan. Saya pikir anda tahu."
"Ahhh! Sudahlah! Aku akan menyusulnya nanti. Sekarang kamu cari tahu siapa yang sudah membuat study tour datang ke San Franscisco kemarin dan siapa yang membuat mereka bisa menginap di hotel ini! Aku ingin laporannya sudah ada padaku paling lambat malam ini!" ucap Dave.
"Baik, tuan. Akan segera saya cari tahu. Permisi." Ucap Axel lalu memutuskan telpon.
Setelah Axel mematikan telponnya, aku menyadari ada secarik kertas di nakas sebelah kasur. Aku mengambilnya dan membacanya.
Maaf, hon. aku memutuskan untuk pulang terlebih dahulu, aku takut kalau nantinya aku menyelesaikan masalah ini dengan emosi dan akan berakhir menyedihkan. Aku tahu jika sebuah hubungan yang kokoh harus didasari oleh kepercayaan, tapi menurutku tidak hanya kepercayaan yang dibutuhkan. Kita juga harus saling mengerti. Mungkin untuk yang pertama aku bisa memaafkanmu dan melupakannya begitu saja, tapi belum lama masalah itu terjadi... masalah itu sudah terulang kembali.
Aku percaya padamu, hon. tapi aku butuh waktu untuk menyembuhkan luka ini. Maafkan aku yang pulang diam-diam. I Love U
Your wifey,
Keyra AnthonyTBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Marriage
RomansCerita ini sekuel dari My Secret Untuk yang belum baca, disarankan banget untuk baca ^^ ------------------------------------------------------------------------------------ Kisah pernikahan antara 2 orang manusia yang saling mencintai sejak berumur...