Gue menatap Nayla datar. Dia masih berdiri di depan ruangan gue dengan wajah pias. Gue udah tahu nih anak pasti cuma alasan ke kamar mandi. Dia sama sekali enggak punya bakat akting dan berbohong yang bagus.
Mungkin sebenarnya gue memang salah, enggak seharusnya gue membahas kejadian itu. Itu masalah keluarganya. Tapi mulut gue udah gatal buat bertanya. Gue yakin dia belum minta izin, dan gue yakin permasalahannya enggak semudah itu. Gue gemes setengah mati kenapa anak ini enggak mau cerita ke gue.
Ah, lupakan saja itu. Gue juga seharusnya dari awal enggak perlu peduli sama permasalahanya dia. Percuma aja, gue niatnya bantu tapi dia malah memaksa untuk menyiksa dirinya sendiri.
***
Hari berganti hari, sampai akhirnya tibalah hari H. Mr. San dan mama akan datang menonton. Enggak lupa juga si cewek aneh alias Nayla yang maksa ikut datang meskipun gue udah bilang dia bisa istirahat aja di rumah karena beberapa hari mendekati hari H gue latihan sampai malam dan saat itu dia juga selalu memaksa untuk menemani gue latihan.
Dan hari ini untuk pertama kalinya, mama melihat Nayla.
"Oh, ini pacarnya Nolan ya?" tanya mama polos.
Gue mendelik. Gue sudah menduga pasti itu kata-kata yang akan terlontar pertama kali ketika melihat Nayla.
"Eh, bukan, Tante. Saya cuma temannya. Nama saya Nayla," kata Nayla sopan.
"Wah, manis sekali. Tolong yang betah ya bersama Nolan," kata mama senang.
Gue menatap mama datar. Apa-apaan itu? Memangnya gue suka bikin gaduh?
Nayla tertawa kecil. "Iya, Tante. Anaknya tante baik kok."
Gue tersenyum miring. Baik dalam hal memberikan perintah-perintah yang selalu menyulitkannya. Gue meliriknya. Nayla terlihat....ehm, manis hari ini. Dia memakai dress putih panjang dengan lengan pendek. Dia juga memakai kalung putih dan jepit berbentuk putih yang menghiasi rambutnya yang digerai. Terlihat sederhana, tapi...manis. Ehm.
"Dia cantik, Nolan. Kenapa cuma jadi teman?" goda Mama.
Nayla tersipu malu. Gue tersenyum kecut.
"Jangan dipuji, Ma. Nanti ada yang kepalanya besar."
Nayla melirik gue kesal. Gue terkekeh. "Lagian, sama Chika juga masih cantikan Chika, Ma."
Mama tertawa. "Hush! Kamu ini ada-ada aja! Yasudah, mama mau kamar mandi dulu. Kalian bicara-bicara dulu saja."
Gue dan Nayla mengangguk. Setelah mama benar-benar pergi, gue berniat mencari makanan di bazar yang ada di depan gedung. Tapi Nayla menahan langkah gue.
"Chika siapa? Cewekmu?" tanya Nayla bingung.
Gue memutar bola mata. "Lo kenal sama gue dari jaman kapan sih? Emang selama ini gue pernah kelihatan bawa cewek?"
Nayla garuk-garuk kepala. "Trus siapa?"
Gue tersenyum jahil. "Itu kucing di depan rumah."
Nayla mendelik. Dia langsung menginjak kaki gue. Gue mengaduh.
"Enak aja gue disamain sama kucing!" serunya kesal.
"Yee, yang nyamain siapa. Gue bilangnya dia lebih cantik kok, geer banget lo."
Nayla semakin mendelik. "Apa lo bilang?!"
"Eh, ampun!" seru gue ketika melihat Nayla sudah bersiap memukul gue. Kayaknya dia lagi enggak beres nih.
"Lo lagi datang bulan ya?" tanya gue polos.
JDAR! Dia memukul lengan gue keras.
"Pikir aja sendiri!"
Nayla berjalan pergi. Gue melongo. Ya ampun seumur-umur gue enggak pernah menghadapi cewek seaneh ini. Orang-orang di sekeliling menatap kami heran sambil berbisik-bisik. Masa bodoh! Gue menyusul Nayla.
"Eh apaan sih lo ini kayak anak kecil. Di lihatin orang-orang tuh."
Nayla hanya diam. Wajahnya ditekuk. Gue menghela nafas.
"Yaudah deh, gue traktir lo."
Wajah Nayla langsung berubah 100 %. Dia menatap gue dengan mata berbinar-binar.
"SERIUSAN?!"
Gue hanya bergumam.
"YESH! Gitu dong dari tadi!"
Nayla langsung berlari menuju stan-stan makanan. Gue menghela nafas panjang. Gue tersenyum geli. Enggak apalah sekali-kali gue mentraktirnya. Dia selalu mengikuti perintah gue, menemani gue latihan, dan dia sama sekali enggak pernah masalah dengan itu. Jadi apa salahnya kalau gue sedikit lebih baik hati padanya.
____
Jangan lupa vote dan komennya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Payment
Teen FictionKalau jadi upik abu besoknya jadi cinderella, aku sih enggak masalah. Tapi kalau jadi upik abu cucu pemilik sekolah yang dinginnya melebihi kutub utara...MANA TAHAN! Aku tanpa sengaja merusakkan ponsel milik cucu pemilik sekolah dan aku harus mem...