BAB 19 : Really Don't Like Her?

3K 374 24
                                    

·:*¨ ✘♚✘ ¨*:·

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.·:*¨ ✘♚✘ ¨*:·.

NAPASNYA terengah-engah seiras dengan irama detak jantung yang berdentum gila-gilaan seolah mampu untuk melompat dari posisi. Kepala pemuda kelinci itu menengadah ke atas sesaat guna merenggangkan otot tengkuk sebelum meludah darah ke tanah. Pukul tujuh malam, kurang sedikit dan rembulan bersinar cukup terang malam ini untuk membantu Alvin membabat habis lima belas orang musuh yang menghadang di jalan. Tahu-tahu datang bagaikan jelangkung.

Semua lawannya tumbang memang akan tetapi yang Alvin cemaskan adalah kemarahan Susandra. Bisa habis diceramahi dia kalau sampai ketahuan bertengkar lagi.

Perkelahian bersama Jessica saja sudah mujur tidak diungkit-ungkit lagi mengingat posisi penting gadis itu di keluarganya dan Alvin terbebas dari hukuman. Tetapi malah harus berurusan dengan Gala yang marah karena Alvin tak membalas perasaan adiknya. Si pemuda jangkung menginjak kuat pundak Gala yang berada di bawah telapak kaki kemudian menyeringai sementara sang lawan mengerang minta ampun.

“Bilang sama adek lo, kalau ditolak ya terima aja. Gue nggak suka cewek menye-menye, ngabis-ngabisin waktu asal lo tau,” tandasnya sinis dan menendang keras Gala detik selanjutnya. “Adek lo bukan tipe cewek gue, mohon maafㅡshit! Kalau sampe gue dimarahin nyokap gara-gara ini, abis lo gue remukin, dasar sial! Kemampuan cemen gitu sok-sokan mau ngasih pelajaran. Jadi guru aja lo, bangsat!”

Alvin mengusap wajahnya kasar, ujung bibirnya sedikit kebas tetapi sejauh ini tinjuan Jessica yang paling kuat imbasnya. Ia tersenyum miring, “Sialan! Hidung gue masih ngilu ditonjok dia,” monolognya terkekeh pelan.

Hmm, kalau ditinjau ulang. Sejak kapan ya Alvin suka berkelahi begini?

Ah, si pemuda ingat.

Ketika berumur sepuluh tahun dan adik perempuannya berulang tahun yang ke delapan. Alvin sering melihat Aleana bersedih hati tidak diajak anak-anak komplek perumahan bermain. Mereka selalu mengejek Aleana lemah karena lahir dengan kekurangan, gagal ginjal. Kondisi fisiknya yang lemah tentu mempengaruhi bagaimana keseharian sang adik. Oleh karena itu kemarahannya memuncak melihat Aleana didorong sampai jatuh bahkan lututnya si bungsu lecet dibuatnya, dan yang terjadi berikutnya Alvin memukuli seorang anak laki-laki sehingga harus di opname.

Susandra marah, bukan main merah wajahnya hari itu akan tetapi Alvin sadar benar, saat melayangkan tinjuan, sensasi ketakutan lawan yang berada di bawahnya membuat si empu tahu bahwa dirinya, “Menang.”

Semenjak hari itu Alvin mendaftarkan diri sebagai anak didik taekwondo di sebuah sanggar agar sanggup mengusir siapapun yang macam-macam dengan adik tercintanya. Sejak dini mengayunkan kepalan tangan, menendang sekeras mungkin dan saat sedikit lebih dewasa beralih ke karate lalu pindah lagi ke judo dan terakhir Krav Maga. Alvin mendidik dirinya sekeras itu lantaran semakin menjalani hidup semakin tahu bahwa semesta takkan pernah sudi bersikap lunak.

The Princess TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang