BAB 33 : Fever

5.3K 517 31
                                    

─── ・ 。゚☆:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

─── ・ 。゚☆: .☽ . :☆゚. ───

HUJAN masih mengguyur bumi. Berduet bersama kencangnya angin, alam semesta diguncang hebat seolah tengah menghadapi kemarahan seseorang. Beberapa menit lalu terdengar berita bahwa sebuah tonggak listrik tumbang, mengalami konsleting listrik dan terjadi kebakaran yang tidak jauh dari posisi Bina Bangsa berdiri kokoh di tanah. Hembusan angin yang kuat membuat penyebaran api lebih gesit namun berterima kasihlah sebab hujan lebat ini cukup membantu pemadam kebakaran mengamankan area dalam kurun waktu satu jam.

Berita tersebut menjadi perbincangan hangat warganet tetapi tidak cukup ampuh menimbun berita pingsannya seorang Jessica usai menyiksa diri dengan hujan-hujanan di lapangan utama. Masih dipertanyakan, apa yang terjadi pada gadis galak itu sampai menyiksa diri saat langit tengah melankolis?

Alvin juga sama penasarannya. Kendati demikian pun si pemuda langsung berlari kesetanan menuju ruang kesehatan dan berteriak-teriak meminta anggota UKS merawat Jessica secepat mungkin sebab suhu tubuh si gadis teramat panas untuk ukuran orang yang habis disiram hujan.

“Kak, bisa keluar dulu? Kami mau ganti bajunya Kak Jessica, kalau basah-basah begitu tidurnya takut makin tinggi panasnya.”

Begitulah yang terjadi sehingga Alvin menunggu di luar ruang kesehatan dengan dirinya yang telah mengenakan seragam olahraga. Rambutnya masih setengah basahㅡia akan pinjam pengering rambut milik anak-anak klub renang nanti. Mungkin aneh. Mungkin juga terdengar sinting akan tetapi Alvin tetap ingin di sana sampai Jessica setidaknya lebih baik lagi. Apalagi setelah tahu bahwa ketiga sahabat gadis barbar itu tengah tidak berada di sekolah. Chelsie ikut olimpiade. Jenna dan Rosa pergi tour Galaxy Art, yang sudah pasti membahas seputar seni di sebuah seminar selesai menjelajahi galeri seni lukis seorang seniman bersama sekolah-sekolah lainㅡsemacam acara pengakraban antar sekolah yang menjalin relasi dengan Bina Bangsa.

Bertepatan dengan selesainya si empu menghitung pada angka 103ㅡbiasa dilakukan untuk mengurangi kecemasan dan menghitung dalam hati begitu sangat membantuㅡdua orang anggota UKS keluar.

Sheira mengulum senyum tipis saat berkata, “Ada baiknya Kak Alvin cari plester penurun panas. Badannya Kak Jessica lumayan tinggi, kalau dibawa ke rumah sakit dianya nggak mau.”

“Jessica udah sadar?” tanya Alvin seraya melirik kilat ke pintu cokelat itu.

Sang adik kelas mengangguk dua kali. “Udah, abis muntah tadi. Aku nawarin buat ke rumah sakit, Kak Jessica nolak keras. Jadi cara lainnya cari plester penurun panas, Kak.”

Alvin bergerak gusar di posisi, menggigit ibu jarinya agak keras sebelum menyahut, “Gue nggak pernah ngurusin orang sakit. Plester demam kayak gimana emang?”

The Princess TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang