☆゜・。。・゜゜・。。・゜★ERR!
Pemandangan janggal macam apa yang disuguhkan di depan mata sekarang? Rasanya aneh sekaligus ajaib menemukan pemuda kelinci yang selalu diancam mati oleh Jessica tengah menggigil kedinginan sembari menyesap teh herbal hangat yang Chelsie seduh semenit lalu. Oke, ketiga gadis tersebut barangkali menolak percaya bahwa orang yang menyelamatkan Jessica adalah Alvin. Mereka tahu kegilaan Alvin akan tetapi tidak segila itu sampai-sampai mempertaruhkan nyawa di detik-detik terakhir mobil ingin meledak.
Tetapi ini apa?!
Rosa menyugar rambut panjangnya, agak terperangah dan kembali menatap Alvin dengan sorot tidak percaya. “Jadi … lo yang nyelamatin Jessica?”
“Itu pertanyaan lo beberapa menit lalu,” balas Alvin malas, mendongak jengah kemudian memandang gadis chipmunk itu. “Nggak bosen?” tanyanya sarkas.
“Cuma menolak percaya aja,” sahut Rosa, mengedikkan bahu kemudian sebelum berderap mendekati meja makan. “Lo 'kan rada sinting tapi gue nggak percaya lo sesinting itu.”
Alvin mendengus pelan lalu melepaskan jaketnya lantaran hawa di sekitar mulai terasa panas sebab secangkir teh telah ditandaskan kilat. “Seharusnya gue terima penghargaan atas perilaku warga sipil baik yang menyelamatkan nyawa cucu konglomerat nggak, sih?” tukasnya, mulai sombong. Ditatapnya Jessica sebal kemudian, “Bukannya rugi dua kali lipat,” sindirnya.
Sang lawan bicara lantas membalas keki, “Gue bukannya nggak tau terima kasih tapi kalau lo masih bahas-bahas soal kematian Esmeralda. Ada baiknya kita baku hantam aja di atap taman supaya lo bisa gue dorong dari ketinggian 35 meter dan mati di tempat saat itu juga. Mau coba?”
“Dasar psikopat berhati dingin!”
“Berengsek nggak ada otak!”
Jenna bertepuk tangan tiga kali selanjutnya guna meminta perhatian sebelum menyodorkan sepiring sosis pada pemuda itu. Ia tersenyum simpul, “Gimana pun juga, gue bilang makasih karena lo udah seberani itu nyelamatin Jessica. Nyawa lo taruhannya, Vin. Lo bisa aja ikut kebakar di dalam, 'kan?”
Chelsie mengangguk setuju di sebelah Jenna. “Kalau lo mau X-ray atau pemeriksaan lengkap, silahkan. Jessica bisa ngurus ke bagian administrasi, kok.”
Pemuda serupa kelinci tersebut mengibaskan tangannya di udara sambil menggeleng. “Gue baik-baik aja. Cuma lecet dikit, masih hidup dan bernapas dengan baik. Thanks for your worries,” ucap Alvin mantap dan tersenyum lebar. “Nyawa gue sembilan.”
KAMU SEDANG MEMBACA
The Princess Troublemaker
Novela JuvenilBagi Bina Bangsa, Jessica merupakan perwujudan nyata dari sebuah ketidakwarasan abadi sekaligus sinting dengan akal minim. Tidak mengherankan lagi menemukan gadis berponi berbingkai wajah serupa boneka tersebut melakukan hal "lucu" berbalut kengeria...