BAB 51 : Pengorbanan

1.8K 325 18
                                    

─── ・ 。゚☆:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

─── ・ 。゚☆: .☽ . :☆゚. ───

ARUS kehidupan seringkali sulit untuk diterka-terka. Ia selalu punya kejutan-kejutan tidak terduga agar si membosankan lekas pergi dan melebur bersama udara. Dari sekian banyak persoalan dunia yang Alvin tak mengerti, hanya ketika mendengar suara penuh amarah di seberang sana yang datang dari panggilan singkat Jessica. Pemuda tersebut tidak tahu alasan pasti mengapa kemarahan Jessica tersulut sedemikian kuat di samping fakta bahwa gadis tersebut mudah meledak.

Senyuman sang tuan merekah menemukan Jessica dalam balutan blouse putih berpadu manis dengan rok hitam ketat selutut. Perempuan itu mengikat rambutnya sembarangan, melempar heels kasar sebelum tiba-tiba menyerang Alvin tanpa basa-basi.

Alvin terkekeh geli kala menangkit kepalan tangan lawan. "Kenapa, hm? Siapa yang bikin lo marah gini, Jes?"

"Sialan! Tutup mulut lo dan lawan gue dengan benar, berengsek!" serunya lantang bukan main. Seolah ingin seisi semesta tahu bahwa kemarahan seorang Jessica mampu meruntuhkan dunia.

Seringaian laki-laki jangkung itu tampak jelas usai memiringkan kepala setelah menangkap kepalan tangan Jessica. Alvin tersenyum culas, "Boleh gue tebak?"

Pekikan gadis boneka tersebut melengking kuat, ia kesulitan bertanding dengan rokㅡsialanㅡketat ini sehingga tidak ada pilihan lain selain merobeknya, menampilkan paha seputih susu sang puan. Alvin berdecak kesal, memutar mata jengah dan selesai menggenggam dua tangan Jessica yang kemudian ditarik sampai mereka berhadap-hadapan. Sang tuan merunduk kecil, mengendus aroma lembut yang menguar dari leher jenjang Jessica sebelum mempertemukan penglihatan.

"Hajar gue, Alvin! Ini perintah mutlak gue buat lo!" titah Jessica menahan gelegak api dakam dada. Ia mencengkeram kuat sepasang telapak tangan lawan hingga kuku-kukunya menembus kulit punggung tangan. Rahang si gadis pun mengetat keras bukan kepalang seiring dua manik bulat nan manis tersebut berkaca-kaca, tenggelam dalam lautan api. "Hancurin gue sampai babak belur dan lupa ... lupa kalau DUNIA JAHAT BANGET SAMA GUE! ARGH!"

Jessica mendorong kasar tubuh si lelaki, menendang berkali-kali yang berakhir ditangkis. Setiap pukulannya meleset. Alvin terlalu lihai seperti biasanya dalam menghadapi sangat betina yang baru bangun dari tidur lelapnya. Sebuah gedung tua, reyot serta berdebu tebal menjadi latar belakang selagi kicauan burung mengisi langit selayaknya alunan musik dalam film horror. Seulas lengkungan sadis tercetak dingin pada wajah Jessica saat berhasil mengenai rahang Alvin. Alvin bergidik sejenak sebelum mengepalkan tangannya lebih kuat.

"As you wish, Babe!"

Seolah kerasukan setan anak adam dan hawa tersebut bertarung seakan melupakan perbedaan gender keduanya. Saling melempar bogem mentah, sikutan, tendangan bahkan membalikkan tubuh di udata sebelum jatuh keras menghantam tanah. Jessica mengulurkan tangan dan mencekik leher Alvin yang terbatuk dengan darah di ujung bibir.

The Princess TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang