BAB 29 : Bibit Bunga Matahari

2.5K 349 20
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.·:*¨ ✘♚✘ ¨*:·.


BERTEMU dan kenal dengan Alvin barangkali sebuah musibah besar bagi Jessica. Laki-laki itu … luar biasa sinting. Enam belas bulan. Ratusan cara dilancarkan untuk mengusir pemuda gila itu dari hidupnya akan tetapi Alvin selalu bermunculan bagaikan jerawat pada masa period. Karena itu lah usai Jessica melayangkan bogem mentah dua sampai tiga kali lalu diakhiri dengan tendangan kasar sampai pemuda kelinci tersebut terkapar di atas tanah.

Jessica memaki; tidak habis pikir. “Ke rumah sakit lo mendingan, sinting lo bener-bener nggak bisa gue hadepin lagi. F you, bastard!

Sang lawan bicara justru tertawa geli sambil menyorot dalam lurus ke angkasa biru. “Asalkan bisa berantem di kasur sama lo. Gue jabanin semua syaratnya.”

Oh God! Take me!

Berbincang lebih lama lagi bisa jadi membuat kepala gadis boneka itu meledak. Iris bulatnya telah berpendar jengah bukan main, disertai muak berkepanjangan sebelum menghela napas kasar. Jessica cepat-cepat mengambil langkah mundur dan kemudian berbalik kilat guna meninggalkan lapangan utama Bina Bangsa sebelum meledakkan bom misil di sana.

Syukur lah Alvin tidak mengatakan apapun lagi dan tetap terbaring mengenaskan di sana, di tengah panas. Peduli amat! Jessica menyugar rambutnya dengan tempo kilat dan bergerak memasuki mobil lalu meninggalkan sekolah. Bolos bukan lagi masalah besar bagi si gadis. Mengenai ancaman Chelsie tempo hari bila Jessica sampai berani bolos lagi, yang berbunyi, “Gue kunciin lo di perpustakaan seharian dan cuma gue kasih makan sekali. Mampus lo sekalian di sana.” kini terdengar samar-samar di telinganya.

Kekehan si gadis di balik setir lolos, terdengar ringan tatkala membelokkan kemudi ke kanan. “Cari alasan aja nanti.”

Sebenarnya, selama satu tahun belakangan ini Jessica sering ditipu pedagang online penjual bibit bunga matahari. Percobaan pertama yang datang betulan bibit tetapi bukan matahari melainkan bibit ikan. Percobaan kedua dan ketiga ditipu lagi, alih-alih bibit bunga namun yang sampai di tangan adalah sekotak kapas membungkus puluhan batu kerikil. Jessica mengerang dan nyaris ingin meledakkan rumah sang penjual usai mendapatkan informasi alamat lengkap kalau-kalau Jenna tidak buru-buru membekap mulutnya dengan sepiring kue kering kesukaannya.

Jadi, intinya, Jessica punya dendam besar dalam yang namanya 'belanja online'.

Err! Kalau diingat-ingat sukses dibuat jengkel lagi.

Karena itu lah alasan Jessica mampir ke toko bunga Maria hari ini sebab wanita tersebut membantunya memesan bibit bunga matahari terpercaya dan unggul. Tentu, kali ini tidak mungkin ditipu lagi. Amit-amit, deh! Ketika Jessica ingin masuk ke dalam toko seseorang datang dari arah berlawanan.

The Princess TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang