BAB 50 : Kegaduhan Lagi

1.8K 311 17
                                    

─── ・ 。゚☆:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

─── ・ 。゚☆: .☽ . :☆゚. ───

RUANG pertemuan resmi dipenuni lautan manusia. Bercengkrama lebih bebas dan aktif usai acara pembukaan dilaksanakan formal dengan memotong pita tepat di depan gedung. Wartawan pun telah meninggalkan tempat usai mengambil ratusan foto orang-orang penting yang ikut serta dalam peresmian anak perusahaan baru Atriyadinata. Yeah, Atriyadinata khusus untuk menarik perhatian publik tanpa perlu repot-repot menyebarkan rumor apapun lagi selain berita resmi.

Tatkala seluruh orang berlomba-lomba menjalin relasi baru dalam pertemuan kolega-kolega penting Grup Atriyadinata. Memasang senyum paling manis, bahan obrolan seputar dunia kerja yang dikemas apik guna di sampaikan semenarik mungkin bahkan rela merendahkan diri untuk menyanjung lawan menjadi hal paling lumrah Jessica temui. Sangat mudah untuk ditebak bila tidak semua dari mereka tulus ketika menyampaikan pujian.

Sejujurnya ikut dalam acara-acara tinggi formalitas begini membuat sang puan merasa malas dan enggan sekaligus. Tidak ada yang menarik, semuanya begitu membosankan sewaktu menemani Demian berkeliling menyapa koleganya.

"Selamat atas perlebaran sayap di industri kosmetik Pak Demian. Saya tersanjung sekali menerima undangan Anda untuk hadir dalam acara penting begini," kata Hilman. Direktur perusahaan surat kabar dan media cukup mumpuni dalam bidangnya.

Demian tertawa halus dan mempererat jabatan tangan mereka. "Tentu, Pak Hilman. Kita tetap harus menjalin silahturahmi yang baik atas hubungan baik kita yang sudah berjalan lama," balas sang kakek. "Ah, selamat juga atas kantor baru perusahaan Anda. Saya berharap bisa bertamu dan memberikan hadiah tempat baru yang layak untuk perusahaan Anda."

"Pak Demian bisa saja. Kami dengan senang hati akan menyambut kedatangan Anda kapanpun itu," ujar Hilman seraya tersenyum kemudian melirik seorang gadis berparas boneka yang sangat-sangat tidak nyata dalam pandangannya. "Maaf tidak sopan, Pak Demian. Apa nona ini putri Anda?"

Merasa dirinya di perhatikan Jessica menoleh guna menemukan Demian memandangnya cukup lama lalu merangkul pundaknya. "Cucu saya. Cucu perempuan saya satu-satunya. Perkenalkan diri kamu, Nak."

Jessica mengulas senyum paling manisㅡsetidaknya dia harus berakting demi Demian meski enggan bersikap semanis madu pada orang yang baru ia temui. Menjabat tangan Hilman, dia memperkenalkan diri dengan sopan. "Selamat atas kantor barunya, Pak Hilman. Saya Jessica, Jessica Atriyadinata."

Hilman mengangguk sekilas, melepas jabatan tangan mereka sebelum menarik seorang pemuda dari balik punggung. "Ini putra sulung saya, Pak Demian. Dia baru kembali dari exchange ke German."

"Selamat atas peresmian perusahaannya, Pak." Pemuda tersebut menjabat tangan Demian dengan gestur paling sopan bersama senyum manis. "Saya Jenggala Trisian."

"Nak Jenggala masih SMA kalau saya boleh tahu?"

Ah, perasaan Jessica mendadak tidak enak mendengar sang kakek bertanya demikian. Ia tetap berusaha mempertahankan mimik wajah sembari mengedarkan pandangan. Mengirim satu tatapan pembunuh pada dua saudara laki-lakinya di ujung sana dan membuang muka. Ia berdecih kecil sebelum Demian berkata, "Jessica juga masih SMA. Dia kelas 2 sekarang seingat saya yang tua ini."

The Princess TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang