BAB 43 : Kehancuran

5K 488 43
                                    

“KALAU kamu tetap seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KALAU kamu tetap seperti ini. Tolong kirim surat cerai pada sekretaris aku! Aku udah nggak sanggup lagi, Albert!” pekik Eleanor sebelum masuk ke dalam mobilnya dan pergi dari sana. Mengurungkan niatnya untuk membeli pakaian lantaran harus melihat suaminya datang bersama selingkuhannya secara terang-terangan tanpa malu.

Pertengkaran siang itu masih segar dalam ingatan pria tiga anak tersebut. Rencananya mengajak Maria berbelanja bukan untuk bertengkar hebat dengan Eleanor. Albert yakin benar bahwa butik itu sangat jarang dikunjungi istrinya sebab jauh dari posisi kantor serta rumah mereka oleh karena itu dia mengajak Maria ke sana. Kepalanya berdenyut hebat sekarang mengingat permintaan sang istri yang mana akan membuat Demian bisa saja menguburnya hidup-hidup.

Niat untuk membawa pulang beberapa potong pakaian diurungkan dan Albert lebih memilih membawa Maria menuju sebuah restoran. Barangkali makanan akan membuat kepalanya lebih dingin dibandingkan tadi.

Menghela napas berat sembari mengurut pelipisnya sekilas, Albert menenggak minumannya hingga setengah. Benang dalam kepala masih teramat kusut.

“Albert, berhenti memikirkan Elea. Kamu bisa fokus dengan makanan kita, 'kan?” interupsi wanita itu seraya menatap lawannya setengah memohon.

Albert mendongakkan pandangan, memejam sejenak sebelum mengangguk kecil. “Iya, ayo makan.”

Lebih dari tiga hidangan tersaji dengan cantik dan menggugah selera di atas meja. Siapa saja yang melihatnya ingin segera menyantapnya sampai habis tak bersisa. Lain halnya dengan Albert yang sudah muak akan makanan tinggi kolesterol begitu. Ia mengunyah lamban makanannya dan ketika Maria kembali bersuara menyampaikan isi kepalanya pria tersebut berhenti mengunyah.

“Jessica sebentar lagi berulang tahun, 'kan?”

Albert menaikkan sebelah alisnya. “Lalu?”

“Acaranya tetap diadakan di mansion?” tanyanya santai tanpa harus repot-repot memikirkan reaksi sang lawan dan fokus dengan makanannya sendiri.

Mengerti benar dengan arah jalan percakapan ini sehingga Albert menjatuhkan alat makannya dan memandang sulit pada Maria. “Dan kamu jangan sampai kehilangan akal untuk datang ke sana, Maria. Aku udah bilang berkali-kali, ini peringatan.”

Maria merotasikan matanya jengah, menelan cepat daging medium rare tersebut lalu menatap serius pria di hadapannya. “Kalau begitu, kapan kamu izinin aku buat deketin Jessica?”

“Maria, jangan gila. Kamu nggak tau Jessica anak yang seperti apa. Kita nggak bisa gegabah gitu aja,” sahutnya cepat, setengah jengkel sekarang.

Telat. Aku sudah terlebih dahulu mendekati putrimu tanpa sepengetahuan kamu. Wanita bergaun hijau lumut tersebut dengan pita besar di bahu kanannya mulai merasa kesal. “Sejauh yang aku temui dia anak yang manis dan cantik seperti Elea dulu, tapi dia jauh lebih mirip denganmu. Aura serta profil wajahnya betul-betul cetakan kamu. Kuat serta mengintimidasi tetapi memiliki sikap hangat yang bisa meluluhkan siapa saja meski jarang ditunjukkan terang-terangan. Oke, emosinya gampang meledak-ledak tapi aku bisa mendekati dia pelan-pelan. Nggak harus secara langsung, Albert.” dan selama ini berhasil.

The Princess TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang