BAB 53 : Pekerjaan MPK

1.8K 317 27
                                    

─── ・ 。゚☆:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

─── ・ 。゚☆: .☽ . :☆゚. ───

TIDAK aneh menemukan Jessica menjadi pusat atensi sekolah. Seakan-akan gadis berponi khas tersebut menyedot seluruh perhatian di setiap jengkal tanah yang ditapakinya. Jessica terlalu adiktif untuk diabaikan begitu saja, bukan? Oleh karena itu ketika sang puan mengetuk pintu 12 IPS 3 dengan gelang lengan MPK bercetak tebal pada lengan kiri. Semua orang menahan napas mendapati psikopat sinting berdarah dingin yang terjebak pada tubuh perempuan terindah Bina Bangsa menarik sudut bibir.

Bersama dua anggota MPKㅡyang mana nyaris sebagian anggotanya merupakan anak didik gadis sadis ituㅡyang menunggu di depan pintu. Jessica berdiri terlampau percaya diri di depan kelas sembari mengetuk-ngetuk ujung sepatu ke lantai. Ia memiringkan kepala kemudian.

“Pagi, Kakak-kakak semua. Maaf mengganggu waktu belajar kalian yang sangat-sangat kondusif di waktu-waktu penting anak-anak kelas 12 pada umumnya. Terlebih-lebih lagi Bina Bangs punya standar tersendiri buat meluluskan para peserta didik mereka yang di rasa pantas buat lulus. Bukan rahasia negara dan kalian udah tau hal itu setelah masuk ke sekolah elit ini.” Jessica tersenyum lebih lebar dan menumpu tangan pada mimbar yang digunakan guru wali kelas untuk memberikan pengarahan setiap pagi.

“Nah, dengan hampir 3 tahun kalian di Bina Bangsa pasti tau dong syarat sekolah dengan tenang dan nyaman di sini?” Jessica memiringkan kepala, berpangku dagu. “Kakak-kakak, sekarang ngaku siapa yang pilox CCTV sekolah karena pelakunya makai topeng badut yangㅡew! Nggak banget, norak! Sampai ada dua sampai tiga korban kekerasan yang masuk rumah sakit tepat pas gueㅡmaaf, saya nggak masuk sekolah. Hehe, ayo ngaku daripada saya yang nyeret dia keluar kelas dan lempar dari lantai 3 ini ke trampolin reyot di bawah sana. He'em, spesial buat orang-orang yang ngelanggar peraturan saya yaitu,” Wajah sang gadis berubah dingin dan datar seketika. “Tidak ada kekerasan dalam bentuk apapun kecuali Jessica yang berbuat. Dan ada beberapa oknum yang ngelanggar. Jelas saya nggak suka job sampingan saya diambil seenaknya. Jadi saya mencoba mempertahankan job sampingan saya tersebut.”

Tidak ada yang berani mengeluarkan suara atas pertanyaan yang diajukan. Jessica bersiul pelan, menunduk dan mendongakkan pandangan guna membuat diri terlihat lebih menyeramkan. Jessica menyeringai dingin, “Kesabaran saya itu tipis banget. Jangan main-main apalagi ngulur waktu sampai guru dateng. Saya nggak peduli asalkan tugas saya jalan.

“Saya nggak bego. CCTV sekolah itu formalitas keamanan sekolah dan ada ruang pengawasan khusus yang di menara belakang sekolah. Semua orang tau di mana aja lokasi yang ada CCTV-nya. Tapi … ” Jessica lagi-lagi berpangku dagu menggunakan dua telapak tangan kemudian tersenyum cerah. “Kalian tau nggak tempat-tempat mana aja yang gue kasih CCTV mini kualitas terbaik? Dari resolusi dan suara terekam jernih.”

Bisik-bisik mulai menggema pelan serupa dengungan lebah. Tidak ada yang pernah tahu akan kelicikan Jessica yang satu ini. Ah, jadi karena inilah banyak orang-orang yang tertangkap di kemudian hari usai melakukan tindak kekerasan meski telah bersembunyi dari keramaian.

The Princess TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang