════ ⋆★⋆ ════
ALVIN terbahak-bahak usai menonton video singkat yang terus-menerus diunggah seisi sekolah di mana Jessica menunjukkan kebolehannya soal patah mematahkan tulang. Komentar-komentar yang terus dilayangkan betul-betul sukses mengocok perut sampai Alvin pikir ia bisa menangis kapan saja. Tangannya memukul-mukul sofa markas dan menunjukkan layar ponselnya pada Gerald. "Liat! Liat! Dia naikin kaki ke bahu si ceweknya terus hampir matahin tangannya tapi Chelsie ke buru dateng," Alvin berdecak sebal. "Kecewa penonton."
Percayalah rasa ingin menghantan Alvin dengan buku-buku di hadapannya ini meningkat drastis pada angka tidak terhingga. Gerald merasa jengkel sedari tadi akibat meledaknya tawa pemuda kelinci tersebut yang mana mengganggu konsentrasi, akan tetapi si empu malah bersikap seolah tidak terjadi apa-apa.
Gerald berdecak kasar dan membanting penanya ke meja. "Njing! Bisa lo sedekahin nggak sih mulut lo? Ganggu bangsat! PR gue banyak nih! Susah konsen gegara mulut lo, berisik banget!" keluhnya ditemani umpatan penuh kasih sayang.
"Yeee! Belajar mah di rumah bukan di sini," balas Alvin menolak melakukan toleransi. "Lagian tumbenan amat lo rajin begini? Kenapa? Ketauan cewek lo lagi?"
"Kan main! Si Thomas cepu ke Keisha kalau gue bolos kemaren gara-gara gue nggak mau ngasih nomor Anne, ank IPS 3. Sialan! Ketemu gue gamparin tulangnya!" tukas pemuda tersebut sebal luar biasa dan menarik napas kemudian sebelum meraih ponselnya. "Btw, Jessica apa nggak bosen trending mulu di base sekolah apa? Tiap hari ada aja ulahnya sama kayak orang yang gue kenal," sambungnya sembari melirik keki ke arah sang kawan.
Alvin mendengus kesal, memperbaiki posisi guna menghadapkan tubuhnya pada Gerald. Ia memaparkan isi kepalanya, "Gue dikenal orang-orang karena ganteng. Liat nih tampang tampan nan rupawan ini. Cewek lo sekali kedip pingsan kali."
"Gue colok tuh mata lama-lama, ya. Setan bener kelakuan!" berang Gerald seraya melotot. Pemuda itu menghela napas kasar, "Di base sekolah kita dua bulan terakhir ini diisi lo sama Jessica mulu. Eneg gue, anjrit!"
"Yaa, tinggal lo mute apa salahnya, dongo?!"
"Masalahnya di base juga maparin Keisha yang ikut lomba ini-itu. Gue nggak bisa ketinggalan berita dan foto terbaru nan HD," balas Gerald kesal. "Jomblo tapi buaya kayak lo nggak bakalan tau apa isi hati gue. Cuih! Doyan PHP doang hidup lo gue liat. Najis!"
"Iri lo karena nggak bisa deketin cewek manapun karena udah punya gandengan?" ejek Alvin sambil terkekeh menghina.
Gerald menepuk-nepuk pundaknya untuk mengusir debu halus di sana. Ia menukikkan bibirnya tajam, "Gue udah ketemu yang klop. Yang bikin hari gue berwarna dan ngajak gue ke jalan yang bener. Selagi dikasih malaikat dalam bentuk Keisha kenapa harus gue tolak coba? Lonya aja yang tolol, ada cewek baik-baik tapi lo anggurin. Cewek baju minim lo goda. Setan kelakuan lo gue bilang."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Princess Troublemaker
Novela JuvenilBagi Bina Bangsa, Jessica merupakan perwujudan nyata dari sebuah ketidakwarasan abadi sekaligus sinting dengan akal minim. Tidak mengherankan lagi menemukan gadis berponi berbingkai wajah serupa boneka tersebut melakukan hal "lucu" berbalut kengeria...