KomaOriza : Lo jadi jemput gue gak sih?
KomaOriza : keburu gue ketauan bokap.
Lego mengerang membaca pesan dari Oriza. Ia memang meminta anak itu untuk menemaninya ikut keacara futsal kelasannya itu. Namun sudah sejak sejam yang lalu ia meminta izin dengan Milea namun Bundanya itu tak mengizinkan. Milea bilang ia akan mengizinkan Lego jika Javierlah yang mengantar anak itu. Namun Lego tau benar kalau Ayahnya tak mungkin mengizinkannya ikut futsal, tentu saja karena penyakitnya.
Sekarang Lego sedang memutar otaknya agar bisa pergi tanpa perlu Bundanya itu tau. Namun hal itu terasa mustahil. Sekarang saja Lego sedang duduk bersama Milea sambil menonton film di ruang keluarga. Milea seolah mengetahui isi kepala Lego dan tak membiarkan anak itu pergi kemana pun.
Legopun menguap pura-pura. Di rentangkan tangannya seolah dirinya benar-benar lelah. Hingga Milea melirik kearahnya, "Kamu ngantuk?" Tanyanya yang langsung di jawab dengan gelengan kepala namun mulutnya masih terbuka dan menguap lagi.
"Yaudah kalo ngantuk tidur aja. Kamu juga baru sembuh kan, harus banyak istirahat." Oceh Milea panjang lebar namun wanita itu masih terlihat asik menongon film. Lego tak mungkin pergi begitu saja dari ruangan itu. Pasti nanti Bundanya akan mendatangi kamarnya untuk membawa susu.
"Bun." Panggilnya lagi-lagi membuat Milea menoleh. "Apa?"
"Susunya? Biar aku minum di kamar aja." Pintanya.
"Oiya bentar." Milea pun langsung bangkir dari sofa dan berjalan menuju dapur. Kalau saja Lego tidak mengingat perannya ia pasti sudah melompat kegirangan karena telah berhasil menjalankan rencananya. Namun kini yang di lakukannya hanya berpura-pura lelah dan mengantuk, Lego bahkan menyandarkan tubuhnya pada lengan sofa dengan lemas supaya Bundanya semakin percaya.
Tak berapa lama kemudian Milea pun menghampirinya, "Nih." Di sodorkannya segelas susu cokelat ke hadapan Lego yang langsung di terima oleh anak itu.
Lelaki itupun langsung memeluk Bundanya singkat, "Lego tidur ya." Ucapnya. Milea langsung mengecup puncak kepala putranya lembut, "Night sayang."
"Night Bun." Ucapnya sebelum akhirnya berjalan dengan akting lesu menaiki tangga.
***
Tin!
Setelah berhasil kabur dari jendela kamarnya dengan bantuan pohon besar di samping kamarnya untuk turun dan setelah 15 menit berjalan tiba-tiba sebuah Sinar terang dari lampu mobil serta klakson nyaring di belakangnya akhirnya membuat Lego berhenti berjalan. Di tolehkan kepalanya menatap mobil sedan silver di belakangnya. Anak itu menyipitkan matanya mencoba mencari tahu siapa yang berada di balik kemudi itu, namun nihil. Sorot mobil itu begitu menderang, membuatnya tak bisa melihat siapapun yang berada di balik kemudi. Ataupun seseorang di sampingnya.
Hingga seseorang keluar dari pintu penumpang disamping pengemudi. Lego mencoba memfokuskan penglihatannya. Hingga ia dapat melihatnya cukup jelas. Tarutama karena rambut cokelat bergelombang gadis itu begitu Lego kenali dengan baik.
"Go, ngapain?" Gadis itu melangkah mendekatinya. Kini Lego semakin dapat melihat jelas pakaian gadis itu. Sweater agak kebesaran dengan rok hitam yang mengembang di badannya dan juga sepatu flatshoes yang benar-benar bukan dirinya. Entah bagaimana Lego dapat menebak siapa yang berada di balik kemudi itu.
"Mau ketempat futsal." Jawabnya jujur. "Tapi mau ke rumah Ori dulu." Tambahnya.
"Jalan kaki?" Venus mengerutkan keningnya samar namun belum juga Lego menjawab gadis itu sudah menimpali lagi, "Bareng gue sama Roka aja yuk." Ternyata benar dugaan Lego. Yang berada di balik kemudi itu memang Roka.
KAMU SEDANG MEMBACA
M A S C H E R A
Teen Fiction•The missing piece of Alea Jacta Est• Selamat datang di pertunjukan paling spektakuler. Anda tak akan pernah tau topeng mana yang asli. Anda tak akan tau siapa yang sedang berpura-pura. Karena nyatanya, hidup ini hanya sebuah panggung. Para pemain m...