LELAKI itu memasukan kunci mobilnya kedalam saku celana belakang dengan tangan kiri, sementara tangan kanannya sedang menekan-nekan layar ponselnya, berusaha menghubungi seseorang yang janji akan bertemu dengannya sore ini di restoran cepat saji di daerah dekat sekolahnya.
Roka memindahkan ponselnya ke tangan kiri kemudian mendekatkannya ke telinga, sementara tangan kanannya mendorong pintu yang terbuat dari kaca trasparant di depannya. Lelaki itu menoleh ke kanan dan kirinya mencari tempat kosong, hingga seseorang yang di kenalinya mengangkat tangan di udara memangiilnya.
Roka pun mematikan sambungan telponnya dan kemudian memasukan ponselnya kedalam saku celana depan. "Udah lama?" Tanyanya, menarik kursi di hadapan gadis itu, kemudian mendudukinya.
Venus menggeleng, "Baru kok, nih." Gadis yang mengenakan kaos abu-abu dengan jaket jeans kebesaran itu menyodorkan se-cup ice cream yang sudah di pesannya ke hadapan Roka. Lelaki itu langsung tersenyum dan melahapnya. Salah satu makanan favorite Roka; Ice cream.
"Kangen deh sama pacarnya Roka." Lelaki itu menjulurkan tangannya dan mencubit hidung Venus membuat anak itu mengernyit. Memang akhir-akhir ini Roka sibuk menyiapkan ujian nasionalnya. Sementara Venus sering sekali mengunjungi rumah sakit tempat Lego di rawat. Alhasil mereka jadi jarang bertemu. Dan sejujurnya, akhir-akhir ini Venus selalu menghindar dari Roka. Tentu saja karena kejadian itu.
"Kangen juga deh sama pacarnya Venus." Gadis itu langsung mencoba bersikap seperti biasanya, Venus mencubit pipi Roka dengan sangat kencang, untuk membalas cubitan lelaki itu. Salah satu hal yang Roka tidak sukai : Pipinya di cubit.
"Ish kan! Jangan cubit pipi kenapa sih." Protesnya kesal.
"Siapa duluan coba yang cubit-cubit?" Tanya Venus tidak terima jika ia di salahkan. Lagi pula Roka yang memulai duluan, Venus juga sebenarnya tak suka di cubit-cubit.
Roka langsung menekuk bibirnya sambil menyuap ice creamnya dengan wajah kesal, membuat Venus bertambah gemas. Lagi-lagi gadis itu mencubit pipi Roka. "Ih Yatuhankuu! Jangan cubit kenapa sih?"
"Siapa suruh ngegemesin." Roka langsung senyum malu-malu yang hampir mendekati menjijikan mendengar ucapan Venus, "Ah Venus bisa aja sih. Ah jadi malu kan. Ah gimana dong ini?"
"Jijik Ro." Ucapnya di akhiri dengan tawa di bibirnya.
Tak berapa lama kemudian candaan mereka terintrupsi karena pelayan yang membawakan pesanan yang sebelumnya sudah Venus pesan. Lelaki berseragam itu langsung meletakan pesanannya di atas meja mereka kemudian pergi.
"Ih udah pesen, Kok gak nunggun aku sih?"
"Ini aku pesenin buat kamu tau." Venus menggeser tempat makan berisi nasi yang masih di bungkus pelastik dan juga ayam goreng ke hadapan Roka, sementara dirinya mengambil beberapa kentang goreng yang di pesannya kedalam mulutnya.
Roka melirik burger yang masih di lapisi oleh pelastik di hadapan Venus, "Kamu makan burger doang?" tanyanya sedikit heran, biasanya Venus suka sekali ayam goreng tepung di tempat ini. "Tadi udah makan di rumah." Jawabnya, mengambil kentang goreng kemudian menyodorkannya ke mulut Roka.
"Yakin gak mau makan? Aku gak mau loh ngasih kulit ayam aku ke kamu. Gak peduli aku sayang kamu atau enggak, kalo urusan kulit ayam aku gak bisa." Lelaki itu mengucapkannya dengan nada yang di dramatisir membuat Venus tertawa lagi. Setiap kali sedang akur dengan Roka, memang anak itu selalu bisa membuatnya tertawa dengan hal-hal sederhana yang ia lakukan.
"Iya bawel." Jawabnya.
Rokapun langsung tersenyum, di bukanya plastik pembungkus nasinya, meminum coke yang berada di sampingnya kemudian bersiap untuk makan. Namun belum juga ia memasukan makanannya kedalam mulut, Venus sudah terlebih dahulu menyela, "Eh-eh, baca doa dulu." ucapnya mengingatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
M A S C H E R A
Teen Fiction•The missing piece of Alea Jacta Est• Selamat datang di pertunjukan paling spektakuler. Anda tak akan pernah tau topeng mana yang asli. Anda tak akan tau siapa yang sedang berpura-pura. Karena nyatanya, hidup ini hanya sebuah panggung. Para pemain m...