TIDUR nyenyak Lego harus terusik karena dering ponsel monoton yang terdengar begitu nyaring di sampingnya. Lagi-lagi ia ketiduran dengan posisi masih memainkan ponselnya di atas kasur. Memang obat-obatan itu lebih sukses membuatnya mengantuk ketimbang susuk cokelat yang biasa ia minum. Dan meminumnya berbarengan—dalam jangka waktu yang berbeda tentunya—dalam satu hari, merupakan kolaborasi yang pas untuk membuat sebuah obat tidur baru.
Lego menggeliat terlebih dahulu sebelum mengambil ponselnya. Keningnya mengernyit begitu di lihatnya nama Venuslah yang tertera di layar ponselnya. Terlebih lagi karena sekarang sudah jam 11 malam. tak biasa-biasanya Venus belum tidur jam segini.
"Hallo." Ucapnya begitu menggeser layar ponselnya dan membuat sambungan telpon itu terjalin. Suara bising langsung menyambut kuping Lego. Ia bisa mendengar suara teriakan seorang laki-laki dengan suara berat, menyebutkan nama-nama daerah, seperti bandung, jogja, bahkan lampung. Juga terdengar suara pengamen dengan gitar sumbarnya. Namun Lego belum mendengar suara venus di sana, "Ve?"
"Hai Go. Gue cuma mau pamit sama lo. Hmm mungkin kita gak akan ketemu lagi atau—"
"Ngomong apa sih lo? Janga ngaco!" Sela Lego cepat. Ucapan Venus seolah-olah gadis itu ingin pergi ke tempat yang jauh, benar-benar jauh hingga pikiran Lego melantur kamana-mana.
"Gue mau ke Jogja Go."
"Hah?" Lelaki itu bahkan menoleh kearah jam yang menggantung di dinding kamarnya berkali-kali, sangking tidak percayanya kalau Venus akan pergi ke Jogja dini hari. Untuk apa? Ada acara keluarga kah?
"Please jangan kasih tau siapapun, jangan bilang ke Roka juga." Ucapan gadis di seberang telpon itu semakin membuat Lego bertambah bingung. Jangan bilang siapapun? Apa sebenarnya kedua orang tua Venus juga tak tau soal ini?
Ini terlalu pagi untuk otak Lego di paksa berpikir, terlebih karena ia baru saja terbangun. jadi ia memutuskan untuk membiarkan berbagai pertanyaan di otaknya itu menggantung di udara. Dan yang di ucapkannya yaitu, "Pesenin tiket satu lagi buat gue. Lo di terminal kan? Gue otw ke sana."
Bahkan belum juga Venus menjawabnya, Lego langsung memutuskan sambungan telponnya. Lelaki itu langsung mengambil tas ranselnya. Memasukan beberapa pakaian dan snack yang ia punya. Tidak lupa juga ia membawa botol obatnya. Tanpa berniat mengganti pakaiannya ataupun mandi terlebih dahulu, Lego langsung mengenakan Jaket tebal dan pergi lewat balkon kamarnya.
Satu hal lagi yang tak ia lupa. Mematikan GPS dan Find my iphone di ponselnya agar kedua orang tuanya tak bisa melacak keberadaannya. Setidaknya, untuk sementara, hanya itu yang bisa Lego lakukan. Dan resikonya? Ia akan menghadapinya nanti.
***
Entah sudah berada di mana mereka sekarang. Yang Venus tau, mereka sudah hampir 2 jam berada di dalam bus menuju jogja itu. Selimut tebal sudah tersampir di kakinya dan juga kaki Lego. Dan tentu saja Venus sudah menceritakan semua yang terjadi hari ini, yang membuatnya kabur dari rumah tanpa berpikir panjang membawa semua uang tabungannya dan meninggalkan ponselnya di rumah, agar tak ada yang dapat mencarinya.
"Jadi lo anak angkat?" Tanya Lego untuk meyakinkan dirinya sendiri atas apa yang sudah di cerotakan oleh Venus. Tidak sengaja gadis itu menemukan File-file adobsi di lemari Javier saat gadis itu sedang mencari kartu keluarga untuk melengkapi berkas-berkas sekolahnya.
Venuspun menganggukan kepalanya, "Sekarang gue gak heran lagi kenapa kita bisa seumuran tapi Orang tua lo nikah duluan."
"Kan lo tau, orang tua gue itu kecelakaan. Dan bunda baru hamil gue pas dia masih kuliah."
"Tapi orang tua gue nikahnya abis lulus kuliah. which is, gue seharusnya seumuran sama Oriza. Tapi gue malah seumuran sama lo." Lego pun mengganggukan kepala sambil memikirkan perkataan Venus.
KAMU SEDANG MEMBACA
M A S C H E R A
Teen Fiction•The missing piece of Alea Jacta Est• Selamat datang di pertunjukan paling spektakuler. Anda tak akan pernah tau topeng mana yang asli. Anda tak akan tau siapa yang sedang berpura-pura. Karena nyatanya, hidup ini hanya sebuah panggung. Para pemain m...