Hari Bersama Ori [part 2]

5.1K 586 91
                                    

"COBA kita liat lagi ya... " Oriza membuka kembali buku catatan Lego dan membaca point pada baris kedua yang tertera di sana. Padahal ia hafal di luar kepala tentang segala keinginan Lego, tapi seolah ingin memastikan, yang ia harap bahwa tulisan dengan tinta di atas keetas putih itu dapat berubah, meski itu sangat amat mustahil.

Balapan.

"Sekarang lo bisa ngejelasin visi misi lo mau balapan gak?"

Lego menggelengkan kepalanya sambil menyengir lebar hingga sederet giginya terlihat. Setelah tadi Lego benar-benar tak mengetuk peti tersebut, hingga saat Oriza membuka petinya, anak itu sudah begitu lemas dan megap-megap dan kehabisan oksigen, sekarang lelaki itu ingin melakukan hal berbahaya lainnya.

Sekarang Oriza melihat Lego seperti seorang magician yang sedang ingin melancarkan aksinya yang kerap kali membahayakan nyawanya. Semua yang Lego inginkan benar-benar di luar nalar dan akal sehat Oriza. Seingatnya yang mempunyai pikiran zigzag adalah Venus, namun kenapa lelaki itu pikirannya menjadi tak karuan seperti ini?

"Gue cuma mau ngerasain aja melesat cepat, kaya flash. Kalo terbangkan udah mainstream. Jadi gue mau sesuatu yang lain." Oriza mendengus mendengar alasan yang super tidak masuk akal itu. Namun lelaki itu tetap menepuk bahu supirnya, kemudian berucap, "Sircuit sentul Pak."

***

Mungkin bagi sebagaian besar orang, fobia Oriza terdengar aneh, karena di saat banyak orang yang takut dengan ketinggian atau ruang gelap, hal yang Oriza takutkan justru berada di dalam mobil yang melesat cepat. Itu semua karena ia pernah mengalami kecelakaan yang tidak di sengaja. Rem mobil Ayahnya blong, dan mereka sekeluarga pun akhirnya menabrak tiang listrik.

Tidak ada luka yang begitu berarti. Namun saat kecelakaan itu, hanya Oriza yang tidak pingsan. Ia melihat seluruh keluarganya berdarah-darah dan tak sadarkan diri. Bahkan Joy yang berada di sampingnya mengalami pendarahan hebat di kepalanya. Sejak saat itu Oriza sangat trauma jika di bawa kebut-kebutan.

Namun kini Lego memaksanya untuk ikut. Meski yang mengemudi adalah seseorang yang sudah profesional dalam balapan, namun Oriza tetap tak bisa. Berkali-kali Lego menyeretnya namun Oriza berusaha menahan tubuhnya agar tidak tertarik. Membayangkannya saja sudah membuat tubuhnya lemas seketika. Bagaimana kalau ia sampai ikut di dalam?

"Go, please go. Demi langit dan bumi, gue gak sanggup kalo begini Go." Anak itu serasa ingin buang air kecil di celana, terlebih saat si pembalap ikut menariknya karena latihan untuk perlombaan itu akan segera di mulai. Masing-masing pembalap yang sedang berlatih sudah berada di garis start, bersiap untuk memulai. Hanya tinggal mereka saja yang belum siap,

"Ah lama." Pembalap nomor 8 itu langsung mengangkat tubuh Oriza dengan mudah dan memasukannya kedalam mobil. Lego pun menyusul dan duduk tepat di samping Oriza.

Sangking ketakutannya, lelaki itu sampai memeluk Lego dengan erat. Suara letupan pun terdengar. Semua mobil pun langsung melaju dengan kencang. Oriza langsung membenamkan kepalanya di lengan Lego sambil komat kamit menggumamkan doa. Smeentara Lego, meski kesulitan karena Oriza memeluknya, namun lelaki itu berusaha mengeluarkan kepalanya dari kaca.

Lelaki itu berteriak bebas. Si pembalap memandangi Lego dari spion mobilnya sambil tersenyum. Dan perlahan-lahan Oriza pun membuka matanya menatap Lego. Meski masih sangat ngeri, namun melihat Lego yang tersenyum senang sambil berteriak. Membuatnya sedikit tenang.

Akhirnya Orizapun melepaskan pelukannya. Di bukannya kaca di sampingnya, ikut berteriak seperti yang Lego lakukan. Dan untuk pertama kalinya, Oriza merasa begitu bebas.

***

Lelaki berkaus putih berbalut jaket denim itupun kembali menghela napasnya. Tidak ia pungkiri, dari ke 3 permintaan Lego, permintaan yang inilah yang menurutnya cukup berat. Pasti orang tuanya akan marah besar. Mungkin uang jajannya akan di potong 100 persen, ya itu artinya ia tak akan mendapatkan uang jajan selama sebulan, atau lebih.

M A S C H E R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang