14. Allea's Story

613 24 4
                                    

"Tak akan hadir kata cinta bila dua hati tak ada rasa."

_____________________________________

Hari ini bagi murid SMA jaya bakti sangat mengerikan.
Hari, dimana semua orang tua dikumpulkan untuk meminta pertanggung jawaban.

    Hari ini adalah kenaikan kelas bagi kelas X dan XI, dan pelepasan murid kelas XII.

Ticha diwakilkan oleh Bundanya. Karena Ayahnya ada rapat dengan clien. Ya, begitulah kalo jadi orang sibuk. Nggak ada waktu.

    Semua orang tua kelas X dan XI disuruh masuk ke kelas anaknya masing-masing. Menunggu pemberian raport dari wali kelasnya.

Berhubung wali kelasnya Ticha Bu Endang, jadi tanpa basa basi, Bu Endang langsung membacakan urutan peringkat dari terbawah sampai teratas.
Anak anak yang diluar mulai tumbuh rasa penasaran. Mereka mulai mengintip dari balik jendela.
Mendengarkan siapa saja yang berada di posisi tiga besar. Karena, biasanya yang berada di posisi tiga besar, dari Bu Endang diberi uang seratus ribuan.

 "Yang urutan ketiga adalah... Ghina!" suara Bu Endang terdengar bersemangat di dalam kelas.
Suara tepukan di luar pun bergema.

"Pinter juga ya Ghina?" tanya Ziva yang kebingungan.

"Emangnya lo apa? Dapet peringkat sembilan," ejek Allea.

"Banyakan gue lah. Gue sembilan. La elo? Cuma peringkat empat." Bantah Ziva yang disertai tawa lengkingnya.

"Yang urutan kedua... Dika!" seru bu Endang kedua kalinya.

"Hah? Dika?!"

Semua siswa maupun siswi di luar ternganga oleh ucapan Bu Endang barusan.

"Wah... anak saya pinter juga, akhir-akhir ini saya kasih makan sama ikan teri. Besok saya juga kasih ikan teri deh. Hemat juga uang bulanan saya."
Semua wali murid di kelas Ticha langsung tertawa mendengar penjelasan konyol dari ibunya Dika.

Entah gen apa yang tertanam pada diri Dika maupun ibunya. Sama saja. Suka buat orang tertawa.

"Cie... juara satu lagi nih ye!" goda Ziva kearah Ticha.

"Ya kan belum diucapin sama Bu Endang. Kog lo udah sotoy gitu?" elak Ticha.

"Yaelah Cha.. semua murid di sini udah tahu kali. Mereka udah pada dapet nomor semua. Lah elo?" balas Allea.

Ticha hanya bisa memperlihatkan senyum simpulnya.
"Dan... yang urutan pertama adalah..."

"Ticha...!" seru Bu Endang dengan sekencang kencangnya.

"Wui...!"

teriakan histeris terdengar sempurna di telinga gadis pandai itu.

"Cie... pj nya dong?" goda Denis.

"Pj apaan? Pacaran aja nggak?" celetuk Ticha dengan wajah memerahnya menahan tawa.
"Pajak... juara...!" teriak Denis.

"Iya, bener." Jawab anak-anak yang lain.

"Ok. Tapi ada syaratnya." Terang Ticha.

"Apa?"

"Syaratnya, kalo gue di global masih bertahan di peringkat teratas, gue traktir kalian." Jelas Ticha.

"Kalo enggak?"

"Kalo enggak, ya enggak." Jawab Ticha santai.

Semua orang tua segera keluar dari kelas anaknya masing-masing. Semuanya membawa hasil belajar anaknya selama setahun belakangan ini.

360 Derajat [Completed] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang