" Aku gembira bahwa kita bisa, mengalahkan luka dan menjadikan bahagia pemenangnya."
_____________________________________
Berita kelulusan sudah diumumkan kemaren. Nilai ujian nasional pun sudah di umumkan. Nilai yang didapatkan Ticha berada di bawah Rivan. Nilai yang tertinggi adalah nilai Rivan dengan total nilai yang hampir sempurna.
Dan anak kelas dua belas mengajukan kepada OSIS untuk diadakan prom night sebelum wisuda kelulusan. Awalnya pihak sekolah tidak mau. Tetapi karena banyak anak yang mengajukan dan merayu pembina OSIS tersebut akhirnya disetujui.
Banyak celetukan yang menghantam pembina tersebut. Diantaranya;" Pak, jangan galak galak dong Pak. Masa kita mau minta prom night aja nggak boleh"
"iya Pak. Sebentar lagi kita kan udah nggak sekolah disini. Nyenegin muridnya sendiri dapat pahala lo Pak"
"Kalo Bapak nggak setujui acara ini, nanti pastikan ada berita 'pembina OSIS SMA Jaya Bakti menolak permintaan muridnya, dan kumisnya semakin memanjang karenanya'. "
"Pak udah tua lo. Bapak nggak mau dapat amal banyak apa. Nyenengin murid sekali kali pahala besar lo Pak "
Dan segala macam bujukan lainnya.
Dan tepat hari ini merupakan gladi bersih persiapan prom night nanti malam. Seluruh kelas dua belas sudah datang untuk menyiapkan segalanya. Banyak anak yang ingin tampil untuk memeriahkan acara nanti malam. Angkatan mereka diberi nama dengan Special Thing.
Begitu juga Ticha dengan Rivan. Rivan yang sibuk menata kursi kursi sedangkan Ticha sibuk membersihkan Aula—tempat yang akan digunakan untuk acara prom night.
"Eh Cha, lo nggak tampil nanti malam? " tanya Allea yang sekarang sedang merangkai bunga disamping Ticha.
"Nggak".
"Kalo Rivan? Dia kan jago nyanyi. " tanya Aulia kini hanya dijawab Ticha dengan gelengan kepala.
Mereka sekarang sedang merangkai bunga dari kertas warna untuk digantungkan di miniatur batang pohon besar disisi kanan mereka.
Lalu diberi lampu led warna agar terlihat lebih menarik nantinya.Sudah hampir empat jam sejak pukul delapan pagi tadi mereka bersih bersih. Anak anak yang akan menyumbangkan sebuah pertunjukan juga sedang seru serunya berlatih. Mulai dari menyanyi, nge–dance, tari tradisional, nge–band, dan masih banyak lagi lainnya. Nanti malam akan diadakan sebuah momen perpisahan kelas dua belas yang tak akan dapat terlupakan.
Pukul satu siang, aula sudah sangat cantik. Panggung, hiasan dan segala sesuatunya sudah siap. Mereka menghela napas pelan setelah sekian lama mereka berkutat pada aula yang pengap ini. Lalu mereka melakukan sholat berjamaah untuk yang beragama islam.
Setelahnya, Ticha dan ketiga sahabatnya menuju kantin untuk makan siang.
"Kaya biasa kan? " tanya Aulia. Mereka bertiga hanya mengangguk dan mencari tempat duduk.
"eh Cha, calon lo tuh! " ucap Allea sambil mengarahkan dagunya menunjuk Rivan yang baru saja masuk kantin.
Rivan datang bersama keempat sahabatnya. Ticha mengikuti arah pandang Allea. Rivan mendekat ke arah dimana mereka berada. Lalu duduk di hadapan Ticha disamping Ziva.
"Lia! Tambah satu ya! " serunya nyaring kearah Aulia yang sedang memesan siomay. Hari ini memang hanya kelas dua belas saja yang masuk, tetapi banyak juga anak kelas sepuluh dan kelas sebelas yang masuk mengikuti extrakulikuler. Karena memang sekarang hari Sabtu. Libur dampak full day school.
KAMU SEDANG MEMBACA
360 Derajat [Completed] ✔️
Ficção Adolescente"Percayalah, berhentinya putaran itu karena elo." Kata orang, cinta itu seperti matahari. Tenggelam di satu tempat, terbit ditempat yang lain. Tapi bagi Rivan Aditya Putra, kalimat itu sama sekali tidak berlaku buat mantan satu-satunya yang bernama...