" Aku tidak butuh kekayaan dan kedudukan. Yang Aku butuhkan adalah perhatian dan kepastian. "
_____________________________________
Sudah empat hari ini Agatha izin tidak masuk sekolah. Semalam ia ketiduran di taman dan pulang sangat malam karena memang tidak ada yang membangunkannya.
Mata pandanya yang sangat mencolok mengurangi sedikit kadar ketampanannya.
"lo kalo ngantuk tidur aja Tha" ucap Ticha yang sedang bermain handphone di atas ranjang nya.
Agatha tidak menjawab dan langsung merebahkan tubuhnya di sofa empuk itu.
'ini anak kenapa ya? pelit omong banget. Sariawan kali' pikir Ticha dalam hati.
Keadaan Ticha sudah membaik. Kata dokter, insya Allah pulang besok.
"Cha! "
"ichi ocha! "
"Syasya ku! "
Teriakan itu membuat Ticha terkejut. Pandangannya beralih ke Agatha yang sudah tidur pulas. Untung saja Agatha tidak bangun. Dia merasa kasihan dengan adik satu satunya ini.
Allea, Ziva serta Aulia datang tiba tiba tanpa bilang terlebih dahulu.
"syutt!!" Ticha segera menaruh jari telunjuk di depan bibirnya.
"ohh... Si ganteng lagi bobo" sambung Allea yang baru peka.
Ziva yang punya ide usil langsung mendekat ke arah Agatha. Dikeluarkan handphone dari sakunya dan langsung memotret dirinya dan juga Agatha yang berpose lucu menurutnya. Lalu disusul Aulia dan juga Allea. Ticha hanya tertawa melihat adiknya dijahili.
"keadaan lo gimana Cha? " tanya Aulia yang sudah memisahkan diri dari prosesi berfoto.
"Alhamdulillah, udah baikan"
"kog lo bisa kesini? Pake baju seragam lagi? Jangan bilang lo mabal? " tambahnya.
"gak lah. Gue udah ijin sama bu Tining. Gue minta surat dispen mau jenguk lo. Padahal kita alasannya yang asli itu mabal matematika" celotehnya panjang lebar disusul tawa Allea dan juga Ziva.
"wih hebat ya, bisa ngelabuhin bu Tining" kekeh Ticha sambil sesekali melirik ke arah Agatha.
"Cha, kita kan sahabat. Diantara semuanya disini menurut gue nggak ada yang ditutup tutupin dari kita. Termasuk lo. Dan hari ini gue mau ngaku" ucap Allea tiba tiba.
Semuanya mendengarkan seksama.
"apa? ""gue......" ucapnya menggantung membuat ketiga temannya semakin penasaran.
"pacaran sama Gilang"sambungnya.
Ketiganya kompak terkejut.
"sejak kapan? " tanya Ziva.
"udah lama. Satu bulanan yang lalu"
"kenapa lo nggak bilang-bilang. Kan kalo lo deket sama Gilang, artinya lo juga deket Rendi. Gue kan selama ini jadi secret admirer nya Rendi. Ih lo ya! " cerocos Ziva yang hanya dapat gelengan dari Aulia.
"kalo Allea sama Gilang. Ziva sama Rendi. Ticha sama Rivan. Gue sama siapa? " rengeknya pelan.
"sama Fajar juga nggak pa-pa Lia" ejek Ziva cengigisan.
"eh Cha, Velix udah kesini? " tanya Allea.
Padahal beberapa hari ini Ticha menyingkirkan nama tersebut. Justru sama Allea dibawa bawa lagi.
Ticha hanya menanggapi dengan gelengan kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
360 Derajat [Completed] ✔️
Dla nastolatków"Percayalah, berhentinya putaran itu karena elo." Kata orang, cinta itu seperti matahari. Tenggelam di satu tempat, terbit ditempat yang lain. Tapi bagi Rivan Aditya Putra, kalimat itu sama sekali tidak berlaku buat mantan satu-satunya yang bernama...