"Sudah hentikan! Hatiku terlalu sakit untuk ditinggalkan."
______________________________________
08.00 AM
"Ayah berangkat dulu ya?" tanya Farhan dengan mengecup kening wanita paruh baya. Yang tak lain adalah istrinya.
Ia juga mengecup kening kedua anaknya."Yah, Ayah disana jaga diri baik-baik ya!" pesan Ticha seraya memeluk erat tubuh ayahnya itu.
"Iya. Pasti ayah baik-baik kog. Pokoknya kamu jangan bertengkar terus sama Agatha. Atha juga gitu. Atha itu laki-laki, jadi lindungi kakak kamu ini," pesannya."Iya Pa. Tapi jangan lupa bawa oleh-oleh!" seru Agattha dengan gembira. Farhan hari ini naik taksi. Setelah berpamitan, Farhan menuju taksi dan melaju dengan kencang.
Tiba-tiba Agatha juga berpamitan dengan Bundanya.
"Mau kemana lo Yul?" tanya Ticha dengan geram.
"Mau ke mal. Main game sama temen-temen," jawabnya santai.
"Gue beliin squishy dong...!" goda Ticha.
"Kaya anak kecil aja lo." Bantah Agatha.
Ticha segera mengadu pada bundanya. Farah hanya bisa menegur Agatha supaya membelikan kakaknya squishy.Ticha segera mengulurkan lidah panjangnya. Agatha hanya mengerucutkan bibirnya. Ia harus kehilangan secuil uang bulanannya untuk kakaknya.
Agatha langsung naik motor dan melaju kencang. Ticha dan Bundanya segera membersihkan rumah. Mulai dari menyapu, mengepel, menata peralatan rumah hingga masak bersama.
Ticha sangat senang dengan adanya kegiatan seperti ini. Ia bisa mengisi liburannya dengan Bundanya. Meski... tidak ada ayahnya.
Setelah jam sebelasan, mereka berdua segera duduk di depan televisi. Ticha segera mengambil cemilan serta softdrink kesukaannya dan juga bundanya.
"Bun, Agatha lama amat ya? Nggak pulang pulang. Betah amat kalo main game," geming Ticha.
"Biarin aja kali. Lagian dia tuh pasti sambil beli peralatan sekolah. Dia kan sekarang udah jadi anak SMA." Goda Farah dengan menahan tawanya.
"Bun, kenapa Bunda malah liat kartun sih? Liat apa gitu kali Bun, ada faedahnya!" ucap Ticha sok menggurui Farah.
"Alah... biasanya juga suka tom and jerry gitu," sergah bundanya.
'Krieng... krieng... krieng...'
Handphone rumah Ticha berdering. Ticha langsung mengangkat sambungan telfon itu.
"Hallo? Ini siapa?" tanyanya tanpa ba bi bu.
"Maaf. Saya Ana. Petugas tiket pesawat," jawabnya dengan nada terburu buru.'Pesawat?' pikir Ticha.
Ia takut jika ada apa-apa dengan Ayahnya.
"Ya? Kenapa ya?" tanya Ticha yang mulai ketakutan."Apa benar ini keluarganya pak Farhan?"
Ticha malah mengeluarkan butiran halus dari matanya.
"I-iya benar. Kenapa dengan Ayah saya ya?" tanya Ticha dengan menahan isakan tangisnya."Maaf"
Hanya satu kata yang terlontar dari mulut petugas entah apa namanya itu.
"Mbak, kenapa dengan Ayah saya?" bentak Ticha.Farah yang mulai risih dengan percakapan Ticha. Segera menuju ruang depan. Dimana Ticha sedang bertelfon.
"Ayah... mbak... kecelakaan pesawat."
KAMU SEDANG MEMBACA
360 Derajat [Completed] ✔️
Teen Fiction"Percayalah, berhentinya putaran itu karena elo." Kata orang, cinta itu seperti matahari. Tenggelam di satu tempat, terbit ditempat yang lain. Tapi bagi Rivan Aditya Putra, kalimat itu sama sekali tidak berlaku buat mantan satu-satunya yang bernama...