27. Pacarnya?

424 17 0
                                    

" Kamu adalah utusan yang diciptakan Tuhan untuk berbagi kebahagiaan. "

______________________________________

"TICHA ?"

"Elo ?"

"Waaaaaa...." teriak keduanya dan saling berpelukan.
Berasa kaya teletubis aja ketemu langsung pelukan.

Mereka bahkan tak sadar jika ulah keduanya di lihat oleh puluhan pasang mata. Dan akhirnya mereka bergegas keluar dari toko.

"Gue seneng banget ketemu sama elo!" ucap Ticha penuh senang.

"Apalagi gue" jawab cowok itu dengan senyuman yang tak tinggal di bibir manisnya.

"Eh ngomong ngomong elo tinggal dimana?" tanya Ticha antusias.

"Ya ...di perumahan jalan mawar"

"Terus lo ngapain malem malem sendirian?" tambah nya. "Dari rumah sakit. Jenguk temen".

"Gue dua tahun nggak ketemu lo kangen tau nggak" godanya.

"Cieehh...sekarang Velix gede udah bisa gombal" balas Ticha dengan sesekali meneguk air mineralnya.

Yap !

Lelaki itu adalah Velix. Teman masa kecil Ticha yang pernah muncul pada saat masa SMA awal. Bisa dilihat bagaimana senangnya Ticha bertemu dengan Velix. Begitu juga dengan Velix.

Tiba - tiba tangan Velix mencubit pipi chubby milik Ticha.
"Aww.."

"Eh, Cha, badan lo panas banget. Lo gak pa-pa?" tanya Velix dengan rasa bersalah telah mencubit pipi Ticha yang badannya sekarang agak demam.
      "Sakit tau gak lo cubit !"gerutu Ticha.

"Iya maaf maaf. Tapi lo beneran gak pa-pa kan? Kalo lo sakit mendingan gue anter naik mobil, gimana?" tawar Velix.
Ticha hanya mengangguk.

Dalam menyusuri perjalanan, mereka hanya diam seribu bahasa. Tak ada yang menyapa dan bertanya. Sebenarnya Ticha ingin sekali bercanda dengan Velix, tapi kepalanya sangat pusing. Hingga akhirnya Velix lah yang memulai pembicaraan.
"Are you okay ?"

"I am okay " jawab Ticha lemas. Hingga akhirnya matanya meredup mengikuti rasa kantuknya yang datang.

Saat ia tertidur, Sayup sayup ia mendengar Velix bergumam "seandainya kalau dari dulu lo tahu, lo pasti akan jauhin gue". Tapi Ticha mengacuhkan perkataan tersebut dan  memilih melanjutkan tidurnya.

Velix pun langsung bergegas membawa Ticha kerumah. Disana sudah disambut oleh Agatha yang sedari tadi khawatir kakaknya kemana sebab handphone kakaknya tertinggal.

"eh kak Velix ya? " sapa Agatha begitu tahu pria jangkung dihadapannya kali ini. Sedangkan yang disapa hanya terkekeh.

Ticha yang merasa tak enak badan langsung masuk begitu saja kekamarnya tanpa memperdulikan kedua laki laki yang ada diruang tamu.

" silahkan duduk kak,  apa kabarnya nih?  Udah lama nggak ketemu, "

" baik."jawab Velix.

" ngomong - ngomong,  katanya SMA di amrik ya?" begitulah celoteh Agatha yang mampu mengalahkan ibu ibu rumpi.
   " ya ikut bokap sama nyokap aja disana. Berhubung ini udah malem. Gue balik duluan ya? "pamit Velix.

Agatha hanya mengangguk mendengar perkataan Velix yang buru buru. Tapi ia segera menepis pikiran buruknya.

*****⏰*****

360 Derajat [Completed] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang