"Artinya kamu kurang bersyukur. Coba aja bersyukur. Pasti kamu akan merasa nyaman dengan keadaan yang sekarang"
_____________________________________Pagi ini Rivan masih belum sadar. Mamanya selalu menangis melihat anaknya yang belum ada tanda tanda bangun. Kata dokter, Rivan tidak akan amnesia atau sejenisnya. Ia akan bangun, tapi entah kapan. Matanya sudah memerah akibat terlalu menangis sepanjang malam. Sedangkan Kenna tetap sekolah.
Mamanya-Rahma tak henti hentinya berdoa pada sang maha kuasa.
Untuk segera membangunkan putranya ini."Rivan sayang, mama minta maaf kalau mama punya salah sama kamu. Ma-mama sayang kamu nak. Kamu cepet bangun ya, mama disini akan selalu doakan kamu sayang"
Rivan seperti berjalan ke sebuah alam yang berwarna putih dan luasnya tanpa batas.
Ketika ada sebuah cahaya berwarna lain, ia mendekat. Tapi ketika sudah dekat cahaya itu hilang dan berganti menjadi putih kembali. Ia bingung menentukan arah yang harus ia lalui. Ia berjalan tanpa tujuan di dunianya yang aneh ini menurutnya."gue dimana sih?! "
Teriaknya yang kencang tidak memantulkan suara sedikitpun. Seperti dunia ini tidak ada batasnya.
Tiba tiba ada selembar kertas yang terbang kearahnya. Dia segera memungutnya ketika sudah tergeletak di bawah.
Kamu disini
"Disini dimana?! " teriaknya lagi.
Kali ini tidak ada jawaban dari kertas lagi. Ia menunduk. Ia menangis. Ia lupa dengan terakhir dia berada dimana sehingga dia sekarang bisa ada disini.
Lalu ia melihat ada seberkas cahaya didepannya. Ia lari secepatnya. Ia kelelahan padahal menurutnya jarak antara dirinya dengan cahaya tadi dekat. Tapi ketika ia lari, seakan cahaya itu sulit untuk digapai.
Tiba tiba ada selembar kertas lagi datang. Ia segera menangkap ketika kertas itu melewatinya.
Cahaya itu adalah yang ingin kamu gapai sekarang
"apalagi ini? "
Rivan bingung. Apa yang ia ingin gapai sekarang?
Ada cahaya lagi disampingnya. Ia berlari lagi sambil menggenggam kertas tersebut.
Ketika ia sudah dekat dengan cahaya tersebut. Ia mendengar suara lembut yang terngiang di alam aneh ini."Kenalin. Aku Ticha"
Ticha? Pikirannya sekarang sedang ada di diri sosok itu. Ia ingat. Ticha. Nama itu yang ingin ia gapai sekarang.
Ia melihat kearah cahaya itu. Cahaya itu sudah hilang.
"kalaupun cahaya itu kamu Cha, berarti kamu sulit untuk digapai" rintihnya pelan.
Ada selembar kertas lagi.
Artinya kamu kurang bersyukur. Coba aja bersyukur. Pasti kamu akan merasa nyaman dengan keadaan yang sekarang.
"nggak bersyukur gimana?! "
Ia duduk. Ia lelah dengan semuanya. Apakah dirinya selama ini kurang bersyukur?
Dari dalam cahaya putih dibawahnya muncul sebuah gulungan kertas. Ia segera meraihnya dan membacanya.
Kamu terlalu egois untuk mendapatkan cahaya itu. Padahal tanpa kamu sadari cahaya itu sering muncul dan dekat dengan kamu. Tanpa kamu kejar sebenarnya cahaya itu akan datang dengan sendirinya. Ia akan selalu berada dibawah telapak kakimu menempel bersama bayang bayangmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
360 Derajat [Completed] ✔️
Fiksi Remaja"Percayalah, berhentinya putaran itu karena elo." Kata orang, cinta itu seperti matahari. Tenggelam di satu tempat, terbit ditempat yang lain. Tapi bagi Rivan Aditya Putra, kalimat itu sama sekali tidak berlaku buat mantan satu-satunya yang bernama...