Part 5

194K 14.9K 183
                                    

'*•.¸♡ ♡¸.•*'
✶﹒❀﹒✷﹒✸﹒

Dalam hidup Zoe, selama 25 tahun hidup tak pernah sekali pun ia membayangkan akan mendapatkan lamaran menikah dari pria asing dan dengan situasi yang sangat aneh serta tak menyenangkan ini. Maksudnya, apakah pria itu menganggap pernikahan adalah lelucon?! Tidakkah dia sadar apa yang baru saja dikatakannya?!

Zoe menelan salivanya, sejenak ia berusaha memproses situasi ini. "Sebentar. Maksud Anda, menikah secara resmi?" Zoe berusaha memperjelas, tangannya menunjuk dirinya dan Marius bergantian.

Terlihat lelah sebab wanita di hadapannya tak kunjung mengerti, Marius pun menyangga kepalanya dengan tangan lalu mematap Zoe dengan tajam. "Ya. Me.ni.kah. Menikah denganku Zoe Aston."

Bibir Zoe membulat bersamaan dengan matanya dan ia pun menutup bibirnya dengan telapak tangan seraya menggeleng-geleng tak percaya. "Anda sudah tidak waras ya?"

Memang. Satu dunia pasti akan mengatakan hal yang sama tapi persetan, Marius memiliki alasan sendiri melakukan ini semua, yaitu demi menyelamatkan hidupnya.

"Aku tidak meminta persetujuanmu. Aku sedang memberitahumu, bahwa kau dan aku akan menikah."

Sudah tak bisa menahan lagi amarahnya, Zoe mendengus kasar dan beranjak untuk membukakan pintu. "Silahkan Anda bisa keluar dari sini."

"Zoe Aston, untuk terakhir kalinya. Kita harus menikah."

Ah, benar-benar lelaki sialan itu. Apakah ia tak mengerti bahasa manusia?

"Saya Tidak peduli! Tolong keluar dari sini!" geram Zoe yang sudah habis kesabarannya.

Sesaat Marius terdiam lalu ia menoleh untuk menatap Zoe. "Mari kita buat kesepakatan. Berapa yang kau mau, agar kau bersedia menikah denganku?"

Lagi-lagi Zoe terkejut mendengar ungkapan Marius. Perkataannya terdengar begitu merendahkan seolah segala hal hanya bisa dinilai dengan uang dan ia bisa dengan mudah mendapatkannya.

Marius beranjak berdiri, merapihkan jas lalu mengaitkan kembali kancingnya. Ia berbalik menghadap Zoe. "Aku tau kau bukan berasal dari keluarga yang berada. Keluargamu tinggal di desa, ayah dan kakakmu menjadi petani kopi di kebunnya yang tak seberapa, dan ibumu hanyalah wanita rumah tangga biasa yang sakit-sakitan." Ia mengatakan itu semua dengan enteng dan tanpa emosi.

Tangan Zoe mengepal sangat kencang sampai membuat bibirnya gemetar menahan ledakan amarah yang sudah di ujung lidah. Dia tak masalah jika orang lain merendahkan dirinya, tapi jika sampai membawa-bawa keluarganya, maka itu akan berbeda. Oh, memangnya apa yang Zoe harapkan dari Marius?

Akhirnya Zoe menghampiri Marius, sekuat tenaga ia berusaha menarik lengan lelaki itu agar pergi meninggalkan kediamannya, tapi sedikit pun Marius tak bergerak.

"Kumohon pergi dari sini, aku tak ingin berurusan denganmu lagi!"

Marius melirik Pedro yang berdiri di belakangnya sebagai isyarat. Seolah mengerti maksud Marius, Pedro lalu mengambil Koper hitam yang anak buahnya bawa dan membukanya. Terlihat tumpukan dollar yang tersusun penuh di dalam koper tersebut.

"Anggap saja ini sebagai uang muka."

"Kau pikir aku barang?!"

Marius menaikan satu alisnya. "Bukankah ini yang kamu butuhkan?"

"Benar-benar sinting!" Gerutu Zoe. "Keluar sekarang atau aku panggilkan polisi!" Ancam Zoe sudah naik pitam.

Mr. Dangerous ✔ (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang