'*•.¸♡ ♡¸.•*'
✶﹒❀﹒✷﹒✸﹒Pagi ini Zoe dan Marius terlihat bak pasangan muda yang sangat bahagia dengan kehidupan pernikahan mereka. Zoe yang tengah sibuk menyiapkan sarapan dibantu oleh Marius justru makin kewalahan sebab Marius tidak benar-benar membantunya. Ketika Zoe meminta Marius untuk mengambil garam, justru yang diambil olehnya adalah gula. Saat Zoe meminta Marius mengiris sayuran, Marius tidak tahu bagaimana cara memotongnya sehingga membuat bentuknya tak beraturan. Bahkan saat Zoe meminta Marius memecahkan telur, yang dilakukannya adalah bukan membelah cangkang telur, melainkan menghancurkannya sebab Marius terlalu kencang membenturkannya. Dengan semua itu Zoe tidak bisa lagi marah kepada Marius, ia justru hanya tertawa melihat tingkahnya. Zoe tahu seumur hidupnya ini pasti kali pertama Marius turun ke dapur sebab selama ini ia selalu dilayani. Oleh sebab itu Zoe cukup menghargai usaha Marius walau kini lelaki itu memasang wajah cemberut dan menyesal dengan kekacauan yang dibuatnya, Zoe malah terhibur.
"Tidak apa, Marius. Duduklah."
"Seharusnya dulu aku ikut sertifikasi memasak. Ternyata keahlian di dapur itu sangat penting."
Zoe tertawa mendengarnya. "Memang. Bayangkan, bagaimana jika kamu terjebak di hutan nanti dan tidak ada Amber. Apakah kamu bisa bertahan?"
"Aku bisa meminta Pedro menjemputku dengan helikopter."
"Kalau ponselmu tidak ada sinyal?"
Marius berpikir seraya menempati kursi Bar. "Aku yakin Pedro pasti bisa mememukanku. Aku aset yang sangat penting, Zoe. Bahkan jika aku menghilang sehari saja semua orang pasti akan kalang kabut." Marius secara tidak langsung menyombongkan diri dan itu lagi-lagi berhasil membuat Zoe tertawa.
Zoe meletakkan piring yang berisi sarapan mereka. Setelah ia mencuci tangan, Zoe menyusul duduk di samping Marius.
"Apakah hari ini kamu akan ke kantor?"
Marius memeriksa jam di ponselnya. "Mungkin agak siangan. Ada rapat yang harus aku hadiri. Selain itu, para eksekutif pasti sedang bertanya-tanya soal kondisi kakek."
Zoe mengangguk-angguk. Kemudian ia merasakan usapan lembut di punggungnya. Zoe melirik Marius yang tengah mengelus punggung Zoe.
"Tenang saja. Semua pasti akan baik-baik saja."
Alis Zoe mengerut. Harusnya ia yang mengatakan itu pada Marius.
"Kamu terlihat sangat cemas sejak kemarin," ucap Marius seolah bisa membaca pikiran Zoe.
"Aku mencemaskanmu. Apakah kamu baik-baik saja?"
Marius menatap Zoe sejenak. Bohong kalau ia mengatakan baik-baik saja. Dirinya tidak pernah merasa baik-baik saja. Selalu ada hal yang mengusik pikirannya, hanya saja selama ini Marius tak pernah mengatakannya. Tapi kali ini Marius tak mau pura-pura lagi. Dengan adanya Zoe membuat Marius ingin bersikap jujur mengenai apa yang dirasakannya.
Marius menggeleng lemah seraya mengulum senyumnya. "Tidak. Aku tidak baik-baik saja."
Zoe memandang Marius lekat, ia merasakan gelenyar hangat di dadanya. Zoe bisa mengerti apa yang tengah Marius alami sebab Zoe juga pernah di posisi tersebut. Takut akan ditinggalkan oleh orang tersayang. Apalagi selama ini yang paling dekat dengan Marius adalah kakeknya. Meski hubungan mereka seperti cinta dan benci, tapi Zoe yakin dalam lubuk hati terdalam orang yang paling berarti dalam hidup Marius adalah Adrian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Dangerous ✔ (New Version)
Romance(New Version, 2024) Media menyebutnya sebagai Mr. Dangerous. Dia disebut berbahaya sebab pribadinya dikenal begitu sempurna; ketampanan, kekayaan, citra yang sangat baik, dia memiliki semuanya. Kharisma dan pesonanya mampu menghipnotis siapapun yang...