Part 19

152K 11.4K 109
                                    

'*•.¸♡ ♡¸.•*'
✶﹒❀﹒✷﹒✸﹒

"Sepertinya di masa lalu kamu pernah menyelamatkan negara ya, Zoe?"

Tawa Zoe tak bisa ditahan mendengar ocehan Felice yang tengah berdiri melihat ke luar di mana mobil yang mengantarkan Zoe terparkir. Di kursi luar bahkan terlihat seorang pengawal dan supir Zoe yang duduk tengah menikmati kopi mereka seraya berjaga di sekitar. Padahal sebelumnya Zoe sudah menolak semua omong kosong itu, dia hanya ingin pergi ke Cafe untuk bertemu teman-temannya dan tak membutuhkan pengawal atau supir yang mengantarnya. Tetapi Pedro bersikeras membuat Zoe pergi dengan pengawal yang sebelumnya sejumlah dua orang. Zoe menganggap hal itu sangat berlebihan dan akhirnya ia berdebat dengan Pedro yang terus mengatakan bahwa ia hanya mengikuti protokol sesuai yang diperintahkan oleh Tuan-nya.

Zoe sampai menelfon Marius, berdebat dengan lelaki itu yang entah sejak pagi buta sudah pergi ke mana. Marius justru mengatakan hal yang membuat Zoe kesal. "Pergi dengan pengawal atau tidak sama sekali."

Tidak mau merusak suasana pagi yang indah, Zoe memilih mengalah dan membiarkan satu pengawal ikut dengannya. Sehingga di sinilah dia, setibanya di Cafe langsung menjadi pusat perhatin karena mobil mewah yang ditumpanginya mencolok dari mobil yang lainnya, serta pengawal yang membukakan pintu mobil dan pintu cafe untuk Zoe. Orang-orang mungkin berpikir, siapa gerangan wanita ini, apakah dia orang penting? Bahkan Zoe bisa menyadari beberapa tatapan pengunjung yang penuh ingin tahu. Sungguh Zoe tidak nyaman, tapi tak ada yang bisa ia lakukan selain menuruti apa yang Marius inginkan.

Ah, lelaki itu. Menyebut namanya membuat Zoe kembali mengingat kejadian kemarin yang membuatnya merasa seperti orang bodoh. Bisa-bisanya ia bertanya apakah Marius menyukainya? Setan apa yang merasukimu Zoe?!

Ingin sekali Zoe menghapus ingatan yang memalukan itu. Sampai saat ini jika memikirkannya ia masih merasa merinding dan perutnya seperti sedang diaduk-aduk. Untung saja Marius hanya menganggapnya sebagai omong kosong. Lagian, tidak mungkin bukan kalau lelaki itu menyukainya?

"Aku masih tidak percaya kalau kamu menikahi Marius Kneiling." Felice menunjukkan layar ponsel yang menunjukkan foto Marius di internet. "Lihat, pria ini seperti tidak nyata, tapi dia adalah suamimu! Astaga.. temanku benar-benar sialan beruntung!"

Zoe tesenyum kikuk, suara Felice yang besar pasti bisa didengar semua orang di dalam Cafe. Beberapa orang yang mendengar Felice menyebut nama Marius Kneiling dan menyadari bahwa Zoe adalah istrinya langsung berbisik-bisik.

"Siapa Marius Kneiling?"

"Oh cucu pemilik Key Group yang terkenal seperti model itu?"

"Jadi wanita itu adalah istrinya? Apakah dia dari kalangan public figure?"

"Sepertinya bukan. Dari berita yang aku baca dia berasal dari kalangan biasa."

"Benarkah? Beruntung sekali dia."

Zoe berusaha mengabaikan pembicaraan dua orang di belakangnya. Seorang waiters pun datang mengantarkan minuman pesanan Zoe. "Terima kasih," gumamnya tersenyum tipis. Tidak lama kemudian Bob datang menghampiri Zoe.

"Lihat siapa yang datang."

Zoe lantas berdiri dan memeluk Bob singkat. "Apa kabar Bob?"

"Sangat baik, Zoe. Bagaimana denganmu? Duduklah."

Zoe kembali duduk bersama Bob yang menempati bangku di depannya. "Aku juga sangat baik."

"Sebentar." Felice beranjak pergi meninggalkan kursinya.

"Zoe, aku benar-benar sedih kamu tidak mengundangku ke pernikahanmu."

Seketika Zoe merasa bersalah, ia menundukkan wajahnya. Ia memang salah karena sudah melupakan teman-temannya, tapi masalahnya Zoe juga hanya menghadirkan keluarganya saja di acara itu. Selebihnya semua tamu undangan adalah orang-orang dari kalangan Marius yang bahkan tidak Zoe kenal satu pun kecuali keluarga lelaki itu.

Mr. Dangerous ✔ (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang