Part 25

154K 12.6K 106
                                    

'*•.¸♡ ♡¸.•*'
✶﹒❀﹒✷﹒✸﹒

Dalam perjalanan Zoe masih saja larut dalam lamunannya. Pandangannya yang menatap ke luar jendela terlihat penuh dengan pikiran. Ternyata seperti ini rasanya dikecewakan oleh orang terdekat kita. Terlepas dari apapun alasan Felice, untuk saat ini Zoe hanya ingin memvalidasi kekecewaannya, ia tidak mau memendamnya dan melupakan begitu saja apa yang sudah Felice lakukan. Untung saja apa yang Felice tuangkan ke minuman Zoe dan Marius tidak membahayakan nyawa mereka. Bagaimana jika itu berisi racun yang mematikan? Astaga ... Felice bahkan tidak berpikir sampai sana. Damian. Dia memang sialan. Dia memanfaatkan kesulitan orang lain untuk keuntungan dirinya. Tidak hanya Damian, bahkan Marius juga melakukan hal yang sama.

Zoe menelan salivanya yang terasa getir. Mereka yang memiliki banyak uang rupanya menganggap orang-orang seperti Zoe dan Felice sangat mudah untuk dimanfaatkan. Memang benar dan Zoe membenci fakta itu, sebab hanya karena keadaan, lagi-lagi orang lemah harus tertindas oleh orang yang memiliki uang dan kekuasaan.

"Sudah sampai, Nyonya."

Lamunan Zoe buyar ketika baru menyadari ternyata ia sudah sampai di kediaman utama Keluarga Kneiling. Begitu pintu mobil dibukakan, dirinya pun melangkah keluar. Amarah dan kekecewaan yang semula menggumpal di hatinya perlahan terlupakan ketika Zoe melihat Marius keluar menuruni undakan.

"Ayo, ikut aku ke peternakan kuda. Semuanya sudah di sana." Ajak Marius yang langsung diikuti oleh Zoe. Mereka berdua menaiki buggy car yang disetiri oleh Pedro.

"Ada acara apa?" Zoe melirik Marius yang duduk di sebelahnya.

"Tidak ada. Kakek hanya meminta semua orang untuk datang."

"Sepertinya dia sedang bosan."

Perkataan Zoe sontak membuat Marius memicing dengan senyum di bibirnya. "Oh ... sepertinya kamu sudah mulai mengenal kakekku ya?"

Zoe tertawa mendengarnya. "Sedikit," ucap Zoe membuat tawanya menular pada Marius. Keduanya saling tertawa dengan mata bertatapan, menyadari hal itu Zoe buru-buru membuang pandangan untuk menyembunyikan semburat merah di pipinya. Sial. Kenapa hatinya malah berdebar-debar tidak karuan?

Begitu sampai di tempat pacuan kuda, kebahagiaan Zoe langsung sirna ketika melihat Delilah juga berada di sana. Wanita itu tengah duduk mengobrol dengan Adrian. Ada Sabine juga yang tengah duduk dengan perhatian yang tertuju ke lapangan kuda di mana Jace tengah menunggangi kudanya sementara Sawyer berada di samping lapangan memperhatikan dari dekat.

"Ternyata ada Delilah juga?"

"Iya. Dia ingin bertemu dengan kakek untuk memberikan bingkisan dari yayasan."

Meski tidak paham Zoe memilih tak banyak bertanya lagi dan mengikuti langkah Marius.

"Lewat sini." Marius menuntun Zoe menuju kandang kuda, terlihat ada kuda-kuda milik keluarga Kneiling.

"Kenalkan, ini Paman Jack. Dia yang mengurus semua kuda yang ada di sini."

Zoe berjabatan tangan dengan lelaki paruh baya yang tersenyum ramah padanya.

"Senang bertemu dengan Anda, Nyonya Kneiling."

"Senang bertemu denganmu juga, Paman Jack." Zoe membalasnya dengan ramah.

Mr. Dangerous ✔ (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang