Part 20

95.3K 8.4K 29
                                    

'*•.¸♡ ♡¸.•*'
✶﹒❀﹒✷﹒✸﹒

Entah sudah berapa kali Marius melirik jam tangan Audemars Piguet limited edition yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Kakinya yang mengenakan pantofel hitam mengetuk tak sabar. Dirinya sudah menunggu di depan sejak 10 menit yang lalu namun Zoe tak kunjung keluar, ia lagi-lagi melongok ke dalam melalui pintu yang terbuka.

"Apakah aku yang terlalu cepat atau dia yang sangat lama berias?" Pertanyaan itu dilayangkan pada Pedro yang berdiri di samping Bentley yang akan mengantar Marius dan Zoe menuju tempat gala dinner untuk Charity Event yang digelar oleh yayasan yang bekerja sama dengan perusahaan kakeknya. Marius datang sebagai perwakilan dari Keluarga Kneiling sekaligus perusahaannya.

"Nyonya." Sapaan Pedro kepada Zoe yang baru muncul lantas membuat Marius menoleh menatapnya. Omelan yang sudah diujung lidah seketika musnah melihat penampilan elegan Zoe dalam balutan dress hitam satu lengan panjang membungkus pas tubuh wanita itu. Rambutnya terikat rendah menunjukkan struktur wajah tirus dan bentuk dagu serta hidung lancipnya.

Zoe sangat cantik dan rasanya Marius tidak rela mengumbar kecantikan wanita itu, apalagi kalau sampai menyita perhatian lelaki lain. Membayangkannya saja Marius kesal.

"Kamu sangat lama."

"Aku bingung menentukan gaun yang harus aku pakai."

"Kenapa bingung? Apakah gaun-gaun di lemarimu tidak cukup bagus? Besok aku akan memanggil orang butik untuk datang ke sini kalau begitu."

"Bukan karena itu." Zoe mendadak kesal. Marius sama sekali tidak mengerti wanita. Sebanyak apapun pakaian di lemarinya ketika ia memiliki acara maka seketika tidak ada satu pun yang menarik di matanya. "Sudahlah, apakah kita akan berdebat di sini?"

Mata Marius mengerjap. "Tidak. Ayo cepat." Ia segera masuk ke mobil lebih dulu sementara Zoe hanya mendengus seraya memutar bola matanya.

Seperti biasanya Zoe dan Marius turun dari mobil dengan tangan yang saling bergandengan. Sebelum masuk mereka diarahkan untuk mengambil foto terlebih dahulu kemudian barulah diantar menuju meja yang sudah disediakan. Marius menarik kursi untuk Zoe lalu dirinya duduk di samping wanita itu. Beberapa orang datang untuk menyapa Marius singkat, termasuk ketua yayasan yang mejanya bersebelahan dengan Marius, ia datang bersama petinggi yayasan lainnya untuk mengucapkan terima kasih kepada Marius dan Zoe atas kehadirannya.

Beberapa saat lagi acara pembukaan akan dimulai dan tiba-tiba seseorang menarik kursi di samping Marius. "Apakah aku terlambat?" Ia duduk dengan buru-buru.

"Tidak. Acara baru akan dimulai."

"Syukurlah." Ia membuang napas lega. "Hai Zoe?"

Senyum tipis Zoe merekah ketika Delilah yang duduk di samping Marius menyapanya. Dilihat-lihat wanita itu serasi berada di samping Marius, apalagi ia memakai warna dress yang sama seperti tuxedo hitam Marius.

"Hai." Zoe membalas sapaannya. Tidak lama kemudian acara pun dimulai dan seluruh perhatian orang-orang yang berada di Ballroom tertuju ke arah panggung.

Hidangan yang dimulai dari makanan pembuka yaitu smoked salmon crostini datang mengisi meja mereka. Zoe menyunggingkan senyum sebagai tanda terima kasih kepada petugas hotel yang bertugas untuk mengantarkan makanan. Sementara di depan sana ketua yayasan sibuk memberikan sambutan, Zoe tidak bisa fokus ketika melihat Delilah yang berbicara dengan Marius.

"Jangan dibuang. Pindahkan saja ke piringku," ucap Delilah membuat Marius memindahkan sepotong timun dari tumpukan crostini-nya. "Lagian kamu aneh. Timun itu mengandung antioksidan yang tinggi. Itu bagus untuk kesehatanmu." Delilah mengomeli Marius seperti seorang ibu yang mengomeli anaknya karena tak suka sayur.

Mr. Dangerous ✔ (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang