Part 40

130K 10K 129
                                    

'*•.¸ ¸.•*'
✶﹒❀﹒✷﹒✸﹒

Di samping ranjang rumah sakit tempat ayahnya berbaring, Zoe duduk dengan pandangan menunduk tak berani menatap ayahnya yang kini tengah bersandar menatap ke depan tanpa ekspresi. Sementara itu, Rose dan Theodore yang berada di dalam juga tak bisa melakukan apa-apa sebelum menunggu salah satu dari mereka bicara, atau mengambil inisiatif untuk membuka pembicaraan lebih dulu. Hanya helaan napas panjang yang terdengar jelas saling bersahutan. Zoe yang sudah tak tahan lagi akhirnya mengangkat wajahnya dan memberanikan diri menatap ayahnya.

"Ayah ...."

"Apakah itu benar?"

Zoe diam sesaat dan dengan berat ia mengangguk. "Benar. Pernikahan aku dan Marius memang bertujuan untuk menutupi skandalnya. Namun Marius dan keluarganya sama sekali tidak memanfaatkanku, ayah."

"Apa bedanya? Pada intinya, kalian sudah membohongi kami semua, Zoe." Peter menatap penuh kekecewaan.

Zoe tidak bisa mengelak lagi. Ia benar-benar merasa bersalah, tapi Zoe tidak ingin Peter membeci Marius atau dirinya, sebab sekarang situasinya sudah berbeda. "Aku dan Marius saling mencintai, ayah."

Ayah, ibu dan kakaknya kini menatap Zoe dengan lekat.

"Baiklah, tujuan awal pernikahan kami memang salah. Aku dan Marius sudah membohongi ayah, ibu dan Theodore. Aku tidak bisa mengelak soal itu. Tapi, memanfaatkanku? Marius sama sekali tidak melakukan itu. Apa yang terjadi itu atas kesepakatan kita berdua. Marius dan keluarganya tidak sejahat itu, percayalah." Zoe dengan tatapannya berusaha meyakinkan keluarganya dengan menatap mereka satu per satu. "Aku benar-benar meminta maaf karena sudah membohongi kalian, tapi sekarang, situasinya sudah berbeda ... aku dan Marius ... kami saling mencintai."

Peter perlahan membuang napas seraya mengalihkan tatapannya dari Zoe. Ia memilih untuk diam sejenak sementara pikirannya masih berperang, berusaha untuk menerima kenyataan yang terjadi. Walau memang kini Zoe dan Marius saling mencintai, tetapi dalam hatinya ia masih merasa kesal. Ayah mana yang terima jika anak perempuan satu-satunya dimanfaatkan oleh lelaki lain untuk kepentingan pribadinya?

"Benarkah yang kamu katakan itu, Zoe? Kalau sekarang kamu dan Marius saling mencintai? Kamu tidak sedang membohongi kami lagi 'kan?"

Zoe beralih menatap ibunya dengan memohon agar percaya padanya. "Tidak bu ... aku tidak berbohong ... bahkan selama menikah, Marius memperlakukanku dengan sangat baik. Dia selalu melindungiku."

"Lalu di mana dia sekarang? Kenapa kamu hanya datang sendiri?"

"Aku pergi tanpa mengabarinya karena aku sangat panik begitu mendengar ayah masuk rumah sakit. Tapi tadi Marius sudah menghubungiku, dia bilang akan menyusul ke sini."

"Sudahlah, ayah ingin istirahat dulu." Peter berusaha untuk berbaring lalu Rose lantas membantu suaminya. "Kabari jika suamimu sudah sampai. Dia yang harus memberi penjelasan pada ayah."

Zoe meneguk salivanya. "Baik, ayah."

"Zoe. Ayo." Theodore yang sedari tadi diam akhirnya mengajak Zoe keluar. Keduanya kemudian memilih pergi menuju ruang tunggu.

Perlahan Zoe mengembuskan napas seraya menyandarkan tubuh lelahnya. Ia belum sempat pulang ke rumah, usai perjalanan panjang menuju kampung halamannya Zoe langsung pergi ke rumah sakit.

Mr. Dangerous ✔ (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang