Part 7

182K 13.6K 54
                                    

'*•.¸♡ ♡¸.•*'
✶﹒❀﹒✷﹒✸﹒

Di ruang makan, seperti biasa Marius menikmati makan malam dengan personel yang sama, juga posisi duduk yang tak pernah berubah. Suara Sawyer dan istrinya yang tengah berbicara terdengar bak angin lalu di telinga Marius. Ia tak fokus mendengar apa yang mereka bicarakan sebab terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri. Sementara Adrian juga sibuk menanggapi anak dan menantunya. Sebentar lagi akan diadakan jamuan di kediamannya yang mana mereka akan mengundang para rekanan bisnis Adrian. Sawyer yang bertanggung jawab atas acara itu dan Sabine yang akan mengatur konsep, undangan, sampai hidangan yang akan disajikan. Jamuan itu bukanlah sesuatu yang biasa, sebab mereka yang datang merupakan tamu-tamu terhormat. Baik dalam dunia bisnis yang berafiliasi dengan Key Company, maupun yang tidak, seperti para pesohor atau pejabat yang menduduki kursi di pemerintahan misalnya.

Diam-diam Marius memperhatikan mereka satu per satu. Pesan yang masuk di ponsel Zoe terus terngiang di kepalanya. Siapa saja bisa jadi tersangka tanpa terkecuali, termasuk keluarganya sendiri. Jangan heran jika Marius bersikap seperti ini, sebab di dalam keluarga ini tak ada yang sepenuhnya tulus terhadap Marius. Bahkan kakeknya sendiri, dia bisa melakukan apapun termasuk hal ekstrem demi tujuannya. Apalagi keluarga pamannya yang sudah jelas-jelas terusik dengan kehadiran Marius. Sawyer selalu iri dengan Grace, sebab Grace yang menjadi penerus dan menggantikan posisi Adrian di perusahaan induk. Begitu pula istri dan anaknya yang memiliki ambisi sama.

Sabine adalah wanita licik. Sejak lahir dan bisa mengerti bahasa manusia, Marius tak pernah suka dengan istri pamannya. Dia itu bermuka dua, di hadapannya begitu baik, tapi di belakang Sabine kerap kali menjelekkan Marius.

Kemudian Jace, sepupunya itu bahkan sama buruknya dengan kedua orang tuanya. Walau wajahnya terlihat polos, namun diam-diam Jace selalu mengumpat kepada Marius. Dia bahkan pernah menulis di buku hariannya, jika ada satu orang yang ingin Jace singkirkan dari dunia ini, maka itu adalah Marius.

"Bagaimana kalau jamuan bulan ini kita mengundang Gordon Ramsay? Bukankah ayah sangat menyukai Beef Wellington buatannya?" Sabine mengusulkan.

"Tapi bulan ini ayah memiliki tamu penting dari Jepang yang akan datang ke Jamuan kita. Bukankah sebaiknya kita menyediakan hidangan Japanese cuisine?" Ucap Sawyer.

"Ah, benar juga ... kalau begitu nanti aku akan mencari rekomendasi yang lain." Sabine selalu excited jika membahas perihal Jamuan dan acara besar lainnya. Ia suka terlibat karena dirinya senang mendapat pujian. "Untuk appetiser juga dessert-nya, bagaimana dengan Amaury Guichon? Dia terkenal dengan pastry-nya yang memiliki bentuk dan rasa unik dengan sentuhan mewah dan elegan. Aku rasa ayah pasti suka."

"Aku ingin mencoba sample pastry-nya terlebih dahulu."

Sabine tersenyum lebar. "Baik ayah, nanti aku bawakan."

"Bukankah kakek harus mengurangi makanan manis?" Jace yang sedari tadi menyimak pun berbicara.

Kedua alis Adrian terangkat menatap cucu bungsunya. Walau hubungannya dan Jace tak sedekat hubungan ia dengan Marius, tetapi Adrian tetap menyayanginya. Apalagi Jace jauh lebih perhatian kepadanya dibandingkan Marius.

"Jace, kita bisa mengaturnya. Tenang saja. Kita memiliki dokter pribadi yang kompeten." Sawyer melirik anaknya.

Jace hanya mengangguk-angguk seraya mengunyah makanannya.

"Bagaimana dengan ibumu Marius? Apa bulan ini dia tidak bisa hadir lagi?" Adrian beralih pada Marius yang sedari tadi fokus dengan makanannya, tak memiliki minat untuk bergabung dengan topik pembicaraan mereka.

"Grace pasti sangat sibuk ayah." Sawyer menjawab. "Tetapi bagaimana pun, dia harusnya tetap bisa meluangkan waktu untuk acara keluarga ini." Sawyer menggeleng-gelengkan kepala. "Wanita itu memang sangat egois."

Mr. Dangerous ✔ (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang