Part 6

186K 13.8K 79
                                    

'*•.¸♡ ♡¸.•*'
✶﹒❀﹒✷﹒✸﹒

Semalaman Zoe benar-benar tak bisa tidur. Ia hanya dapat memejamkan mata selama dua jam namun otaknya tak henti berpikir. Saat mematut dirinya di depan cermin, ia terlihat mengerikan dengan kantung mata yang lebar dan mata lelah. Kepalanya bahkan masih terasa pusing ditambah ia belum tidur.

Zoe tak mengira bahwa perkataan Marius Kneiling bukan hanya gertakan semata. Pria itu benar-benar mengancamnya. Kini muncul tanda tanya besar di kepala Zoe, mengapa lelaki itu sangat ingin menikahinya? Apa alasan dia sampai melakukan hal seperti ini, padahal usai kejadian malam itu, Zoe tak ingin lagi mengungkit dan melupakan selamanya. Zoe benar-benar tak mau berurusan dengan pria itu sekali pun harga dirinya sudah sangat terluka. Baiklah, ia memang ingin penjelasan dari Marius atas apa yang sudah terjadi. Hanya itu, lalu Zoe akan melupakan dan menganggap semua itu tak pernah terjadi.

Rupanya hal tersebut berbeda dengan keinginan Marius. Pria itu, dia justru ingin menjerat Zoe dalam hubungan pernikahan dan setelah Zoe menelusuri nama Marius di internet, kini ia pun berspekulasi, apakah mungkin lelaki itu ingin menikahinya karena ia sudah terlanjur bilang pada media bahwa wanita di Hotel itu adalah kekasihnya dan mereka akan menikah?

Gila. Marius Kneiling memang gila. Mengapa ia harus melibatkan Zoe dalam masalah yang dibuatnya sendiri?! Alhasil, kini Zoe dalam perjalanan untuk menemui lelaki tersebut. Apapun akan ia lakukan demi keluarganya, termasuk menjadi istri Marius Kneiling si manusia berhati iblis.

Zoe berusaha mengubur harga dirinya dalam-dalam, melihat kehadiran dirinya usai penolakan mentah-mentah kemarin, Marius pasti akan tersenyum mengejek. Persetan jika lelaki itu menganggap Zoe munafik, ia melakukan ini bukan tanpa alasan dan jika Marius tak bersikap sejauh itu, Zoe pasti tak akan mengambil keputusan ekstrem tersebut.

Zoe menghirup napas dalam ketika pintu lift terbuka, ia mengeratkan pegangan pada sling bag yang ia pakai kemudian segera berjalan menuju wanita yang berada di balik meja Resepsionis. Ya ampun, penampilan Zoe terlihat begitu udik dibandingkan dengan para pegawai wanita di gedung pencakar langit ini.

Zoe memaksakan senyumnya namun kata-katanya seketika tertahan di ujung lidah saat wanita berpakaian formal tersebut berbicara kepadanya terlebih dahulu. Seolah wanita itu memang sudah menanti kehadirannya.

"Ms. Aston isn't it?"

"Ya. Saya," ujar Zoe terpana, jelas ia bingung karena bagaimana mungkin wanita itu mengetahui namanya.

Wanita tersebut tersenyum tipis. "Mr. Kneiling sudah menunggu Anda, mari saya antar," katanya kemudian berjalan menuju lift menuntun Zoe.

Tanpa banyak bicara, Zoe hanya mengikuti wanita berparas cantik itu. Sampai ia berada di lantai gedung tertinggi ini, berjalan menyusuri lorong sepi lalu berhenti di depan pintu ruangan yang besar nan megah. Wanita itu dengan anggun mengetuk pintu.

"Silahkan Ms," ia mempersilahkan Zoe untuk masuk dan tatapan Zoe langsung tertuju pada pria yang tengah bersandar di tepi meja kerjanya seraya membaca dokumen di tangannya. Sialan. Marius memang sangat tampan, tapi itu bukan berarti Zoe bisa melupakan sikap liciknya begitu saja. He's such a devil in disguise dan Zoe harus berhati-hati.

"Sir?" Saat wanita yang mengantar Zoe bicara, Marius baru menurunkan dokumennya dan kini wajahnya terlihat dengan jelas. Ia mengulas senyum singkat.

"Terima kasih, Brianna."

Wanita bernama Brianna tersebut mengangguk dan lantas pergi meninggalkan Zoe bersama Marius. Tanpa sadar Zoe menelan saliva melihat kepergian Brianna. Suasana ruangan ini mendadak mencekam sehingga ia sampai berpegangan pada tali tas selempangnya.

Mr. Dangerous ✔ (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang