Mr. Dangerous ✔ (New Version)

Part 31

'*•.¸♡ ♡¸.•*'
✶﹒❀﹒✷﹒✸﹒

Perubahan ekspresi Marius secara tiba-tiba membuat Zoe terpaku menatap lelaki itu. Beberapa saat lalu ia terlihat ceria tapi begitu Pedro datang menunjukkan sesuatu, Marius seketika berubah dingin dengan sorot kemarahan di matanya.

"Ada apa, Marius?"

Pandangan Marius beralih, ia menatap Zoe sejenak lalu beralih pada Theodore dan kembali lagi pada Zoe. "Silahkan nikmati sarapan kalian. Aku harus pergi, ada sesuatu yang perlu aku urus." Marius mengulas senyum singkat dan tanpa menunggu respon Zoe ia melenggang pergi dengan langkah kaki lebar.

Zoe hanya tertegun melihat kepergian Marius sampai perkataan Theodore membuyarkan lamunan Zoe.

"Apakah Marius baik-baik saja?"

Entah. Zoe bahkan tidak tahu apa yang membuat sikap Marius tiba-tiba berubah seperti itu, yang pasti Zoe yakin nampaknya terjadi masalah.

Zoe kembali menatap Theodore, ia mengangguk seraya mengulas senyum tipis. "Mungkin soal pekerjaan. Ayo kita makan. Penerbanganmu sebentar lagi 'kan?"

"Astaga! Iya! Aku hampir lupa."

⎯⎯ ୨ ୧ ⎯⎯

Ada alasan mengapa Marius bisa bersahabat dengan Delilah dan Damian. Tentu pertama karena latar belakang keluarga mereka yang berasal dari lingkungan sosial serupa. Baik orang tua Delilah atau Damian, mereka memiliki hubungan baik dengan kakek Marius sebab ada masalah bisnis di dalamnya. Terlebih orang tua Damian dahulu merupakan pengacara yang pernah mengurus perceraian orang tua Marius. Bahkan sebelum Marius lahir, orang tua Damian dan orang tua Marius sudah saling mengenal. Kemudian hadir Delilah yang mana kakeknya sudah bersahabat dekat dengan kakek Marius. Hubungan tersebut akhirnya menurun pada anak-anak mereka. Sejak kecil ketiganya selalu berada di sekolah yang sama. Delilah dan Damian selalu membuntuti Marius. Mereka berusaha keras agar bisa bersahabat dengan Marius walau sejak kecil Marius sudah dikenal sebagai sosok yang tak tersentuh.

Tidak ada yang berani mendekati Marius lebih dulu karena status sosial Marius yang jauh lebih tinggi di antara lainnya. Apalagi sedari kecil Marius kerap diperlakukan layaknya putra mahkota oleh orang-orang sekitarnya. Ia memiliki pengawal yang selalu mengantar dan menjaganya di sekolah. Ditambah Marius punya pribadi yang dingin dan selalu menjaga jarak dari siapapun. Dia seakan tak suka bersosialisasi dengan orang lain, kecuali Delilah dan Damian yang selama itu tak menyerah dengan dirinya. Hingga akhirnya Marius pun menyerah dan mulai membuka diri dengan mereka berdua.

Tapi sayangnya, seperti kisah-kisah persahabatan lainnya, selalu saja ada hal yang tak diharapkan terjadi di antara mereka. Itu berawal ketika Delilah menyatakan perasaannya kepada Marius. Memang pada dasarnya mustahil sekali persahabatan antara lelaki dan perempuan itu tak melibatkan perasaan. Pasti salah satunya ada saja yang menaruh hati. Marius yang sedari dulu tahu bahwa Damian menyukai Delilah, akhirnya menolak pernyataan cinta Delilah. Ia tak ingin merusak hubungan persahabatan yang sudah terjalin di antara mereka selami ini. Selain itu Marius juga tak memiliki perasaan apapun pada Delilah, ia sudah menganggapnya seperti seorang adik. Ditambah lagi Marius begitu menghargai Damian, usai pernyataan cinta Delilah, Marius bahkan sebisa mungkin menjaga jarak darinya dengan menyibukan diri dan mengurangi intensitas pertemuan antara mereka berdua. Marius hanya akan datang jika ada Damian.