Part 16

171K 12K 114
                                    

'*•.¸♡ ♡¸.•*'
✶﹒❀﹒✷﹒✸﹒

Sejak bekerja untuk keluarga Kneiling, Amber sudah terbiasa bangun pukul 4 pagi, apalagi ia merupakan kepala pelayan baik ketika masih berada di Mansion mau pun kini di kediaman milik Marius. Ia yang harus mempersiapkan segalanya, namun sekarang pekerjaannya lebih ringan sebab tak banyak orang yang perlu ia tangani. Bahkan Amber memiliki banyak waktu santai sebab Tuan-nya tidak banyak mau. Di antara keluarga Kneiling yang lain, Amber akui bahwa Marius paling baik apalagi Amber sudah mengenal Marius dan mengurusnya sejak lelaki itu masih kecil.

"Amber?"

Di tengah kesibukannya tengah menyiapkan bahan makanan bersama satu pelayan yang lain, Amber mengalihkan atensinya dan melihat Zoe muncul dengan penampilan rapih sepagi ini.

"Nyonya? Apakah ada yang Anda butuhkan. Kami baru saja akan menyiapkan sarapan."

Zoe pergi membuka kulkas, ia mengambil susu kotak dari sana dan menuangkannya dalam gelas. "Tidak perlu. Aku hanya ingin bilang kalau aku harus pergi ke Mansion."

Kedua alis Amber terangkat. "Sepagi ini?" Bahkan Marius belum keluar dari kamarnya.

Selesai meneguk susu, Zoe mengangguk. "Bibi Sabine memintaku untuk datang pagi-pagi sekali. Dia memintaku mengatur dekorasi acara."

"Apakah Tuan sudah tau tentang ini?"

"Belum," Zoe menoleh ke arah tangga. "Dia sepertinya belum bangun. Jika dia bertanya katakan saja seperti itu. Aku pergi dulu."

Amber akhirnya hanya bisa mengangguk. "Baik Nyonya. Hati-hati di jalan."

Zoe tersenyum. "Terima kasih, Amber."

Satu jam kemudian Marius keluar dari kamarnya dengan penampilan casual formal dan duduk di depan meja bar untuk menikmati sarapan. Mendengar cerita Amber mengenai Zoe yang pergi ke kediaman kakeknya pagi-pagi buta membuat Marius bergeming menatap sarapannya. Ia baru makan separuh tapi rasanya sudah sangat kenyang. Sabine. Apa lagi yang akan bibi-nya itu lakukan pada Zoe?

Marius mengambil ponsel untuk menghubungi sekretarisnya. "Brianna, bisa tolong periksa jadwalku hari ini?" Ia mendengar perkataan Brianna di seberang sana yang tengah menyebutkan jadwal kegiatannya hari ini. "Baiklah, aku ke Mansion dulu kalau begitu," ucap Marius lalu mengakhiri panggilannya dan beralih untuk menghubungi Pedro. "Pedro, aku mau ke Mansion."

Kaki Marius melangkah lebar memasuki Mansion dengan satu tangan terselip di saku celana. Perhatiannya tak teralih sedikit pun melihat orang-orang yang hilir mudik sibuk mengangkat barang dan memasukan berbagai meja dekorasi di ruang utama yang akan menjadi tempat acara jamuan. Ia justru sibuk mencari-cari keberadaan Zoe dan saat menemukan wanita itu berada di Rumah Kaca, Marius melihat Sabine tengah menyuruh-nyuruh Zoe. Memintanya untuk melakukan apapun yang Sabine perintah. Mulai dari memetik bunga, memindahkan tanaman ke dalam pot, menyiram tanaman, mengambil pupuk, dan sebagainya.

Marius yang memperhatikan dari luar pun mendengus keras. Saat ia hendak melangkah masuk, tiba-tiba namanya dipanggil membuat Marius menoleh.

"Marius!" Panggilan Sawyer mengalihkan perhatiannya. Ia menunggu pamannya yang tengah berjalan menghampirinya. "Kebetulan sekali kamu ada di sini. Ayo pergi ke peternakan kuda, kakekmu sudah menunggu di sana."

"Aku sedang mencari Zoe."

"Zoe? Dia berada di rumah kaca dengan Sabine. Mereka sepertinya sedang sibuk dengan tanaman. Kamu tidak perlu khawatir."

Justru itu, aku khawatir karena istriku sedang bersama dengan wanita paling menyebalkan di rumah ini dan dia adalah istrimu. Marius ingin sekali mengatakan itu namun lidahnya tertahan saat Sawyer menarik lengannya, mengajak dia untuk bergegas.

Mr. Dangerous ✔ (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang