"Buat apa lo liatin Zahra sama Ray terus Vin? Kenapa lo gak liat gue di sini, gue di sini nunggu elo Vin," batin Via.
"Gila ya, kemaren si Deva, sekarang Ray, gak tau apa mereka, kalo Zahra udah punya cowok!" guman Agni.
"Tau tuh, hemm apa jangan-jangan ntar Cakka sama Alvin juga ikut-ikutan lagi buat nembak si Zahra!" ucap Ify.
Perkataan Ify barusan sontak membuat Via semakin cemas, "gak! Alvin gak boleh nembak si Zahra!" Via terus menggeleng.
"Via? Lo kenapa?" tanya Agni.
"Hah, gak kok gue cuma pusing aja," ucap Via melenggang menuju tempat duduknya.
Sementara Ify dan Agni masih asik menyaksikan Ray dan juga Zahra."Please terima gue!" ucap Ray.
"Apaan sih Ray, lo gila? Gue gak suka sama lo!" ucap Zahra.
"Terus lo sukanya sama siapa? Sama Alvin, iya?" ucap Ray.
Semua murid sontak mengarahkan pandangan mereka ke arah lelaki sipit yang tengah duduk di meja bersama Cakka.
Zahra menatap Alvin sejenak, "Stop Ray, lo makin ngaco tau gak!" ucap Zahra berlalu keluar dari kelas.
Saat itu pula semua murid bubar dan kembali melakukan aktivitas mereka masing-masing."Sekarang tinggal giliran lo Vin!" ucap Ray berlalu kembali ke tempat duduknya dengan wajah kecewa.
Sementara Alvin hanya terdiam, "Kalau gue nembak Zahra, pasti Zahra juga bakal marah, ini belum waktunya!" batinnya."Kenapa lo diam Vin? Lo liatkan ekspresi Zahra waktu Ray sebutin nama lo di depan dia tadi, Zahra langsung salting gitu, gue yakin Zahra juga sebenernya suka sama lo!" ucap Cakka sambil menepuk pelan pundak Alvin dan beranjak dari mejanya.
Lagi-lagi Alvin hanya diam, entah apa yang di pikirkan lelaki sipit itu.
-
-
Pulang sekolah#
Bell pulang telah berbunyi 5 menit yang lalu, seluruh penghuni kelas berhamburan keluar.
Termasuk Alvin, Cakka, Deva dan juga Ray yang kini sudah keluar dari kelas."Alvin kok gak ngingetin gue ya soal ketemuan nanti sore," batin Via saat melihat lelaki sipit itu berjalan keluar kelas tanpa menoleh sedikitpun ke arahnya.
"Via, ayo!" seru Agni dan juga Ify, gadis berambut sebahu itu hanya mengangguk dan beranjak dari tempat duduknya.
Saat Via, Agni dan juga Ify berjalan melewati mading sekolah, langkah Ify pun terhenti tepat di depan mading."Fy, lo liatin apa sih?" tanya Agni.
"Gue mau ikut lomba!" ucap Ify.
"Lomba? Lomba apaan?" tanya Agni dan juga Via yang kini menghampiri Ify.
"Lomba nyanyi!" ucap Ify.
"Serius lo?" tanya Agni dan juga Via yang kini ikut melihat pengumuman yang ada di mading.
Memang ada perlombaan yang di adakan dalam rangka hari jadi SMA Pertiwi yang ke 11 tahun, dan ada 11 cabang lomba yang akan di laksanakan minggu depan."Wah ini sih bakal seru ntar, kita dukung lo Fy, semangat ya!" ucap Via dan juga Agni.
"Kalian gak mau ikut?" tanya Ify.
"Gak ah, gue gak bakat nyanyi!" ucap Agni.
"Elo Vi?, apa lo gak mau ikut kaligrafi gitu, lo kan pinter gambar!" ucap Ify.
"Gak ah, males gue Fy, kita dukung lo aja iya gak Ag?" ucap Via.
"Iya, lo yang semangat ya Fy, lumayan kan lo bisa belajar vokal tiap hari sama bokapnya Nova, sekalian PDKT sama Rio," ucap Agni
"Iih apaan sih kalian, udah ah yuk balik!" ucap Ify.
-
-
Sesampainya di rumah Via langsung berjalan menuju kamarnya, "Alvin pengen ngajak gue ketemu, duh! Gue pake baju apa ya?" gumamnya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Gadis berambut sebahu itu nampak memilih-milih baju yang ada di lemari, beberapa baju ia letakan di atas kasurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Cinta Kita
General FictionSEGERA TERBIT Sah-sah saja jika seorang lelaki mengungkapkan cintanya kepada seorang gadis. Namun bagaimana jika seorang gadis nekat mengungkapkan cintanya kepada seorang lelaki? Akankah lelaki itu mau menerima dirinya? Atau malah sebaliknya? - Pena...