Our Love Journey Part 34#

360 26 0
                                    

"Tadi nih ya, gue di ajak sama bonyok gue buat ke rumah temen semasa kecil gue, awalnya sih gue nolak, abisnya setau gue temen semasa kecil gue itu dekilnya minta ampun."

"Terus?"

"Karna di paksa kan, ya gue ikutlah, sampe sana ternyata.."

"Ternyata apa?" tanya alvin penasaran.

"Ternyata sekarang dia cakep bener Vin, langsung pangling gue waktu liat dia, gak nyesel deh gue di suruh kawin sekarang juga gue siap!" ucap Difa.

"Hahaha kampret lo, soal cewek aja cepet! Gue jadi penasaran sama cewek yang lo maksud itu," ucap Alvin.

"Nanti lah gue kenalin ama lo, tapi jangan lo embat, punya gue soalnya!"

"Ya gak lah, gue mah gak kayak lo," balas Alvin sambil asik dengan ponselnya.

"Rokok Vin!" tawar Difa sembari meletakan sekotak rokok di meja.

"Lo aja, gue gak ngerokok!" balas Alvin.

"Serius lo?" tanya Difa sembari mengisap puting rokoknya.

Alvin hanya mengangguk.
-
-
Malam hari#
Via tengah bersiap-siap untuk pergi, namun bukan untuk bertemu dengan Difa, melainkan pergi untuk menghindari Difa.

"Maafin aku ma," gumam Via sembari menutup guling dengan selimut dan berlalu membuka jendela kamarnya dengan hati-hati.

Memanjat. Ya, Via turun dari kamarnya dengan memanjat pohon mangga yang ada di depan jendela kamarnya.
"Aku harus pergi sebelum Difa dateng!" batin Via sembari berlari menuju pagar depan. Beruntungnya ada taksi yang lewat, Via pun langsung memanggil taksi tersebut.
Setidaknya kini Via dapat bernafas dengan lega walau hanya untuk sementara waktu.

"Gak ada jalan lain, aku harus ke rumah Alvin, aku gak mungkin ke tempat agni ataupun Ify, mama pasti akan nyari aku di sana!" gumam Via.
-
Beberapa menit kemudian, sampailah Via di Rumah Alvin.

"Makasih ya Pak!" ucap Via usai membayar biaya taksi.

"Aku gak mungkin lewat pintu depan, Mamanya Alvin gak akan bolehin aku bertamu malam-malam seperti ini," batin Via sembari memandangi rumah bergaya minimalis berlantai dua tersebut, tak sengaja pandangannya tertuju pada sebuah kamar yang ada di lantai atas, di bagian jendela dengan gorden berwarna putih cream terlihat bayangan seorang laki-laki seperti sedang duduk di sebuah bangku.

"Kayaknya itu Alvin deh, aku langsung ke sana aja kali ya, tapi gimana caranya?" gumam Via sambil mengetuk ujung dagunya dengan jari telunjuk.

"Ah bego, di depan itu kan ada pohon mangganya juga, gue manjat aja!" gumam Via tersenyum sumringah sambil berlalu menuju sebuah pohon, dan mulai memanjat pohon tersebut.

Ya, Via memang sedikit tomboy, memanjat bukanlah hal yang sulit untuknya.
Sesampainya di atas, Via mengetuk pelan jendela kamar tersebut.
-
Tok.. Tok.. Tok..
Alvin menoleh ke arah jendela, dengan sedikit mengerutkan keningnya.

"Kok suaranya dari jendela?" gumam Alvin sambil melangkah perlahan menuju jendela dan membuka gordennya.
Di sana sudah terlihat Via yang tengah tersenyum manis padanya.

"Astaga Via, kamu ngapain di sini?" tanya Alvin begitu kaget saat melihat Via sudah ada di depan jendela kamarnya.

"Bukain jendelanya buruan, di sini banyak nyamuk!" gumam Via.

Alvin pun langsung membukakan jendela kamarnya.

"Kamu ngapain di sini Vi?" ulang Alvin dengan sedikit panik.

Perjalanan Cinta KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang