"Hah, 20 menit lagi bu? Gak salah?" tanya Via yang baru saja tersadar dari lamunannya.
"Tidak ada yang salah, Selesai gak selesai, 20 menit harus di kumpul!" tukas Bu Dea.
"Ya ampun, separo aja belom, gimana bisa selesai!" batin Via.
Alvin sekilas melirik ke arah Via, terlihat jelas kalau kini Via tengah gelabakan mengisi soal ulangannya.
Alvin yang sudah menyelesaikan soal ulangannya pun bukannya langsung mengumpulkan ke depan, ia kini justru merobek kertas kecil yang ada di mejanya."Waktu tinggal 10 menit lagi!" ucap Bu Dea.
Beberapa siswa dan siswi kini sudah mengumpulkan lembar jawaban mereka masing-masing.
Termasuk Alvin yang kini sidah beranjak dari tempat duduknya dengan lembar jawaban di tangannya dan juga secarik kertas kecil yang sengaja ia bawa, saat melewati meja Via, Alvin langsung meletakan kertas kecil tersebut ke atas lembar jawaban Via yang masih belum selesai ia kerjakan.Via langsung mendongakkan kepalanya ke arah lelaki sipit itu. "Alvin," gumamnya.
Lelaki sipit itu hanya tersenyum tipis, "Cepet salin, sebelum waktunya habis!" ucap Alvin setengah berbisik.Via tersenyum manis pada Alvin, dan langsung menyalin jawaban yang sengaja di tulis Alvin untuknya.
Sementara Alvin langsung mengumpulkan lembar jawabannya dan berlalu keluar kelas bersama Cakka, Deva, dan juga Ray."Lo nyontek ya?" bisik Agni usai mengumpulkan lembar jawabannya.
"Gak, cuma nyalin doang!" balas Via yang kini tengah asik menyalin semua jawaban yang ada di kertas kecil tersebut.
"Sama aja peak," gumam Agni.
Via tak menghiraukan hal itu, yang terpenting sekarang adalah menyelesaikan soal ulangannya.
-
-
Lapangan#
Seperti biasa Alvin cs tengah asik bermain basket."Ujung bibir lo kenapa Kka?" tanya Alvin saat menyadari ada bekas lebam di ujung bibir sahabatnya itu.
"Habis berantem sama bagas kemaren," ucap Ray.
"Apa? Jadi kemaren kalian berdua nyerang Bagas lagi?" tanya Deva kaget.
"Bukan kita berdua yang nyerang, tapi mereka yang nyamperin gue sama Ray," ucap Cakka.
"Bukannya masalah kita waktu itu udah selesai ya, kok mereka masih nyerang kalian?" ucap Alvin.
"Entahlah, gue gak terima Vin, pokoknya nanti sepulang sekolah gue pengen balas semua ini ke Bagas!" ucap Deva.
"Mau sampe kapan lo main balas-balasan kayak gitu Kka, masalah gak akan selesai," ucap Alvin.
"Terus gue harus diem aja gitu? Ogah Vin, toh gue juga udah punya rencana sendiri kok buat balas semua perlakuan Bagas ke gue!" ucap Cakka yang kini memilih duduk di tepi lapangan.
"Rencana? Rencana apaan?" Tanya Deva.
"Di SMA Kartini ada satu cewek cantik yang deket sama Bagas, namanya Shilla," ucap Cakka.
"Jangan bilang kalo lo mau peralat gadis itu buat balas dendam ke Bagas Kka," ucap Alvin.
"Sejak kapan lo perduli sama orang lain Vin?" tanya Cakka.
"Bukan gitu, gue cuma gak suka lo libatin orang lain ke dalam masalah lo, udah cukup kemaren Via terlibat dalam masalah kita," ucap Alvin
"Lo tenang aja, toh gue juga gak akan libatin lo kok, gue akan jalanin rencana gue sendiri!" ucap Cakka berlalu pergi meninggalkan lapangan tersebut.
-
-
Kelas#
"Katanya pinter matematika, tapi kok nyontek!" sindir Zahra saat Via tengah sibuk membaca buku pelajarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Cinta Kita
Ficción GeneralSEGERA TERBIT Sah-sah saja jika seorang lelaki mengungkapkan cintanya kepada seorang gadis. Namun bagaimana jika seorang gadis nekat mengungkapkan cintanya kepada seorang lelaki? Akankah lelaki itu mau menerima dirinya? Atau malah sebaliknya? - Pena...