"Kamu ngomong apa sih Vin? Kamu gak salah kok, gak ada satu janji pun yang kamu ingkarin, semua ini bukan kehendak kamu, dan kalau pun nanti kamu jauh dari aku, tapi hati kita akan selalu dekat," ucap Via mencoba untuk tetap tersenyum.
"Makasih banyak ya Vi, kamu udah ngertiin aku," ucap Alvin.
"Aku bukan anak kecil lagi Vin, yang harus mewek saat di tinggal," ucap Via lagi-lagi tersenyum lebih tepatnya senyum palsu.
Karna jujur sebenarnya ia tidak rela jika harus berpisah jauh dari sosok lelaki yang ia cinta itu, namun apa boleh buat, biar bagaimana pun, Via tidak ingin di anggap egois jika harus melarang Alvin untuk pindah."Udah hampir jam 7, balik ke sekolah yuk!" seru Via.
Alvin hanya menggangguk setuju dan berlalu menuju parkiran.
-
-
SMA Pertiwi#
Cakka, Deva, Obiet dan juga Ozy tengah kesusahan mengatur persiapan untuk presentasi tugas makalah mereka, pasalnya Via belum juga datang."Via mana sih?" gumam Deva sambil mngacak rambutnya.
"Agni?" panggil Cakka saat melihat Agni yang tengah santainya melenggang menuju pintu kelas.
Langkah gadis itu pun terhenti saat mendengar ada seseorang yang memanggil namanya.
"Lo manggil gue?" tanya Agni sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Iya, temen lo si Via mana sih?" tanya Cakka.
"Meneketehe, paling juga masih jalan sama Alvin," balas Agni lalu melanjutkan langkahnya keluar dari kelas.
"Gimana dong nih, kita belom ada persiapan Kka, lo aja gih yang jadi moderator," ucap Ozy.
"Kok gue sih, gak ah itu si Obiet aja!" ucap Cakka.
Mereka pun akhirnya saling tunjuk dan tak ada yang mau menjadi moderator untuk presentasi makalah hingga akhirnya Alvin dan Via pun sampai di kelas.
"Ini kenapa pada sih kok ribut banget? kedengeran sampe luar tau!" tanya Via, sementara Alvin hanya diam saja sambil menaruh tas nya di samping Cakka.
"Ini gara-gara lo, kalau aja lo gak telat dateng, kita gak bakal ribut kayak gini!" sahut Cakka.
"Kok gue?" tanya Via heran.
"Udah! Gak usah banyak nanya, nih tugas lo, nanti kalo maju, lo yang jadi moderator, gue gak mau tau!" balas Cakka seraya menyerahkan makalah yang sedari tadi ia pegang.
"Biasa aja dong, gak usah pake ngomel, ketimbang ginian doang, lo pikir gue gak bisa," balas Via sambil mengambil makalah tersebut.
"Buktiin aja nanti, dan lo Vin, udah cukup ya acara pacar-pacarannya, gue enek tau liat lo sama Via yang dateng seenaknya kayak gini, tugas kelompok gue keteteran gara-gara lo sibuk pacaran mulu sama Via," ucap Cakka.
"Santai aja dong, gak usah pake emosi, kayak lo gak pernah pacaran aja" bentak Alvin.
Cakka pun terdiam saat mendengar ucapan Alvin barusan, tak biasanya Alvin membentaknya.
"Udah Vin, cukup!" bisik Via sebelum akhirnya ia kembali ke tempat duduknya.
Begitu juga dengan Alvin yang langsung mencoba menahan emosinya, ia tau betul kalau saat ini Cakka memang punya masalah pribadi dengan Shilla, namun bukan berarti Cakka bisa melampiaskan kekesalannya itu pada Alvin maupun Via.
-
Bell istirahat sudah berbunyi 5 menit yang lalu, tepat di saat kelompok Via selesai mempresentasikan hasil makalah mereka dengan sukses.Via pun langsung tersenyum puas dengan hasil presentasi mereka saat itu.
"Beres kan?" ucap Via saat melewati meja Cakka sambil melirik ke arah lelaki sipit di samping Cakka yaitu Alvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Cinta Kita
Ficción GeneralSEGERA TERBIT Sah-sah saja jika seorang lelaki mengungkapkan cintanya kepada seorang gadis. Namun bagaimana jika seorang gadis nekat mengungkapkan cintanya kepada seorang lelaki? Akankah lelaki itu mau menerima dirinya? Atau malah sebaliknya? - Pena...