"Menurut lo? Udah deh Ra, lo gak usah banyak nanya, gue pusing tau!" ucap Via dengan raut wajah yang tak bersahabat.
Zahra hanya terdiam usai mendengar penuturan yang keluar dari mulut Via.
Suasana berubah hening seketika, karna bosan, Via pun mengeluarkan kertas dan juga pensil dari dalam tasnya, sudah bisa di tebak apa yang akan di lakukan oleh gadis berambut sebahu itu, dengan kertas putih polos dan juga pensil, ia pun mulai menggambar sesuatu."Wih Vi, tumben lo dateng pagi!" ucap Ify yang baru saja datang.
"Iseng aja pengen ngerasain gimana sih rasanya datang paling awal, ternyata gak enak, bikin bete!" ucap Via sembari melirik Zahra.
"Lo kenapa liatin gue?" ucap Zahra yang merasa di perhatikan oleh Via.
"Gak kok! Elo aja yang sensi" elak Via.
"Apa lo bilang?" ucap Zahra sembari bangkit dari tempat duduknya.
"Eh udah dong, gak usah ribut, emmm bete kenapa sih Vi?" tanya Ify yang kini tengah meletakan tasnya di samping Zahra.
"Bete aja, lagi asik ngomong eh si pengganggu malah dateng," sindir Via.
Sontak Zahra pun bangkit dari tempat duduknya dan memukul keras meja Via.
BRAAKK..
"Lo cari ribut sama gue?" bentak Zahra.
Via menoleh sekilas ke arah Zahra dengan senyum sinis ia pun melanjutkan kembali aktivitasnya."Zahra lo kenapa? Apa yang di bilang sama Via tadi ada hubungannya sama lo?" selidik Ify.
"Lo gak tau apa-apa Fy, temen lo itu dari tadi selalu mancing emosi gue!" ucap Zahra kembali duduk di samping Ify dan berbicara panjang lebar.
Sesekali Via meledek gaya bicara Zahra yang sangat alay menurutnya.
"Nyerocos mulu, kek emak-emak!" batin Via.
Tak lama kemudian Agni pun datang, "Viaaaa...!" teriak Agni dengan histeris, gadis tomboy itu sedikit berlari menuju bangku di samping Via, dan meletakan tasnya di meja."Apaan sih Ag pake teriak-teriak!" kesal Via.
"Gue ada kabar bahagia!" ucap Agni yang kini tengah duduk menghadap Via Ify dan juga Zahra.
Via menghentikan aktivitasnya sejenak, lalu memandang Agni, "Apaan?"
"Gabriel pengen ngajak gue jalan!"
"Owh, cuma itu!" balas Via.
"Serius lo? Kapan? Di mana?" tanya Ify dan juga Zahra yang cukup penasaran.
Agni pun bercerita panjang kepada Ify dan juga Zahra, sementara Via kembali melanjutkan aktivitasnya yaitu menggambar, bukan karna ia tidak tertarik mendengar cerita dari sahabatnya, namun di saat itu, Zahra pun ikut bergabung, entah kenapa gadis berambut sebahu itu begitu membenci Zahra, semenjak ia tau kalau Alvin mencintai Zahra.
-
-
Bell masuk sudah berbunyi 10 menit yang lalu, semua murid sudah duduk di bangku masing-masing, namun tak ada guru yang masuk di jam itu, suasana kelas pun berubah jadi ramai seperti pasar ikan.
Ada yang tengah asik bergosip ria, ada yang sibuk berdandan, ada yang saling lempar kertas, saling ejek, bahkan ada juga yang asik pacaran di pojok kelas, di saat yang lain tengah asik dengan aktivitas mereka masing-masing, Via justru tak ingin melakukan aktivitas apapun, iya hanya duduk manis di bangkunya dengan menopang dagunya. Ya, kini Via tengah fokus memandangi Alvin yang tengah asik becanda dengan Cakka, sesekali ia melihat ke arah Via yang sedari tadi fokus memeperhatikannya, namun pandangannya kembali tertuju paja Zahra yang tengah asik bergosip ria dengan Ify.
Hal itu tentunya membuat Via sakit hati, "kok lo malah liatin Zahra sih Vin?" batin Via.
Di saat Alvin tengah asik memperhatikan Zahra, Deva yang duduk di belakang Alvin tiba-tiba membisiki Alvin sesuatu, "Vin, si Via ngeliatin lo terus tuh!" ucap Deva."Iya gue tau!" balas Alvin.
"Kalo udah tau kenapa lo diemin aja? Malah ngeliatin Zahra lagi, lo mau nembak Zahra?" tanya Deva.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Cinta Kita
General FictionSEGERA TERBIT Sah-sah saja jika seorang lelaki mengungkapkan cintanya kepada seorang gadis. Namun bagaimana jika seorang gadis nekat mengungkapkan cintanya kepada seorang lelaki? Akankah lelaki itu mau menerima dirinya? Atau malah sebaliknya? - Pena...