Our Love Journey Part 49#

330 24 0
                                    

"Hah, gak kok Shill, maksud aku cewek-cewek itu ya mantan-mantan aku yang dulu, sekarang mah aku fokusnya ke kamu doang," tutur Cakka.

"Hemm buaya mah buaya aja Kka," sahut Ourel.

"Ourel lo bisa diem gak sih," balas Cakka mulai kesal pada Ourel yang sedari tadi selalu memancing dirinya.

"Hemm iya-iya udah gak usah ribut kayak gini dong, gak enak di liat sama orang," ucap Shilla.
-
-
Di sisi lain#
Via tengah sibuk membuka buku-buku catatannya. Belajar, ya itulah yang tengah ia lakukan saat ini, meskipun tak sepenuhnya belajar karna di saat belajar ia pun masih sempat untuk berbalas pesan dengan Alvin.

"Aku akan buktiin sama mama, kalau aku bisa memperbaiki nilaiku tanpa harus mengurangi jadwal main," gumam Via.

Tok...tok..tok..
"Via? Itu ada temen kamu di depan!" ucap wanita paruh baya yaitu Ny.Nia ibunya Via.

Via pun lantas menghentikan aktifitasnya dan langsung keluar dari kamarnya, "Siapa sih, perasaan aku gak ada janji ama siapa-siapa hari ini," batinnya.

Saat menuruni anak tangga, Via langsung menautkan alis matanya, di lihatnya Zevana yang tengah duduk di sofa ruang tamu.

"Ngapain lo ke sini?" tanya Via.

Memang tak biasanya Zevana mampir ke rumahnya, apa lagi seorang diri.
Zevana pun menoleh ke arah anak tangga, ia langsung menghampiri Via dan menarik lengan Via menuju sofa.

"Gue mau kerja sama ama lo, ini soal ujian minggu depan," ucap Zevana setengah berbisik.

Via semakin heran di buatnya, "Maksud lo apaan sih, gue gak ngerti, lo dateng-dateng ke rumah, ngajakin gue kerja sama," balas Via.

"Gue serius ini, Lo inget Dika kan, mantan kakak kelas kita yang super biang kerok di sekolah waktu itu," ucap Zevana.

"Dika yang berhasil meraih peringkat kedua sewaktu Ujian Nasional, ya gue inget, kenapa dia?" tanya Via.

"Aduuh Viaaa, lo kok gak ngerti-ngerti juga sih, gue kan satu komplek nih ama dia, kemaren dia kasih tau gue rahasia kenapa dia bisa tiba-tiba dapet peringkat 2," jelas Zevana yang semakin membuat Via bingung.

"Karna nyontek?" tebak Via.

"Bukan, dia minta kisi-kisi sama bu Dea, dan lo tau, ternyata kisi-kisi punya bu Dea itu banyak yang keluar sewaktu ujian, kita bisa ikuti jejaknya Dika," ucap Zevana.

"Tapi gimana caranya, gak akan gampang dapet kisi-kisi dari bu Dea," ucap Via.

"Tenang, nanti biar gue yang ngambil langsung ke ruang guru, lo tinggal mantau dari luar," usul Zevana.

"Hah, gak gak gak, gue gak mau lakuin hal itu, itu namanya sama aja nyuri Zee," tolak Via.

"Beda lah, nanti habis ujian kan bakal kita balikin lagi," bantah Zevana.

"Gak, tetep aja gue gak setuju, udah ya, mending lo balik, gue mau lanjut belajar," ucap Via setengah mengusir.

"Eh tunggu dulu Vi, yaudah deh gini aja, besok pagi di sekolah, kita sama-sama ke kantor buat minjem kisi-kisi itu sama bu Dea, gimana? Lo setuju kan?" usul Zevana lagi.

"Yaudah deh, serah lo," ucap Via.

"Gitu dong, gue capek tau tiap ulangan selalu dapet nilai jelek," gumam Zevana.
-
-
Keesokan harinya, seperti yang sudah di rencanakan, Zevana dan juga Via tengah melenggang menuju ruang guru, tepatnya untuk menemui bu Dea.

"Lo yang bilang ya, gue tunggu di sini," ucap Via.

Zevana hanya mengangguk dan langsung masuk ke ruang bu Dea.
Sementara Via hanya berdiri di luar sambil menunggu Zevana.

Perjalanan Cinta KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang