Our Love Journey Part 18#

368 26 0
                                    

"Aku tau kamu masih mencintai Zahra, dan kamu nerima aku hanya sebagai pelampiasan kamu, dan sekarang Zahra udah mulai ngerespon kamu, aku tau sekarang kamu lagi bingung, kamu bingung bagaimana caranya melepaskan aku dan mendapatkan Zahra!"

"Cukup Vi, jaga mulut kamu ya!" bentak Alvin.

Via langsung terdiam saat itu juga, ingin sekali rasanya ia menangis saat Alvin membentaknya, namun ia berusaha sekuat mungkin untuk menahan air matanya.

"Harusnya aku yang marah sama kamu, aku gak habis pikir kenapa bisa ada suara cowok yang nelpon aku kemaren, jelas-jelas itu nomor kamu Vi! Siapa cowok itu?" bentak Alvin.

"Dia Gabriel, dia cuma temen aku!"

"Temen? Bagus ya, kamu jalan sama cowok itu tanpa ngasih kabar ke aku, ngapain aja kemaren kamu sama temen kamu itu?"

"Aku gak ngapa-ngapain!"

"Jangan bohong kamu Vi, kamu tau, kemaren aku ke rumah kamu, tapi kamu gak ada di rumah!"

"Aku sudah nunggu kamu, tapi kamu gak ada kabar, kamu tau kenapa kemaren aku pulang duluan? Itu karna aku kecewa sama kamu, aku nunggu kamu di depan pagar, tapi kamu malah enak-enakan ngobrol sama Zahra di parkiran!"

"Astaga Via, aku gak ngapa-ngapain, kemaren aku cuma bantuin dia, motor dia mogok!"

"Alasan!"

"Kamu gak percaya sama aku?"

"Bagaimana bisa aku percaya? Zahra itu gadis yang kamu suka Vin, sedangkan aku? Aku hanya gadis bodoh yang tergila-gila sama orang yang gak pernah sedikit pun ada rasa suka sama aku!"

"Terserah lah! aku capek Vi, kamu terlalu keras kepala!" ucap Alvin berlalu pergi meninggalkan Via.

Saat itu juga butiran bening berjatuhan membasahi pipi gadis itu, "aku kecewa sama kamu Vin!" batin Via.
Sejak saat itu Via maupun Alvin saling diam, tak ada yang mau mengalah di antara keduanya, Via yang keras kepala, sedangkan Alvin sosok yang sangat cuek.
-
-
Hari ini semua murid pulang lebih awal, untuk persiapan lomba esok hari.
Ify dan Agni pun nampak terburu-buru untuk segera pulang.
"Via, kita duluan ya!" ucap Ify dan juga Agni.

"Iya!" balas Via yang kini masih duduk di bangkunya, ia melihat kalau tas Alvin masih ada di atas meja, pertanda kalau Alvin pun belum pulang, namun ke mana lelaki itu? Sedari tadi tak nampak batang hidungnya, Pikir Via.
Dengan langkah gontai, Via pun memilih untuk bangkit dari tempat duduknya dan berniat untuk pulang.
Namun baru saja ia ingin melangkahkan kakinya, tiba-tiba seorang lelaki berseragam SMP datang menghampirinya, siapa lagi kalau bukan Debo.

"Vi?"

"Debo? Ada apa?" tanya Via.

"Aku cuma mau bilang kalau nanti sore ada acara di rumah, mama aku minta kamu dateng, bisa kan?" tanya Debo.

"Nanti sore? Emmh gimana ya?"

"Ayo lah Vi, please!" pinta Debo.
Tanpa mereka sadari kalau sedari tadi ada seorang lelaki yang tengah memperhatikan mereka di depan pintu kelas. Ya, dia adalah Alvin.

"Yaudah, nanti sore aku usahain buat dateng," ucap Via.

"Ok, thanks ya!" ucap Debo berlalu keluar kelas.

Saat Debo keluar, Alvin pun langsung masuk ke kelas mengambil tasnya dan berlalu keluar tanpa menghiraukan Via yang masih kaget akan kehadirannya yang tiba-tiba.

"Alvin tunggu...!" Via berlari keluar menyusul Alvin.

"Berhenti...!" ucap Via yang kini sudah berdiri di hadapan lelaki sipit itu.
Alvin pun menghentikan langkahnya, lelaki itu hanya diam tanpa mau berbicara sepatah kata pun.

Perjalanan Cinta KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang