"Mencoba tentu jauh lebih baik!" tukas Tiara sembari melenggang menghampiri seorang anak kecil yang tengah menangis.
Via terdiam sejenak, tak tau harus memulai dari mana, ia pun mengambil ponsel didalam tasnya.
Chat dengan Alvin, ya itulah yang ia lakukan saat ini.
Tak berapa lama kemudian, terdengar suara seorang wanita yang memanggilnya."Via sini!" panggil Tiara yang kini tengah asik menemani si anak yang tengah bermain di ruang bermain.
Via pun mengangguk dan langsung menyimpan kembali ponselnya kedalam tas.
"Temani dia ya, aku mau kesana dulu," ucap Tiara sembari melangkah menuju ruang belajar.
"Iya," balas Via sambil menggaruk belakang kepalanya.
Apa yang harus aku lakukan? Pikirnya.
Dengan ragu Via pun mencoba untuk mendekati anak kecil tersebut.
-
-
Tak terasa 2 bulan sudah Via bekerja sebagai pengasuh, dari situ ia mengerti bagaimana susahnya merawat serta mendidik anak-anak yang masih berusia dibawah tiga tahun."Gimana rasanya kerja disini?" tanya Tiara yang kini tengah duduk bersandar di sofa.
"Ya gitu lah mbak, maaf ya kalau aku masih belum bisa sepenuhnya menjadi pengasuh yang baik," ucap Via.
"Gak masalah, semua memang butuh proses. Emmh udah siang, aku duluan ya, ada janji soalnya," pamit Tiara sembari mengambil tas lalu pergi meninggalkan Via yang masih sibuk dengan buku agenda ditangannya.
"Iya,hati-hati," balas Via.
-
-
Tak lama setelah Tiara pulang, Via pun memutuskan untuk pulang usai menyelesaikan tugasnya.Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 10 menit, kini sampailah Via tepat didepan rumahnya.
Tak ada siapa-siapa di rumah itu, nampak terlihat sepi. Kemana orang-orang? Pikirnya.Tanpa ambil pusing Via pun melanjutkan langkahnya menuju pintu utama.
Pintu pun tak dikunci. "Mama...Pa?" Via terus memanggil kedua orangtuanya namun tak ada jawaban."Pada kemana sih,heran." Via bergumam pelan sambil melangkah menuju anak tangga.
Sesampainya di kamar,Via langsung menganti pakaiannya, karena lelah ia pun memilih untuk merebahkan tubuhnya di kasur hingga tertidur pulas.
-
Di sisi lain, kini Alvin si pemuda sipit itu baru saja selesai dari pekerjaannya, namun belum sempat istirahat,ia sudah harus mendapat kabar dari Keke kalau ibunya tengah sakit.Keinginannya untuk beristirahat pun terpaksa ia tunda, kini Alvin tengah bersiap-siap untuk pulang, sementara Keke sang adik sudah menunggunya didepan.
Sesampainya di mobil, Alvin menatap dalam wajah adiknya itu.
"Papa mana?" tanya Alvin dingin."Papa belum pulang," balas Keke sembari melempar kunci mobil ke arah kakak laki-lakinya itu.
Alvin hanya mampu menghela nafas mendengar jawaban adiknya itu, bukan apa-apa, namun disaat seperti ini seharusnya ayahnya sudah pulang.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih sekitar satu jam, kini sampailah Alvin dan juga Keke tepat di depan rumah kedua orangtuanya yang ada di Bekasi.
Tanpa basa-basi Alvin langsung masuk ke rumah dan menghampiri ibunya.
"Mama kenapa ma?" tanya Alvin pada ibunya.Ny.Kintan hanya menggeleng dengan senyum tipis dibibir beliau.
"Mama gak papa kok, cuma demam biasa," jawab Ny.Kintan."Kenapa Papa belum pulang juga ma?" Tanya Alvin lagi yang kini sudah berada tepat disamping ibunya yang tengah beristirahat di ranjang.
"Papamu masih sibuk dengan pekerjaannya disana, kasian kan kalau harus pulang hanya karena masalah sepele seperti ini," balas Ny.Kintan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Cinta Kita
Genel KurguSEGERA TERBIT Sah-sah saja jika seorang lelaki mengungkapkan cintanya kepada seorang gadis. Namun bagaimana jika seorang gadis nekat mengungkapkan cintanya kepada seorang lelaki? Akankah lelaki itu mau menerima dirinya? Atau malah sebaliknya? - Pena...