"Gak papa kok, cuma keseleo biasa. Emmh ambilin hp gue dong! " ucap Alvin pada Cakka.
Cakka nampak kesusahan untuk meneguk ludahnya sendiri, ia pun mencoba untuk mengalihkan pembicaraan.
"Ee.. ini kaki lo parah loh Vin. Eh tolong panggilan tim medis dong!" ucap Cakka kaku.
"Apaan sih Kka, kaki gue gak papa ini, udah mana cepet ambilin hp gue!" ucap Alvin.
Mau tak mau Cakka pun langsung mengambilkan ponsel milik Alvin, namun usai menyerahkan ponsel itu kepada pemiliknya. Ia pun langsung izin ke toilet. Entah untuk apa.
"Nih ponsel lo, gue ke toilet bentar ya!" ucap Cakka berlalu pergi begitu saja dengan sedikit tertatih.
Alvin dan yang lainnya pun bingung melihat tingkah Cakka yang tak biasanya.
"Kenapa sih tuh anak, aneh banget!" gumam Obiet.
Deva, Ray, dan Ozy hanya menggindikkan bahu mereka, lain halnya dengan Alvin yang kini tengah fokus pada pesan terakhir yang masuk diponselnya.
*From : Sivia
Ok, semangat ya sayang tandingnya, aku juga sayang kamu!*Alvin langsung menautkan kedua alisnya, merasa ada yang tidak beres dengan pesan itu.
"Kapan aku sms kamu Vi, dan kenapa bisa ada balasan seperti ini?" batin Alvin.
Lelaki sipit itu nampak menggenggam erat ponselnya sambil menatap kearah Cakka yang kini sudah terlihat dari jauh."Lo kenapa Vin? Kok liatin Cakka gitu amat?" tanya Ray heran.
Alvin tak menghiraukan pertanyaan itu, kini ia justru tak sabar ingin menanyakan perihal isi chat terakhir Via diponselnya. Baru saja Cakka sampai, Alvin langsung menyodorkan isi chat diponselnya itu tepat didepan wajah Cakka.
Cakka sedikit mundur karena layar ponsel Alvin begitu dekat dengan wajahnya."Apa maksudnya ini?" tanya Alvin datar.
"Hah.. itu, emmm anu Vin, tadi Via nelponin lo terus sewaktu lo tanding dan terakhir dia nanya lo dimana, ya terpaksa gue bales, gue inget kata-kata lo waktu itu kalo..."
"Tapi kenapa isi chatnya lo hapus?" potong Alvin.
Cakka terlihat bingung, ia tak tahu harus bagaimana menjelaskan semuanya.
"Gue takut lo salah faham, beneran gue gak chat Via yang macem-macem kok," ucap Cakka lagi.
Alvin hanya diam sambil terus menatap kearah sahabatnya itu, bukan apa-apa, ia hanya ingin mencari kebohongan dimata lelaki itu, namun ia tak menemukannya.
"Tolong percaya sama gue," ucap Cakka lagi.
"Lain kali lo gak usah buka-buka isi hp orang Kka, itu kan privasinya Alvin," sahut Ray.
"Maafin gue ya Vin, gue gak..."
"Gue percaya kok sama lo," potong Alvin sembari mengambil tasnya dan bersiap untuk pergi dari tempat itu.
"Serius Vin?" tanya Cakka yang kini tengah berjalan menyusul Alvin yang sudah lebih dulu keluar dari tempat tersebut.
Alvin menoleh sekilas kearah sahabatnya itu, lalu mengangguk.
"Cabut yuk!" seru Alvin.
Cakka dan yang lainnya pun mengangguk setuju. Namun sebelum pulang, seperti biasa mereka selalu menghabiskan waktu bersama di sebuah tempat makan.
-
-
Kini tibalah Alvin cs di sebuah tempat makan langganan mereka, seperti biasa, Cakka lah yang paling antusias dalam hal makan-makan. Kini ia sudah lebih dulu memesan makanan favoritnya yaitu Mie Ayam, sementara Alvin dan yang lainnya hanya mengikuti saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Cinta Kita
Fiksi UmumSEGERA TERBIT Sah-sah saja jika seorang lelaki mengungkapkan cintanya kepada seorang gadis. Namun bagaimana jika seorang gadis nekat mengungkapkan cintanya kepada seorang lelaki? Akankah lelaki itu mau menerima dirinya? Atau malah sebaliknya? - Pena...