"Aduhhh Via, kok lo bego banget sih, kenapa lo lakuin ini semua ke Alvin? Bentar lagi lo bakal terpisah jauh dari Alvin, harusnya lo gak kayak gini!" Via terus merutuki dirinya.
-
-
Di saat Alvin tengah berjalan menuju kelas, tanpa sengaja ia bertemu dengan Zevana yang tengah membawa sebuah buku."Eh Vin, Via mana?" tanya Zevana.
"Di belakang," balas Alvin singkat.
"Owh, emmh ini gue titip ke elo aja ya, nih udah gue copy in kisi-kisinya, tolong bilangin ke Via totalnya Rp.35.000," ucap Zevana seraya menyerahkan buku tersebut pada Alvin.
Bukannya langsung mengambil buku tersebut, Alvin justru mengambil dompet di saku celananya dan mengeluarkan selembar uang Rp.50.000.
"Nih, thanks ya," ucap Alvin seraya mengambil buku tersebut dari tangan Zevana dan pergi begitu saja.
"Lah gue gak ada kembaliannya ini," teriak gadis itu.
"Ambil aja buat lo," sahut Alvin tanpa menoleh sedikit pun.
"Serius!" balas Zevana.
Tak ada tanggapan dari pemuda sipit itu, namun Zevana tak ambil pusing, melihat lembaran uang di tangannya, ia pun lalu berniat untuk pergi ke kantin.
-
-
Bell pulang sudah berbunyi 5 menit yang lalu."Vin, Kita duluan ya!" ucap Cakka, Ray dan juga Deva.
Alvin hanya mengangguk sambil berjalan dengan santainya menuju parkir.
"Itu Alvin, aku harus minta maaf sebelum semuanya terlambat," tukas Via di dalam hati, ia pun langsung menyusul lelaki sipit itu.
"Alvin!" panggil Via.
Alvin pun sontak menghentikan langkahnya, ia menoleh ke arah Via yang kini tengah berlari menyusulnya.
"Ada apa?" tanya Alvin.
"Maafin aku ya!" ucap Via.
"Udah, gak usah bahas itu dulu, oh iya 4 hari lagi aku pindah, aku harap sebelum aku pergi, kamu bisa temui aku di taman biasa, karna ada yang mau aku omongin sama kamu, aku pulang dulu, jangan lupa belajar! " pesan Alvin sebelum akhirnya ia pun memutuskan untuk pulang.
Via pun hanya mengangguk dan menghembuskan nafas pasrahnya, "Alvin pasti masih marah sama aku," batinnya seraya kembali melanjutkan langkahnya dengan gontai.
"Lo yang sabar ya Vi, lo harus kuat!" ucap kedua sahabatnya yang ternyata sudah berada di sampingnya saat ini.
"Thanks ya!" balas Via.
-
-
Setibanya di rumah, Via langsung mengerutkan keningnya saat melihat ibunya yang tengah sibuk berbicara lewat telpon.Saat menyadari kedatangan putrinya, Ny.Nia pun langsung mengakhiri telponnya.
"Tadi Via denger mama ngomongin soal liburan gitu, liburan ke mana ma?" tanya Via penasaran.
"Ke rumah eyang yang ada di Surabaya, kamu udah lama kan gak ke sana? Difa dan kedua orang tuanya juga lagi liburan di sana," ucap Ny.Nia.
"Via di rumah aja mah, lagian liburan kali ini Via udah ada janji sama temen," tolak Via.
"Jadi kamu gak mau ikut?" tanya Ny.Nia.
"Kalau mama mau ke sana, yaudah mama sama papa aja, Via gak bisa ikut," tolak Via lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Cinta Kita
General FictionSEGERA TERBIT Sah-sah saja jika seorang lelaki mengungkapkan cintanya kepada seorang gadis. Namun bagaimana jika seorang gadis nekat mengungkapkan cintanya kepada seorang lelaki? Akankah lelaki itu mau menerima dirinya? Atau malah sebaliknya? - Pena...