Selama di perjalanan Via hanya terdiam, ia masih memikirkan soal Debo.
"Kenapa lo harus dateng di saat gue mulai berhasil ngelupain lo Deb," batin Via.
Walaupun terkesan cuek, Alvin tentunya dapat merasakan perubahan pada Via kekasihnya itu, memang tak biasanya Via hanya diam selama di perjalanan.
Karna khawatir, Alvin pun memilih untuk menghentikan ninjanya."Loh, kok berhenti, rumah aku masih jauh Vin," protes Via.
"Aku gak akan nganter kamu pulang kalau kamu gak terus terang sama aku, kamu kenapa Vi? kok jadi pendiam gini, gak biasanya tau, biasanya kamu itu yang paling bawel," tutur Alvin.
"Kamu ngomong apa sih Vin? Aku baik-baik aja kok, aku udah bilang sama kamu, aku lagi pusing aja, gak enak badan," bantah Via.
Alvin langsung meletakkan telapak tangannya di kening gadis itu, "Kamu bohong," tukas Alvin.
"Kamu gak percaya sama aku?" tanya Via mulai kesal dengan sikap Alvin yang mulai berlebihan menurutnya.
"Badan kamu gak panas sedikit pun, tapi ya terserah lah, aku gak maksa kamu buat jujur kok, yaudah kita pulang," sungut Alvin yang kini memilih untuk kembali mengendarai ninja merahnya.
-
-
Rumah Alvin#"Pokoknya Keke gak mau pindah ma, terserah kalau mama sama papa mau pindah, Keke akan tetap tinggal di sini bersama oma," ucap Keke sembari berlari menuju kamarnya.
"Bagaimana ini Pa? Kita tidak mungkin membiarkan Keke tinggal terpisah sama kita," ucap Ny.Kintan.
"Nanti biar Papa Bicarakan hal ini sama Alvin, mungkin Alvin punya solusinya," ucap Tn.Robby dengan nada yang lebih tenang.
Tak lama kemudian, Alvin pun datang, ia melihat kalau kini kedua orangtuanya tengah duduk di ruang keluarga, Alvin pun memilih untuk menghampiri kedua orangtuanya itu.
"Mama sama Papa kenapa?" tanya Alvin seraya menghempaskan tubuhnya di sofa.
"Soal Keke Vin, dia masih kekeuh untuk tetap tinggal di sini, mama sama papa tidak mungkin membiarkan dia tinggal terpisah," jelas Ny.Kintan.
"Apa keputusan Papa untuk membeli rumah yang ada di Cirebon itu gak bisa ubah pa? Maksud Alvin ya gimana kalau kita tetap pindah tapi usahain jangan terlalu jauh dari Jakarta, tapi papa juga bisa bolak balik kerja dengan jarak yang gak terlalu jauh, intinya kita ambil jalan tengah biar sama-sama enak," usul Alvin.
"Hemmm ya sudah kalau begitu, nanti biar papa pikir-pikir lagi, terima kasih ya Vin atas usulannya," ucap Tn. Robby.
"Iya Pa, ma Alvin ke kamar dulu ya," pamit Alvin seraya bangkit dari tempat duduknya.
-
-
Keesokan harinya#
Setelah merundingkan semuanya, Tn.Robby dan juga Ny.Kintan pun sepakat untuk membatalkan pembelian rumah di Cirebon, sesuai dengan usulan Alvin kemaren, Tn.Robby pun memutuskan untuk membeli rumah yang jaraknya pun tidak terlalu jauh dari Jakarta yaitu di kawasan Bekasi."Bagaimana Ke?" tanya Tn.Robby pada putrinya itu.
"Ya Keke setuju kok, setidaknya Keke masih bisa main ke Jakarta," gumam Keke.
"Ya sudah kalau begitu, nanti siang pasca pulang sekolah, papa minta kamu temenin papa ya Vin, kita ke Bekasi," ucap Tn.Robby.
"Iya pa," balas Alvin sebelum akhirnya ia berpamitan kepada orang tua nya untuk berangkat sekolah.
-
-
Hari ini Alvin memang berangkat seorang diri, karna Via tidak ingin di jemput dengan alasan ingin berangkat bareng Ify dan juga Agni."Woy Vin, tumben lo berangkat sendiri? Bini lo mana?" tanya Cakka yang kini tengah mengendarai ninja hijaunya tepat di samping Alvin.
"Lagi pengen bareng sama temen-temennya," balas Alvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Cinta Kita
General FictionSEGERA TERBIT Sah-sah saja jika seorang lelaki mengungkapkan cintanya kepada seorang gadis. Namun bagaimana jika seorang gadis nekat mengungkapkan cintanya kepada seorang lelaki? Akankah lelaki itu mau menerima dirinya? Atau malah sebaliknya? - Pena...