"Gak, aku gak mau putus dari kamu Debo. Dan lo, ini semua gara-gara lo Viaaa, Sialan lo..." teriak Cahya sembari ingin menyerang Via.
Alvin yang melihat hal itu langsung menghalangi Cahya dan meminta Debo untuk membawa Cahya pergi dari kelas mereka.
"Deb, mending lo bawa dia keluar!" ucap Alvin.
Debo pun langsung menarik lengan Cahya dengan paksa, membawa gadis itu menjauh dari Via.
-
"Kenapa sih lo, doyan banget cari masalah?" ucap Alvin.Via melongo mendengar ucapan Alvin barusan, "kok Aku? Aku bahkan gak tau apa-apa, Cahya yang tiba-tiba dateng nyamperin aku," ucap Via.
"Gak akan ada asap kalo gak ada api," ucap Alvin sembari kembali ke tempat duduknya.
"Jadi kamu nyalahin aku? Terus kenapa tadi kamu malah nolongin aku?" tanya Via.
"Aku gak nolongin kamu, aku hanya gak ingin terjadi keributan di sini, pusing tau!"
Via langsung dia saat mendengar penuturan Alvin barusan, ia pun memilih untuk kembali ke tempat duduknya, dan menelungkupkan kepalanya di atas kedua tangannya yang terlipat di atas meja.
"Ayolah Vi, berhenti berharap, Alvin bukan untuk kamu!" batin Via.
"Woy Vi? lo kenapa?" tanya seorang gadis yang kini baru saja datang dan meletakan tasnya di atas meja. Ya, dia adalah Agni, teman sebangku Via.
"Gak papa," balas Via yang masih menelungkupkan kepalanya.
Karna tidak puas dengan jawaban Via, Agni pun menoleh ke belakang, tepatnya ke arah Ify yang sedari tadi sibuk mencatat. Ify pun mengerti maksud Agni dan langsung menjawab, "Habis di serang ama Cahya," ucap Ify setengah berbisik.
"oo" Agni membuatkan mulutnya, ia kembali berbalik ke arah Via.
"Udah, gak usah terlalu di pikirin, nanti kita bales tuh si Cahya," gumam Agni.
"Apa sih Ag, orang gue gak kenapa-napa, udah ah gue gak mau berurusan lagi sama anak labil itu," balas Via yang kini sudah mengangkat kepalanya.
"Lo akan terus berurusan sama dia kalo lo masih deket sama Debo," sahut Ify sambil terus melanjutkan aktivitasnya yaitu menyelesaikan tugas catatannya.
"Ya ampun Fy, gue sama Debo itu gak ada hubungan apa-apa, kita cuma temen biasa," jelas Via.
"Ck, Via... Via, kayak dia mau ngerti aja," balas Ify.
"Udah-udah, kok jadi ribut gini sih, intinya gini ya Vi, mulai sekarang mending lo jauhin Debo, karna hanya itu satu-satunya cara supaya lo gak berurusan lagi sama si Cahya itu," saran Agni.
Via hanya diam mendengar saran dari sahabatnya itu. Tak ingin ambil pusing karna memang ia tak ada niat untuk kembali dekat dengan Debo, Debo lah yang selalu mendekatinya.
Kini Via justru sibuk memikirkan tentang Alvin yang akhir-akhir ini bersikap aneh padanya, lelaki sipit itu terlihat peduli padanya, namum saat di tanya, Alvin selalu mengelak, seakan gengsi untuk mengakui semua itu. Entahlah mungkin ia melakukan hal itu karna Zahra tak lagi mendekatinya, kini Zahra justru semakin dekat dengan Abner, pikirnya.
-
-
Istirahat#
"Vin, ayo!" seru Cakka dengan bola basket yang sudah melekat di tangannya.Alvin pun beranjak dari tempat duduknya dan langsung menyusul Cakka.
Hal itu cukup menarik perhatian Abner yang sedari tadi hanya duduk di bangkunya. "Kayaknya gue harus ikutin mereka, buat cari tau di mana tempat biasa mereka main selain di sekolah ini," batin Abner. Ia pun berniat untuk mengikuti Alvin cs.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Cinta Kita
General FictionSEGERA TERBIT Sah-sah saja jika seorang lelaki mengungkapkan cintanya kepada seorang gadis. Namun bagaimana jika seorang gadis nekat mengungkapkan cintanya kepada seorang lelaki? Akankah lelaki itu mau menerima dirinya? Atau malah sebaliknya? - Pena...