Our Love Journey Part 42#

342 25 0
                                    

Kamar Keke#
Tok.. Tok.. Tok..

"Masuk, pintunya gak di kunci!" ucap Keke dari dalam kamar.

Alvin pun langsung masuk ke dalam kamar adiknya itu dan duduk di tepi ranjang.
Ia melihat kalau kini Keke tengah tiduran membelakanginya.

"Gue ngerti kok gimana perasaan lo saat ini, tapi lo juga harus ngerti kondisi Papa Ke, apa lo tega biarin Papa jauh dari kita, kasian Mama juga," ucap Alvin.

"Jadi Kakak setuju ikut pindah ke Cirebon?" tanya Keke yang kini sudah merubah posisinya menjadi duduk di samping kakak laki-lakinya itu.

"Ya, apa boleh buat!" ucap Alvin.

"Gue gak setuju! Terserah kalau Kakak mau ikut Mama sama Papa, Keke akan tetap di sini bersama Oma.

"Apa sih yang ngebuat lo tetep bersikeras untuk tetap tinggal di sini Ke?" tanya Alvin.

"Gue gak mau pisah sama temen-temen gue."

"Temen apa temen!"

"Temen lah, toh Kakak, bukannya Kakak udah jadian ya sama Kak Via, terus kalau Kakak ikut pindah, gimana sama Kak Via?" tanya Keke.

Alvin pun langsung terdiam saat mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut adiknya itu.
Pikirannya kini beralih kepada Via, sosok gadis yang baru saja menjadi kekasihnya.

"Hubungan gue akan tetap berjalan meski harus LDR."

"Yang namanya hubungan LDR itu gak mudah kak, banyak cobaannya."

"Intinya sih saling percaya aja Ke. Emmh udah malem, tidur gih!" seru Alvin sembari keluar dari kamar adiknya itu.

Keke hanya terdiam, menatap kepergian kakak laki-lakinya itu.
-
Taman#
"Dif, aku mau pulang!" ucap Via yang sedari tadi nampak begitu risih saat berada di samping Difa.

"Yaudah kita pulang, tapi inget, habis ini jangan pernah kamu temui Alvin lagi," ucap Difa sembari berjalan menuju mobilnya.

"Ya," balas Via seadanya. "Bodo amat gue ama lo, Alvin cowok gue, lo gak ada hak buat ngelarang gue!" batin Via.

Sepanjang perjalanan Via hanya diam saja, sambil memegang ponselnya yang lowbat.
-
Sesampainya di rumah#
Via langsung turun dari mobil Difa tanpa berkata apa-apa.

"Via!" panggil Difa saat Via ingin membuka pagar.

"Apa?" tanya Via sembari membalikkan tubuhnya.

"Habis ini langsung istirahat ya!" ucap Difa.

"Ya."

"Senyum dong, cemberut terus, yaudah aku pulang dulu ya! Miss You."

"Hemmmh."

Difa pun langsung melajukan mobilnya.
Saat itu juga Via langsung berlari menuju pintu depan dan menekan bell berkali-kali.

"Mamaaaa...!" teriak Via.

"Via ada apa sih kok teriak-teriak?" tanya Ny.Nia saat membukakan pintu.

Via tak mau menjawab, ia justru berlari ke kamarnya, tanpa peduli dengan ibunya yang sedari tadi sibuk menanyai dirinya.
-
Kamar Via#
"Kamu kenapa sih Vi?" tanya Ny.Nia lagi.

"Aku gak suka sama Difa!" ucap Via.

"Gak sukanya kenapa?"

"Dia bukan laki-laki yang baik Ma!"

"Kamu baru sekali ini jalan sama Difa, bagaimana bisa kamu langsung menilai dia yang bukan-bukan?"

"Jadi Mama lebih percaya sama dia di banding sama anak Mama sendiri? Ok fine, Terserah Mama. Tapi jangan harap Via mau sama Difa!" ucap Via sembari merebahkan tubuhnya tepatnya membelakangi ibunya.

Perjalanan Cinta KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang