11. Bersama bunda

23.5K 1.7K 59
                                    

Karena kebahagiaan yang selalu aku rindukan itu kini hadir dan memberi warna dalam hidupku. ****Kevin

Dengan wajah pucat dan rambut yang sedikit berantakan Kevin berjalan menuruni barisan anak tangga. Kepalanya masih terasa sakit. Sudah hampir 15 menit dia mencoba tidur, namun tak ada hasil. Meski matanya terpenjam tapi dia tidak bisa terlelap.

Setelah selesai melepas rindu dengan bundanya tadi, cowo itu memang langsung disuruh Mika untuk beristirahat di kamar selagi wanita itu membuat bubur. Tapi karena terlalu lama dia menunggu kedatangan Mika yang tak kunjung muncul dan membuat dia jadi jenuh, dia pun memutuskan untuk turun ke bawah. Dan di sini lah dia sekarang, di depan meja bar dengan pandangan yang terfokus pada Mika yang sedang sibuk menata piring dan gelas ke atas nampan.

Cowo itu tersenyum nakal ke arah Mika, lalu berjalan mendekati bundanya dan memberikan kecupan singkat di pipi Mika. Mika pun melongo melihat kelakuan putranya. Wanita itu mengalihkan pandanganya ke Kevin kemudian menatap putranya lekat.

"Adek, kenapa kamu turun, Bunda baru mau naik bawa bubur buat kamu?" Mika bertanya dan disugui cengiran lebar dari Kevin.

"Abis Bunda lama sih, jadi aku ke sini deh." Jawab Kevin polos. Cowo itu pun langsung meraih nampan yang berada di tangan Mika. Kemudian meletakan baki itu ke meja makan.

"Aku mau makan di sini aja deh, Bun." Cowo itu menarik kursi dan duduk di depan meja makan. Mika yang melihat wajah pucat putranya langsung menolak keinginan Kevin. Wanita itu menggeleng pelan.

"Enggak! Di kamar aja ya... Kepala kamu pasti masih sakit, kan? Demam kamu belum turun." Mika kembali ingin menyentuh kening Kevin, namun sebelum telapak tangan Mika tertempel dengan kening Kevin, Kevin sudah menghentikan gerakan tangan Mika. Cowo itu tersenyum lembut lalu menyuruh bundanya duduk di sampingnya.

"Aku baik-baik aja Bunda." Ucap Kevin berbohong. Karena benar saja meski tak di tampakan kepalanya masih terasa pening. Kemudian dia menyodorkan mangkuk buburnya ke hadapan Mika.

"Suapain Kevin dong Bunda, Kevin gak punya tenaga buat makan, nih." Pinta Kevin manja, cowo itu menyandarkan kepalanya di bahu Mika, berlaga sok lemes dan sakit. Kemudian saat Mika lengah anak itu kembali menempelkan bibir pinknya ke pipi Mika. Membuat Mika respon memegang pipinya yang habis di kecup Kevin untuk kedua kalinya. Mika hanya geleng-geleng melihat kelakuan anaknya yang satu ini.

Rasanya sudah sangat lama dia tak melihat Kevin bermanja seperti ini. Anaknya itu terlihat menggemasan saat sedang bermanja. Dulu sewaktu kecil Kevin sangat suka bermanja ria pada Mika. Dia akan melakukan apapun supaya dia mendapatkan perhatikan dari sang bundan. Tapi itu dulu, dulu sekali saat Kevin masih duduk di kelas 4 SD dan sekarang anak itu sudah tumbuh menjadi remaja yang tampan.

Mika tersenyum sendu, dalam hati wanita itu menyesali semua waktu yang telah terlewati. Menyesali waktu yang dia habiskan tanpa dapat menggenggam tangan Kevin. Dia menyesal karena tak dapat menjadi ibu yang baik untuk Kevin.

Wanita itu mengelus lembut pucuk kepala Kevin. Sesuatu yang selalu di sukai Kevin yaitu, sentuhan lembut tangan sang bundan yang mengelus pucuk kepalanya.

Sudah sangat lama mereka tak saling berbicara, sudah sangat lama mereka mengabaikan hubungan anak dan ibu, serta sudah sangat banyak waktu yang terlewati.

Luka, rasa sakit, dan kerinduan. Semua yang selalu menemani. Semua yang membuahkan penyesalan.

Untuk waktu yang sudah berlalu. Untuk waktu yang tak dapat terganti. Untuk sesuatu yang telah menghilang. Untuk semua luka yang tak dapat terobati. Mereka bertekad memperbaiki semuanya. Tanpa menoleh ke belakang, tanpa menghiraukan rasa sesal. Mereka pun bertekat menebus semua waktu yang hilang dengan kebersamaan. Menikmati setiap detik waktu yang mereka miliki sebelum akhir kisah itu datang menjemput. ****ANOTHER🍁

"Anak Bunda manis banget sih kalo lagi manja gini." Mika berkomentar dan membuat senyum cool Kevin terhias di wajah tampan putranya. Cowo itu manggut-manggut lalu bergaya sok kegantengan di depan Mika. Dia mengatakan kalau dia memang udah manis dari lahir.

"Bunda sih kebanyakan makan gula waktu ngidam aku, jadi aku ke manisan kan. " Mika terkekeh mendengar celetoan Kevin. Dia mencubit hidung mancung putranya gemas. Membuat Kevin kegelian.

"Kamu tuh bisa aja."

Kevin tersenyum samar. Tidak ada hal yang paling menyenangkan selain menghabiskan waktu bersama bunda.

Semua ini bagaikan mimpi untuk Kevin. Semua yang terjadi di hari ini, sesuatu yang tak pernah cowo itu pikir akan terjadi. Kesempatan untuk bisa berdekatan lagi dengan bundanya, bisa bercanda, dan bermanja ria dengan sang bunda, itu semua adalah hadiah dari Tuhan yang paling indah. Jadi, bila pahitnya tuhan akan mengambil nyawanya saat ini, dia ikhlas. Karena meski hanya sebentar dia sudah merasakan rasanya disayang.

*

*

*

*

*

*

*

*

*

A

N

O

T

H

E

R

*

*

*

*

*

Hehe singkat banget ya ceritanya, aku lagsung update 2 part kok hari ini, jadi jangan sedih. Part ini emang pendek karna cuman bonus, di part selanjutnya aku bikin lebih panjang dari part sebelumnya :)

Thanks yang udah vote and command dan juga udah yang udah setia menunggu :)

9.MEI.2017


ANOTHER (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang