22. Pulang

21.4K 1.6K 126
                                    

Di ruang rawat VVIP itu Bayu masih setia menunggu kesadaran Kevin. Ini sudah 11 jam sejak Kevin tak sadarkan diri di dalam mobil sports miliknya, dan hingga saat ini anak itu belum juga mau membuka matanya yang masih tertutup rapat. Dan tentunya hal itu membuat Bayu semakin merasa gelisah.

Cowo itu menoleh ke arah bingkai foto di atas nakas samping tempat tidur Kevin. Sebuah foto Bayu, Kevin, Alvin dan Vino kecil terpajang di sana. Sebenarnya bukan hanya itu foto mereka yang berada di dalam ruang rawat Kevin. Masih ada beberapa lagi yang terpajang di dinding ruangan itu.

Kalian pasti merasa aneh kenapa bisa ada foto-foto itu. Tapi percaya gak percaya ruang rawat VVIP yang di tempati Kevin saat ini adalah ruang rawat khusus untuk Kevin yang sengaja di desain seperti kamar Kevin oleh Om Aldi. Karena begitu seringnya Kevin keluar masuk rumah sakit. Om Aldi pun menyediakan kamar rawat itu untuk Kevin. Tujuannya sih supaya Kevin gak kabur-kaburan dan merasa nyaman berada di sana. Tapi karena sifat Kevin yang keras kepala hal itu jadi sia-sia. Karena Kevin masih tetap saja kabur.

Bayu menatap gambar seorang cowo yang sebaya dengannya, seorang cowok yang tidak lain adalah mendiang sahabatnya yang kini sudah pergi mendahuluinya ke sisi Tuhan. Dengan tatapan lekat dan penuh luka cowo itu bergeming.

"Jangan ambil dia, No! Lo yang nyuruh gua buat jagain dia, Jadi jangan bikin gua kaya orang tolol dengan lo ambil dia dari gua."

Sesaat Bayu menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya, kemudian kembali memfokuskan pandangannya pada Kevin yang masih memejamkan mata dengan wajah damai. Meski tak pernah dia katakan tapi ini adalah hal yang sangat dia benci. Karena pada saat seperti ini tak ada yang dapat dia lakukan.

****

Alex mempersilahkan dua orang pria berjas hitam masuk ke dalam ruang kerjanya. Kemudian tampa ragu dia pun menyuruh kedua orang itu untuk duduk di depan meja kerjanya. Sesaat Alex terdiam. Hening pun meneman, namun itu hanya sesaat, hingga Alex memberikan selembar foto pada kedua orang berjas hitam itu.

"Tolong cari mereka." Perintah Alex dan di jawab anggukkan oleh kedua orang itu. Kemudian jari Alex menunjuk gambar seorang anak yang memiliki mata yang sama dengannya. "Anak ini, tolong pastikan kalau anak ini baik-baik saja!" Lanjut Alex.

"Baik, Pak!"

"Cari mereka secepatnya! Sebelum matahari terbenam aku ingin kalian sudah menemukan mereka!"

Beberapa saat kemudian kedua orang berjas hitam itu pun pergi meninggalkan ruangan kerja Alex. Meninggalkan Alex yang kembali termenung seorang diri di dalam sana.

*****

Hari di mana hanya ada kebahagiaan yang aku rasa. Aku pikir hari itu tak akan pernah ada. Tapi Tuhan, untuk kehidupan yang telah Ngkau berikan padaku. Aku mohon, untuk sekali ini saja, izinkan aku untuk bersikap egois... Untuk sekali ini saja, izin kan aku untuk bisa merasakan cinta dan kebahagiaan bersama mereka...

Untuk yang terakhir kali dalam hidupku, untuk semua waktu yang telah menghilang, untuk segala kesalahan yang telah aku perbuat, berikan aku kesempatan untuk bisa membuat kenangan indah bersama mereka. Untuk yang terahir kali sebelum Engkau mengambil nyawaku, aku mohon Tuhan...

******

Langkah kaki Mika yang ingin mendekat ke ruang rawat Alvin terhenti saat ada seseorang yang tiba-tiba memeluknya dari belakang. Sesaat Mika terpaku. Kehangatan yang di saluran dari tubuh seseorang yang memeluknya itu terasa meneduhkan. Dan wanita itu tau siapa orang yang memeluknya saat ini. Siapa lagi kalau bukan putra manjanya Kevin.

Yaa, sejak dua hari yang lalu, lebih tepatnya setelah Kevin menghilang dan kembali ke rumah, hubungan Mika dan Kevin menjadi lebih dekat. Jarak yang pernah memisahkan hubungan antar anak dan ibu pun menghilang. Lalu dari kedekatan itu Mika pun menemukan sesuatu yang tak pernah berubah dari putranya, yaitu sifat manja Kevin. Meski sudah berusia 17 tahun tapi anak itu masih manja seperti Kevin kecil.

ANOTHER (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang