Di saat rasa lelah itu kembali hadir dan membuat aku ingin mengahiri semuanya, sosok kasih mereka selalu datang dan mengutkan ku. Mereka yang selalu ada bahkan lebih dari kedua orangtuaku. Bukankah tuhan adil, karena meski bukan dari orangtua kandungku, aku masih di beri kesempatan untuk merasakan kasih sayang dari seorang ayah dan ibu. Hanya saja, mungkin aku yang terlalu naif dan egois yang masih merasa kurang cukup dengan apa yang aku miliki. Aku masih berhapap pada ayah dan bunda kandungku. berharap banyak, kalau suatu saat nanti mereka bisa mencintai aku seperti mereka mencintai kak alvin saat ini. ****Kevin****
******
Kevin membuka matanya perlahan lahan dan memaksakan diri bangkit dari tidurnya. Tubuhnya masih terasa lemas tak bertenaga. Bagaimana tidak, dia baru sadar setelah pingsan 12 jam lamanya, bagaimana tubuhnya tidak terasa kaku. Dan lagi, semalam dia sempat mimisan sebelum pingsan yang membuat tubuhnya semakin lemas tak berdaya.
Untuk sesaat Kevin menoleh ke tangan kananya yang tertancap jarum infus. Sebuah senyum sendu pun terhias di bibir tipis anak itu. Lagi-lagi seperti ini dan lagi-lagi seperti ini. Dia benar-benar benci pada dirinya yang selalu merepotkan orang lain. Ah... kenapa tubuhnya begitu lemah? kenapa dia harus kambuh semalam dirumah bayu lagi. Kevin benar-benar menyesalinya. anak itu menghela nafas panjang dan kembali memejamkan matanya sesaat.
Setelah Kevin pingsan semalam, Kevin tak bisa mengingat apapun. Tentang siapa yang menolongnya, bagaimana dia bisa berada dia atas tempat tidur, dan apa yang terjadi setelah itu. Dia benar-benar tidak ingat apapun. Yang dia ingat saat itu adalah saat pandanganya perlahan-lahan berubah menjadi gelap dia melihat sosok Kak Vino berjalan ke arahnya lalu mendekapnya erat dan menghilangkan segala rasa sakit dari tubuhnya. Hanya itulah yang dia ingat.
Dan jujur saja, dia pikir setelah itu dia tak akan bisa kembali membuka matanya lagi. Tapi nyatanya, Tuhan masih menyuruh dia untuk berjuang dan bertahan di sini.
Lamuna Kevin buyar saat Seorang wanita masuk ke kamar Bayu. Dengan sebuah baki berisi bubur dan obat wanita yang masih terlihat cantik diusianya yang menjelang 37 tahun itu pun berjalan mendekat ke arah Kevin. Tak ada rasa terkejut di benak Kevin saat melihat sosok wanita itu. Karena saat dia melihat tanganya tertusuk oleh jarum infus, dia tau kalau mereka sudah pulang. Mereka.. Orangtua angkat Kevin yang lebih menyayangi Kevin ketimbang orang tua kandungnya sendiri.
Untuk sesaat, wanita itu tersenyum hangat pada Kevin, mengecup lembut kening Kevin, dan duduk di samping Kevin sambil menatap Kevin dengan pandangn cemas. Mengingat kejadian semalam membuat Natalia merasa takut. kalau saja semalam Aldi dan Natalia tak pulang ke rumah lebih cepat mungkin sesuatu yang buruk akan benar-benar terjadi pada Kevin. tapi syukurlah anak itu saat ini sudah baik-baik saja.
"Apa kepala kamu masih terasa sakit? " Tanya wanita itu lembut. Kevin pun mengangguk dan berkata jujur bahwa kepalanya masih terasa sakit dan tubuhnya masih terasa lemas. Untuk sesuatu yang jarang anak itu lakukan, dia berkata jujur akan keadaanya.
Mendengar keluhan anak angkatnya itu Natalia pun langsung mengelus lembut pucuk kepala Kevin dan mengecupnya seakan-akan itu adalah sebuah mantra sihir yang mampu mematahkan rasa sakit kevin. Kevin pun hanya tersenyum menikmati sentuhan lembut ibu angkatnya itu.
Untuk sesuatu yang tak pernah bisa Kevin dapatkan dari orang tua kandungnya. Beruntung, karena dia selalu mendapatkannya dari mereka. Karena itu, meski terdengar egois tapi pada saat sedang sakit seperti ini Kevin pasti akan berubah menjadi anak yang manja di depan Natalia dan meminta kasih sayang wanita itu. berbeda saat di depan bundanya, dia akan berusaha menyembunyikan semua rasa sakitnya dan bersikap kuat, tapi di depan Natalia anak itu menjadi Kevin yang sangat jujur.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANOTHER (END)
Teen Fiction"Karena gua kakak lo! Gua yang akan ngelindungin lo! bukan lo yang melindungi gua! jadi jangan bersikap seolah-olah lo pelindung gua dan bikin gua keliatan kaya kakak yang gak berguna!" Alexandar Alvin. "Apa lo tau seberapa takutnya gua saat lo di b...