19. Death

23.1K 1.7K 122
                                    

Bayu mengikuti Kevin yang keluar dari mobil. Setelah tadi menyeksikan Kevin kembali kesakitan di dalam mobilnya, rasa kawatir kembali menyelimuti hati Bayu. Cowo itu jadi ragu ingin melepas Kevin sendirian di dalam rumahnya. Karena di dalam rumah itu tak ada satu orang pun yang tau tentang kondisi Kevin. Bayu takut, kalau tiba-tiba Kevin pingsan dan tak ada orang yang menolongnya. Karena kalau hal itu sampai terjadi, itu akan berbahaya untuk nyawa Kevin.

"Jangan lupa di minum obatnya." Bayu kembali mengingatkan Kevin akan obatnya. Entah sudah berapa kali cowo itu mengingatkan Kevin untuk meminum obatnya, Kevin sampai bosan mendengar perintah Bayu yang di ulang-ulang itu."Di rumah lo gak ada orang kan? Kalau nanti sakit kepala lo kumat lagi, lo bisa telpon gua. Dan...."cowo itu terdiam sesat kemudia menatap Kevin penuh harapan. "Apa perlu gua nginep di rumah lo?" Usul bayu yang tentunya langsung di tolak Kevin mentah-mentah.

Cowo itu memutar bola matanya dan berdecak sebal melihat tingkah Bayu yang sok jadi bapak-bapak dan memperlakukannya seperti anak bocah terus. Karena jujur saja sikap Bayu yang seperti itu melukai harga diri Kevin.

"Gua udah gak papa, jadi jangan tatap gua dengan tatapan menjijikan begitu." Umpat Kevin kesal. Cowo itu memajukan bibirnya dan bergumam." Lagian dari pada buntutin gua mulu mending juga lo cepet cari cewe."

"cih, anak bau kencur gak usah laga-lagaan nasehatin gua, kencing aja belom lurus lo." timpal bayu sekenanya. "Lagian gua bersikap kaya gini tuh, karena gua peduli, tapi lo nya batu banget. Orang kaya lo itu butuh perhatian kusus. Butuh baby sitter. Apa perlu lo gua sewain Baby sitter yang cantik? Di rumah sakit bokap gua juga banyak perawat yang cantik, tuh. Lo mau?"

"Sialan, lo pikir gua bayi?!"Saut Kevin kesal, "lagian dari pada lo nyariin gua baby sitter mending lo cari calon istri buat anak-anak lo."

"Anjing, punya anak aja belom, gua."

"Udah lah, balik sana, tar nyokap lo nyariin lagi."

Kevin memutar tubuh Bayu dan mendorong nya, memaksa sahabatnya itu untuk berjalan masuk ke dalam mobil. Namun baru beberapa langkah Bayu berjalan cowo itu kembali menghentikan langkahnya, membuat Kevin kesulitan untuk mendorong tubuh sahabtanya.

Untuk bebrapa saat posisi itu tak berubah hingga Bayu kembali bersuara dengan suara yang sangat lirih dan tatapan sendu.

"Vin..."dia terdiam sesaat, matanya menatap lekat Kevin tepat di manik mata."Jangan lakuin hal itu... gua mohon sama lo..." lanjutnya lirih. Kemudian sebuah senyuman terhias di bibir Bayu namun sorot mata sendu itu masih terlihat di matanya. Membuat Kevin terpaku melihatnya, karena jujur saja, untuk sekian lama dia mengenal Bayu, baru kali ini dia melihat wajah frustasi Bayu.

Selama ini Bayu tak pernah menunjukanya pada siapapun, menunjukan perasaan yang sebenarnya pada orang lain. Karena selama ini dia selalu tampil kuat dan ceriah di depan orang lain, bahkan saat Vino meninggal pun cowo itu tak menangis. Dan untuk kali ini...

Tangan Bayu menyentuh pucuk kepala Kevin. Hal yang sagat di sukai Kevin dari kecil yaitu saat ada tangan hangat yang menyentuh pucuk kepalanya dan mengelus rambutnya. Seperti saat Vino masih ada, kakaknya itu selalu melakukan hal yang sama guna membuat Kevin menurut padanya. Dan kali ini hal itu di lakukan oleh Bayu.

"Lo harus nurut sama ucapan kakak lo, biar gak jadi adek durhaka." Ucap Bayu lembut. "Besok pagi gua balik lagi buat jemput lo." Cowo itu menpuk-nepuk bahu Kevin." Gua balik dulu." Ucapnya sembari berlalu dan meninggalkan Kevin yang masih mematung.

*****🍀

Dari semua hal di dunia ini, selain ketakutannya di tinggal pergi oleh Alvin, Kevin memiliki satu ketakutan lagi yang tak pernah dapat dia hilangkan. Yaitu ketakutannya pada sosok Alex. Pada sososk yang selalu memberi luka di tubuh maupun hatinya. Pada sosok seorang ayah yang dulu sangat penyayang pada Kevin dan tiba-tiba berubah menjadi sososk ayah yang begitu menakutkan stelah meninggalnya Vino. Pada sosok seorang ayah yang selalu membencinya dan selalu dia hindari saat ini.

ANOTHER (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang