Satu bulan kemudian...
Mobil itu berhenti tepat di depan sebuah rumah mewah. Untuk sesaat seorang remaja yang duduk di bangku di samping pengemudi menatap sendu rumah mewah itu. Ada sebuah kerinduan yang dia rasakan dan ada sebuah rasa sakit yang begitu mengganggu saat dia melihat rumah itu.
Entahlah...
Remaja itu juga tak begitu mengerti dengan perasaan yang sedang dia rasakan saat ini. Namun satu hal yang wajib dia laukan, yaitu tersenyum. Dia tak boleh membiarkan bundanya melihat ada kesedihan di matanya. Karena kalau bundanya mengetahuinya, bundanya pasti akan menangis lagi dan Kevin tak mau melihat bundanya kembali menangis.
Untuk satu bulan ini pasca Kevin koma, Kevin tau bahwa hal tersebut sangat lah berat bagi bundanya. Bundanya seorang diri menjaga dan merawat Kevin di rumah sakit, pasti itu sangat melelahkan. Jadi Kevin tak ingin melihat wajah sedih bundanya lagi. Karena selama itu, disetiap malam setelah Kevin tersadar, Kevin sering melihat bundanya menangis. Entah itu menangis karena keadaan Kevin atau karena hal lain. Namun satu hal yang pasti, itu begitu menyakitkan untuk Kevin. Karena bukannya membuat bundanya bahagia tapi Kevin malah lebih banyak membuat bundanya bersedih. Kevin memang anak yang payah.
Mika melepas safety belt lalu menoleh pada putra bungsunya yang masih menatap ke luar jendela. Wajah Kevin saat ini masih tampak pucat. Karena benar saja, seharusnya anak itu masih belum boleh pulang, namun nakalnya Kevin, dia terus merengek meminta pulang seperti anak kecil. Dan pada akhirnya karena tidak tega Mika pun meminta izin pada dokter supaya Kevin bisa di pulangkan lebih cepat. Dan ini lah yang terjadi, Kevin di perbolehkan pulang cepat dengan syarat dia tak di izinkan bersekolah dulu selama dua minggu dan wajib melakukan terapi hingga benar-benar pulih. Kondisi kevin memang sudah membaik dan dia di izinkan pulang, tapi dia masih harus menjalani rawat jalan.
"Kamu pasti kangen ya pulang ke rumah?"
Pertanyaan Mika membuyarkan lamunan Kevin dan membuat Kevin menoleh.
Untuk sesaat Kevin membalas senyuman yang di berikan bundanya lalu mengangguk pelan. Anak itu pun mengatakan bahwa dia sudah sangat tidak sabar untuk bertemu dengan adik, kakak, bibi, dan juga ayahnya. Anak itu bilang bawa dia sangat merindukan mereka. Dan entah mengapa detik itu, setelah Kevin selesi berbicara, pelukan pun Kevin dapatkan dari Mika. Sebuah pelukan erat dan isak tangis yang terdengar begitu memilukan di telinga Kevin. Sesuatu yang selalu bundanya lakukan akhir-akhir ini saat Kevin membicarakan atau menanyakan tentang ayah dan Kak Alvin. Sesuatu yang membuat Kevin kesakitan dan bertanya- tanya mengapa bundanya seperti itu.
Apa telah terjadi sesuatu?
Kevin benar-benar tidak tau. Tapi meski begitu Kevin akan terus berusaha berfikir positif. Dia tak mau memikirkan hal buruk yang membuat kepalanya jadi sakit. Lagipula bunda juga tak mengatakan apa-apa sampai detik ini, dan kalau memang ada hal buruk yang terjadi bundanya pasti akan bilang, pada Kevin. Terlebih lagi ini sudah sebulan sejak Kevin tersadar. Sudah cukup lama, kan?
Dan soal kenapa hanya bunda nya yang datang merawatnya di rumah sakit. Untuk hal itu Kevin memaklumi. Alex membenci Kevin, logikanya mana mau pria itu datang untuk menjenguk Kevin. Apalagi Kevin mengingkari janjinya.
Lalu Kak Alvin, mungkin anak itu masih marah terhadap Kevin karena donor jantung itu. Tapi meski marah seharusnya Alvin tak perlu sedingin itu samapi-sampai tak mau menjenguk Kevin sekalipun di rumah sakit. Sungguh mengesalkan. Jadi Kevin bertekat saat bertemu kakaknya nanti Kevin akan mengomel dan meminta maaf pada kakanya.
Mika melepaskan pelukannya lalu mengecup kening Kevin lembut. Ini adalah momen terberat untuk Mika. momen yang sebenarnya tak ingin Mika lalui. Namun wajib Mika lalui dan Mika harus tetap tegar menghadapinya, karena kalu dia juga rapuh bagaimana dengan Kevin nanti. Siapa yang akan mengutkan anak itu saat kehancuran kembali menerpanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANOTHER (END)
Teen Fiction"Karena gua kakak lo! Gua yang akan ngelindungin lo! bukan lo yang melindungi gua! jadi jangan bersikap seolah-olah lo pelindung gua dan bikin gua keliatan kaya kakak yang gak berguna!" Alexandar Alvin. "Apa lo tau seberapa takutnya gua saat lo di b...